Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Menarik Gunung Jaya Wijaya Sebagai Gunung Tertinggi di Indonesia!

Kompas.com - 14/09/2022, 12:30 WIB
fakta tentang gunung tertinggi di Indonesia Sumber: katalogwisata fakta tentang gunung tertinggi di Indonesia
Rujukan artikel ini:
Mari Mendaki Gunung dari Leuser…
Pengarang: Hatib Abdul Kadir
|
Editor Rahmad

Gunung Jayawijaya adalah gunung yang membentang luas di tanah Papua, yang dinobatkan sebagai puncak tertinggi di Nusantara. Gunung ini juga dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Indonesia yang memiliki ketinggian sekitar 4.884 mdpl (meter di atas permukaan laut). Gunung ini juga dinobatkan sebagai atap pelindung Indonesia.

Gunung Jaya Wijaya atau yang dikenal juga dengan sebutan Gunung Cartenz Pyramid terletak di Provinsi Papua yang membentang luas sampai Papua Nugini.

Terletak di pegunungan Barisan Sudirman Jayawijaya, wisata Puncak Jayawijaya mampu memberikan pesona keindahan alamnya yang spektakuler dan unik. Selain itu, yang menjadi salah satu keistimewaannya adalah salju yang tebal di puncak gunung tersebut.

Jayawijaya adalah satu-satunya gunung dengan puncak bersalju yang ada di Indonesia. Menjadi salah satu objek wisata, gunung ini memiliki jalur yang ekstrim sekaligus juga menantang untuk dilalui. Namun, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk para pendaki di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Selain itu, masih ada banyak lagi tentang fakta menarik dari gunung tertinggi di Indonesia ini. Simak artikel ini sampai habis untuk mengetahui fakta-fakta tentang gunung tertinggi di Indonesia ini.

Fakta Menarik tentang Gunung Jaya Wijaya

Fakta Menarik tentang Gunung Jaya Wijaya Fakta Menarik tentang Gunung Jaya Wijaya

1. Orang pertama yang sampai ke puncak gunung Jaya Wijaya

Heinrich Harrer adalah orang pertama yang berhasil mencapai ke puncak gunung tertinggi di Indonesia ini. ia adalah seorang pria yang berkebangsaan Austria yang berhasil menjadi orang pertama yang mencapai puncak Jaya Wijaya di tahun 1962.

Pendakiannya dibantu oleh 3 anggota ekspedisi lainnya, yaitu Russell Kippax, Bertus Huizenga, serta Robert Philip Temple, akhirnya Heinrich berhasil menaklukan gunung Jaya Wijaya yang menjadi gunung tertinggi di Indonesia.

2. Memiliki Salju Abadi

Indonesia memiliki status sebagai negara yang beriklim tropis karena dilintasi oleh garis khatulistiwa atau garis lintang yang memanjang, yang membuat mustahil Indonesia dihiasi oleh salju.

Akan tetapi, uniknya, salju bisa ditemukan di puncak Jaya Wijaya. Hal ini juga yang menjadikan Gunung Jaya Wijaya sebagai satu-satunya tempat yang bersalju di Indonesia.

3. Gletser di Puncak Gunung

Selain dilapisi salju pada puncaknya, Gunung ini juga dilengkapi dengan gletser. Gletser adalah lapisan es yang terbentuk akibat dari adanya tumpukan salju yang selama puluhan tahun.

Kondisi ini juga memberikan keuntungan sebagai sumber persediaan air tawar untuk kawasan di sekelilingnya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

4. Dinamai Cartenz

Gunung Jaya Wijaya juga dinamai dengan Carstenz. Nama Carstenz sendiri diambil dari cerita sejarah di tahun 1623, ketika pelaut Belanda, Jan Carstenz melihat puncak gunung ini melalui teropong dalam pelayarannya saat melintasi pantai selatan Laut Arafura.

Saat itu, Jan Carstensz disebut sebagai pembohong, sampai dianggap gila pada saat ia mengaku telah menemukan Gunung Carstensz Pyramid yang dilapisi dengan salju di Indonesia.

Kemudian, setelah 300 tahun berlalu, Jan Carstensz akhirnya berhasil membuktikan omongannya tersebut. Gunung Jaya Wijaya yang dilapisi dengan salju pada bagian puncaknya sudah terkenal di seluruh dunia.

5. Gunung tertinggi di Indonesia dan Benua Australia

Ketinggian puncaknya yang mencapai 4.884 mdpl, menjadikan Jaya Wijaya sebagai gunung tertinggi di Indonesia, sekaligus sebagai gunung tertinggi di benua Australia. Selain itu, Jayawijaya juga menempati urutan kedua setelah gunung Hkakabo Razi yang memiliki ketinggian 5.881 mdpl yang terletak di Myanmar, dalam jajaran gunung tertinggi yang ada di Asia Tenggara.

6. Gunung dengan dua nama

Selain dikenal dengan nama Carstensz, Jayawijaya juga mempunyai nama lain, yaitu Puncak Soekarno.

Nama Puncak Soekarno ini diberikan pada gunung ini setelah masa pembebasan tanah Irian dari penjajahan. Hal itu dilakukan atas dasar menghormati presiden pertama di Indonesia.

7. Biaya mendaki termahal di dunia

Pendakian di puncak Jaya Wijaya ini disebut-sebut sebagai pendakian dengan biaya yang paling mahal. Bahkan, lebih mahal dari mendaki puncak tertinggi di dunia, yaitu gunung Everest.

Kelompok pendakian yang berisi lima orang di dalamnya, harus membayar sekitar Rp 55 juta per orangnya.

Itulah beberapa fakta menarik yang ada pada Gunung Jaya Wijaya yang sayang untuk kamu ketahui. Gimana, tertarik untuk mendaki gunung tertinggi di Indonesia ini? jika ingin mendaki Gunung Jayawijaya, kamu wajib membaca buku Mari Mendaki Gunung dari Leuser Sampai Cartenz. Buku ini berisikan beragam informasi tentang perjalanan dan gunung-gunung yang letaknya di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan juga Papua.

Selain informasi tentang mendaki pegunungan di Indonesia, buku ini juga berisikan daftar peta gunung yang ada di Indonesia. Buku ini cocok dibaca untuk kamu yang gemar mendaki atau ingin menambah wawasan mengenai pendakian gunung di Indonesia.

Buku tersebut bisa langsung kamu pesan melalui https://www.gramedia.com/

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau