Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Jadi Pemimpin yang Dihargai? Inilah Kuncinya

Kompas.com - 02/10/2022, 09:02 WIB
Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo
Rujukan artikel ini:
Sepi
Pengarang: Pijar Psikologi
Penulis Raditia Yoke
|
Editor Ratih Widiastuty

Pernah kah kamu merasa ada yang salah dengan pemimpinmu? Pernah kah kamu melihat hubungan yang tidak baik di sebuah tim? Pernah kah kamu merasa tidak adanya hubungan baik antara kamu dengan orang lain? Hal ini bisa saja terjadi karena minimnya peran empati di dalamnya.

Sadar atau tidak, empati begitu penting bagi keberlangsungan hubungan satu sama lain, terutama hubungan dalam tim.

Jika pemimpin tidak memiliki empati yang baik, bukan hanya timnya saja yang terdampak, namun juga perusahaannya akan terancam.

Memangnya, empati itu apa sih?

Supaya tidak salah mendefinisikan, mari kita lihat dari sumber yang terpercaya, dilansir dari Psychology Today, empati berarti kemampuan untuk mengenali, memahami, dan berbagi pikiran serta perasaan kepada orang lain atau bahkan hewan sekali pun.

Ada berapa jenis empati?

Fika Nadia, kontributor penulis buku Sepi, dalam acara Teras Belajar x Gramedia menyampaikan, “Empati ada dua, kognitif empati dan afektif empati. Pemimpin penting untuk bisa masuk ke afektif empati, tidak hanya sampai di kognitif empati, karena ia harus memahami perasaan orang lain, tidak hanya sampai di logika saja. Jadi, empati bagi pemimpin itu penting sekali. Jika tidak, ia akan terus memanipulasi orang-orang di sekitarnya bahkan bisa sampai mengganggu masa depan perusahaan, ini bahaya sekali.”

Kemampuan ini bisa dilatih, tidak muncul begitu saja.

Namun, memang harus ada keinginan dan kesadaran dalam diri sendiri untuk memunculkan rasa empati ini.

Jika pemimpin ingin timnya produktif dan memberikan hasil maksimal untuk perusahaan, empati bisa jadi solusi pertama.

Apa peran empati ke produktivitas tim?

Yang paling utama, tanpa adanya empati saat berhubungan dengan banyak orang, tentunya akan membuat tim tidak suka, dan berdampak ke hasil kerja mereka.

Contohnya, ketika pemimpin tidak memiliki empati, ia bisa jadi akan memberikan beban pekerjaan lebih dari yang seharusnya, tim akan menjadi kelelahan, hasil pekerjaannya kurang maksimal.

Hal ini juga disampaikan oleh Vina G. Pendit saat menjadi pembicara di acara Teras Belajar x Gramedia, 23 September 2022, “Empati di dunia kerja sangat penting. Saat bekerja, kita dituntut untuk berhubungan dengan banyak orang. Bagaimana mungkin kita bisa sukses menyelesaikan target pekerjaan, mencapai tujuan finansial perusahaan, dan menyelesaikan masalah di pekerjaan tanpa adanya empati. Rasanya hal yang mustahil.”

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Apa pentingnya empati bagi pemimpin?

Rasa kesepian bagi pemimpin itu bisa jadi adalah sebuah tanda-tanda ia tidak memiliki empati yang baik.

Jika pemimpin sudah merasa kesepian, padahal ia memiliki tim, tentu bisa bahaya.

Rasa sepi yang ia rasakan ini sebenarnya adalah sepi secara mental.

“Rasa sepi muncul karena adanya kualitas hubungan yang kurang baik. Kurangnya percakapan yang dalam dapat memengaruhi perasaan sepi kita.Empati bisa diartikan sebagai perekat, ia mampu merekatkan hubungan satu sama lain. Kenapa? Karena jika kita berempati, maka kita akan berusaha membuat hubungan satu sama lain senyaman mungkin. Dengan ini, hubungan bisa menjadi lebih menyenangkan.”

Jadi, jika pemimpin ingin merasakan kerekatan hubungan dengan timnya, empati adalah kunci.

__

Teras Belajar x Gramedia adalah acara kolaborasi antara Pemimpin.id dengan Gramedia yang dilaksanakan pada September 2022.

Terinspirasi dari sosok Ibu R.A. Kartini yang memanfaatkan teras rumahnya untuk menyebarkan ilmu, pemimpin.id membuat Teras Belajar sebagai tempat bertemu orang-orang dengan beragam latar belakang untuk bisa saling berbagi, berdiskusi, dan belajar bersama.

Pemimpin.id berkolaborasi dengan Gramedia dalam mengusung topik Leading with Empathy melalui Teras Belajar.

Mengundang Pijar Psikologi sebagai salah satu narasumber serta Principal Consultant dari Dayalima yaitu Fika Nadia Tirta Maharani, M.Psi., Psikolog dan Vina G. Pendit, dalam membagikan pengalamannya mengenai pentingnya empati bagi seorang pemimpin.

Dipandu oleh Aufa Miladya, Lead of Learning Development Pemimpin.id.

Acara yang berlangsung selama 120 menit ini berhasil memberikan insight baru terkait Humanist Leadership yang disajikan dalam bentuk talkshow ringan.

Pada kesempatan sesi interaktif, narasumber menanggapi dan memberikan saran kepada para peserta yang menanyakan permasalahannya terkait dengan gaya kepemimpinan yang berempati pada dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau