Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Culturally Responsive Teaching: Pengertian, Prinsip, dan Manfaatnya  

Kompas.com - 10/03/2025, 16:00 WIB
Culturally Responsive Teaching Sumber Gambar: Freepik.com Culturally Responsive Teaching
Rujukan artikel ini:
Bukan Guru Biasa: Menggagas Pendidikan…
Pengarang: Dr. Tuswadi
Penulis Rofik
|
Editor Laila Wulanalfi

Dalam dunia pendidikan yang semakin beragam, memahami latar belakang budaya siswa menjadi hal yang sangat penting.

Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah pendekatan yang mengakui, menghargai, dan mengintegrasikan budaya siswa ke dalam proses pembelajaran.

Dengan menerapkan CRT, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghormati keberagaman.

Metode ini membantu siswa merasa lebih dihargai, terhubung dengan materi yang dipelajari, dan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif di kelas.

Pendidikan yang responsif terhadap budaya bukan hanya soal mengenal perbedaan, tetapi juga tentang bagaimana menggunakannya sebagai kekuatan dalam proses belajar-mengajar.

Lalu, bagaimana sebenarnya konsep Culturally Responsive Teaching ini diterapkan, dan apa saja manfaatnya bagi siswa serta tenaga pendidik? Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Culturally Responsive Teaching

Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan strategi mengajar dengan latar belakang budaya, pengalaman, dan perspektif siswa.

Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif karena setiap siswa merasa dihargai dan diakui dalam keberagaman mereka.

Dalam CRT, guru berperan sebagai fasilitator yang memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya siswa ke dalam proses pembelajaran.

Metode ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, tetapi juga memperkuat identitas serta rasa percaya diri mereka.

Dengan menerapkan CRT, guru dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata yang relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang.

CRT juga membantu mengurangi kesenjangan akademik dengan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang adil terhadap pembelajaran yang bermakna.

Prinsip-Prinsip dalam Culturally Responsive Teaching

Culturally Responsive Teaching (CRT) memiliki beberapa prinsip utama yang membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan relevan bagi semua siswa.

1. Menghargai Keberagaman Budaya

Guru harus memahami dan menghargai latar belakang budaya setiap siswa agar pembelajaran dapat lebih bermakna dan inklusif.

2. Membangun Hubungan Positif dengan Siswa

Interaksi yang baik antara guru dan siswa akan menciptakan rasa nyaman serta meningkatkan motivasi belajar.

3. Menghubungkan Pembelajaran dengan Pengalaman Siswa

Materi yang diajarkan sebaiknya dikaitkan dengan pengalaman nyata yang relevan bagi siswa agar lebih mudah dipahami.

4. Menggunakan Berbagai Strategi Pembelajaran

Metode pengajaran yang variatif membantu memenuhi gaya belajar yang berbeda-beda di dalam kelas.

5. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa

Siswa diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka dalam proses pembelajaran.

6. Memanfaatkan Sumber Belajar yang Beragam

Buku, media, dan materi ajar yang mencerminkan keberagaman budaya akan memperkaya pemahaman siswa.

7. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa diajak untuk menganalisis dan memahami berbagai perspektif agar lebih terbuka terhadap perbedaan.

8. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif

Kelas harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa, tanpa diskriminasi atau stereotip.

9. Melibatkan Keluarga dan Komunitas

Kerja sama dengan keluarga serta komunitas dapat mendukung pembelajaran yang lebih efektif dan kontekstual.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

10. Refleksi dan Pengembangan Diri Guru

Guru harus terus mengevaluasi dan mengembangkan pendekatan mereka agar tetap relevan dengan kebutuhan siswa.

Manfaat Penerapan Culturally Responsive Teaching

Penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT) memberikan banyak manfaat bagi siswa, guru, dan lingkungan belajar secara keseluruhan.

1. Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan Siswa

Ketika siswa merasa budaya mereka dihargai, mereka akan lebih termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif

Dengan mengakomodasi keberagaman, kelas menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

3. Meningkatkan Pemahaman Antarbudaya

Siswa dapat memahami dan menghargai perbedaan budaya sehingga tumbuh rasa saling menghormati.

4. Memperbaiki Hasil Akademik Siswa

Metode pengajaran yang relevan dengan pengalaman siswa dapat membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.

5. Mengurangi Kesenjangan Pendidikan

CRT membantu siswa dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan kesempatan belajar yang setara.

6. Membantu Pengembangan Identitas Siswa

Siswa dapat merasa lebih percaya diri karena budaya dan identitas mereka diakui dalam lingkungan sekolah.

7. Mempermudah Guru dalam Mengajar

Guru yang menerapkan CRT dapat lebih mudah membangun hubungan dengan siswa dan menciptakan pembelajaran yang menarik.

8. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Dengan membahas berbagai perspektif budaya, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan reflektif.

9. Mempererat Hubungan Sekolah dengan Komunitas

Kolaborasi antara sekolah dan komunitas dapat membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan suportif.

10. Membentuk Generasi yang Lebih Toleran dan Terbuka

Siswa yang terbiasa dengan keberagaman akan lebih siap menghadapi dunia yang multikultural dan dinamis.

Menerapkan Culturally Responsive Teaching (CRT) bukan sekadar tren pendidikan, tetapi sebuah kebutuhan dalam menghadapi keberagaman siswa di kelas.

Dengan memahami dan menghargai budaya siswa, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan bermakna.

Metode ini bukan hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga membantu siswa dalam membangun identitas dan rasa percaya diri mereka.

Di era globalisasi, pembelajaran yang menghormati keberagaman budaya akan mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang lebih toleran dan berpikiran terbuka.

Namun, keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada metode mengajar, tetapi juga pada kualitas tenaga pendidik yang sadar akan perannya dalam membentuk masa depan siswa.

Untuk itu, buku Bukan Guru Biasa: Menggagas Pendidikan Indonesia Berdaya hadir sebagai bahan refleksi bagi para pendidik dalam meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

Buku ini membahas berbagai kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik, mulai dari profesionalisme hingga penerapan ilmu sosiologi dalam pendidikan.

Dengan memahami esensi peran guru dalam dinamika pendidikan, diharapkan Indonesia dapat mencetak generasi yang lebih unggul dan berdaya saing.

Jika kamu ingin menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia pendidikan, buku ini bisa menjadi panduan yang tepat untukmu.

Jangan lewatkan kesempatan untuk memperdalam wawasan dan meningkatkan kualitas mengajarmu dengan membaca Bukan Guru Biasa: Menggagas Pendidikan Indonesia Berdaya!

Dapatkan bukunya segera di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau