Fumio Sasaki adalah tokoh minimalis dari negara Sakura Jepang yang terkenal dengan bukunya berjudul Goodbye Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang.
Buku ini tidak hanya laku terjual di Jepang, namun juga di negara lain setelah mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris di tahun 2017.
Di Indonesia, buku Goodbye Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang yang diterbitkan di tahun 2018 oleh Gramedia Pustaka Utama, juga termasuk ke dalam buku best seller.
Di dalam buku ini, ditulis perjalanan penulis untuk mengurangi apa yang dia miliki dan tinggal di apartemen yang bisa dibilang hampir kosong karena minim benda.
Dari penulis kita belajar banyak hal tentang minimalisme dan bagaimana mengurangi tidak hanya benda, namun berbagai macam aspek dalam kehidupan kita sampai hanya kepada hal yang esensial.
Tentunya, tidak mudah merubah diri dari yang maksimalis menjadi minimalis.
Selain motivasi, perlu juga didukung dengan disiplin, termasuk membentuk kebiasaan baru yang tidak sejalan dengan gaya hidup yang ingin diadopsi.
Pentingnya membentuk kebiasaan baru untuk menggantikan kebiasaan lama ini dirasakan oleh Fumio Sasaki, yang akhirnya menuliskan ide dan perjalanannya di dalam bukunya yang berjudul Hello Habits: Panduan Sosok Minimalis untuk Kehidupan yang Lebih Baik.
Review Buku Hello Habits
1. Menikmati Proses Ketika Membangun Kebiasaan Baik
Di buku Hello Habits, Fumio Sasaki tidak hanya menuliskan berdasarkan referensi ilmiah dan buku seperti Thinking Fast and Slow, Grit, dan The Power of Habit yang berkaitan dengan kebiasaan, namun juga bagaimana dia menguraikannya ke dalam 50 langkah yang bisa kita lakukan.
Sasaki membagi hal yang besar menjadi poin-poin yang bisa dilakukan, menjadi sebuah pola dan rahasia sukses dari buku yang ditulisnya.
Pola yang sama dapat kita lihat juga di buku Sasaki yang terdahulu, Goodbye Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang, di mana bisa menjadikan panduan yang mudah untuk mengurangi barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
Hal ini juga berlaku pada kebiasaan.
Dengan membagi-bagi tugas yang besar menjadi beberapa tugas yang kecil, otak kita akan mudah menerimanya dan melakukannya.
Ketika kita merasa sebuah tugas merepotkan, ini sebenarnya karena otak menerjemahkan ini sebagai tugas dengan proses yang berbelit-belit.
Misalnya saja, ketika kita malas untuk berolahraga di tempat gym, ini karena ada beberapa proses yang terkait di dalamnya seperti:
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
- Membeli baju olahraga (jika tidak punya)
- Membeli sepatu (jika tidak punya)
- Menghitung biaya keanggotaan bulanan dan memilih program yang akan diikuti.
- Membawa KTP dan membuat kartu anggota
- Belajar cara menggunakan loker dan fasilitas lain
- Belajar menggunakan peralatan
- Dan lain-lain
Ini merupakan tips dari Sasaki yang membukakan mata, dan akhirnya kita menjadi menyadari kenapa selama ini sangat mudah untuk menunda dan sangat sulit untuk memulai.
Oleh karena itu, setiap kali kita dihadapkan pada situasi di mana kita merasa ingin membangun kebiasaan baru, buatlah hal yang kita rasa ini sulit menjadi proses-proses kecil yang bisa kita lakukan.
Dengan begitu, otak tidak menanggapi hal itu sebagai suatu hal yang sulit dan (ingin) dihindari.
2. Menikmati Prosesnya
Mengutip pernyataan Sasaki, kebiasaan adalah kegiatan rutin yang diaktifkan oleh pemicu, dan berlangsung saat kita memburu hadiah atau imbalan.
Untuk kamu yang pernah membaca buku The Power of Habit, hal yang disebutkan di atas pasti tidak asing lagi.
Membuat sesuatu menjadi kebiasaan sama dengan mendefinisikan ulang istilah hadiah.
Perasaan puas atau bahkan euforia setelah melakukan kebiasaan baik, merupakan hadiah yang paling baik kita berikan kepada diri kita sendiri, terlebih ketika kita tahu bahwa 45% tindakan kita adalah kebiasaan.
Oleh karena itu, tunggu apalagi? Segera dapatkan bukunya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia di kotamu, dan lakukan perubahan baik yang ingin kamu lakukan sejak lama atau yang menjadi resolusi di tahun ini!
Jangan sampai kita menyesal untuk hal yang tidak dari dulu kita lakukan, seperti salah satu cerita yang ada di dalam buku Hello Habits, tentang penyesalan seorang perempuan berumur 90 tahun.
Perempuan 90 tahun itu ditanyai mengenai apa saja yang disesalinya dalam hidupnya.
Jawabannya adalah, “Saya terpikir untuk bermain biola saat masih berusia 60 tahun, tetapi tidak saya lakukan dan berpendapat sudah terlambat, sudah terlalu tua.”
Andaikan saja dia melakukannya saat itu, dia akan sudah bermain biola selama 30 tahun.
Segera dapatkan buku Hello Habits di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.