Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisme Magis Untuk Pemula

Kompas.com - 15/02/2022, 08:00 WIB
Sumber Foto: Dok. Gramedia Pustaka Utama
Rujukan artikel ini:
Love in the Time of…
Pengarang: Gabriel Garcia Marquez
|
Editor Ratih Widiastuty

Pengertian Realisme Magis

Jika kamu bosan membaca novel terjemahan Bahasa Inggris yang berasal dari daratan Eropa dan Amerika Utara, mungkin ada kalanya kamu mulai mencoba untuk membaca novel terjemahan Bahasa Spanyol yang berasal dari daratan Amerika Latin sekaligus berkenalan dengan salah satu genre yang cukup terkenal di sana, yaitu genre realisme magis.

Keunikan genre ini menjadikannya cukup populer di kalangan-kalangan pembaca karya sastra dunia karena ciri khasnya yang menembus batas hal-hal tak kasat mata.

Tapi sebenarnya apa itu genre realisme magis? Apa yang membuat karya-karya dengan genre ini wajib untuk kita baca?

Istilah realisme magis sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Franz Roh, seorang kritikus seni yang berasal dari Jerman, yang menggolongkan realisme magis sebagai suatu kategori dalam seni.

Bagi Franz, hal tersebut merupakan cara untuk merepresentasikan dan menjawab realitas serta diperkuat dengan gambar-gambar yang berisi teka-teki kehidupan.

Di Amerika Latin sendiri pada tahun 1940, realisme magis merupakan cara untuk menyindir mentalitas orang-orang Amerika yang terlalu realistis dan menciptakan gaya khas sendiri untuk karya literaturnya.

Dalam karya literatur, nama Gabriel García Márquez sudah tidak asing lagi di telinga para pembaca sastra dunia.

Lahir di Kolombia pada 6 Maret 1927, pria yang akrab disapa Gabo ini menjadi salah satu penulis dari Amerika Latin yang mempopulerkan genre realisme magis.

Dua karyanya, Seratus Tahun Kesunyian (Cien años de soledad) dan Cinta di Tengah Wabah Kolera (El amor en los tiempos de cólera) cukup berhasil mengenalkan kita pada dongeng-dongeng rakyat yang bersatu padu dengan hal-hal magis yang aneh tapi nyata di banyak sendi-sendi kehidupan masyarakt di tanah Amerika Latin.

Dikutip dari Cultura Genial, berikut ini adalah karakteristik-karakteristik utama dari genre realisme magis :

  1. Menjadi bagian dari proses pengamatan langsung pada realitas yang ada.
  2. Menyatukan nilai-nilai kekuatan simbolis dari kebudayaan-kebudayaan Amerika Latin (umumnya karena menjadi tempat asal sang penulis), karena memang nilai-nilai tersebut sudah ada sebagai bagian dari realitas kehidupan masyarakat tanpa terpaku pada satu sudut pandang saja.
  3. Melumrahkan hal-hal ajaib tapi tidak mengubah realitas yang ada dengan hal-hal yang tidak masuk akal yang ikut diceritakan.
  4. Pengarang tidak memberikan penjelasan tentang kejadian-kejadian magis dan mistik.
  5. Tokoh-tokohnya tidak menampilkan keanehan dalam fenomena-fenomena magis dan mistik.
  6. Menilai persepsi inderawi dari realitas yang ada.
  7. Menembus batas waktu dalam cerita.
  8. Menampilkan realitas yang saling bersanding.
  9. Cenderung mengeksplorasi secara luas hal-hal terkait metafisika.

Meskipun karya-karya penulis yang berasal dari Amerika Latin lebih banyak menggambarkan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya di sana, akan tetapi fenomena kekuatan magis di luar batas kemampuan manusia yang menyusunnya itu sebenarnya memiliki kemiripan dengan fenomena serupa di Indonesia.

Hal-hal takhayul dan mistis juga masih dipercaya sebagian besar masyarakat, terutama bagi mereka yang masih menganut aliran kepercayaan tertentu atau mereka yang masih patuh dengan suatu sistem adat.

Bahkan, hal tersebut hidup berdampingan dengan aktivitas sehari-hari mereka.

Sedikit rumit memang menambahkan unsur-unsur magis tanpa mengubah isi cerita menjadi fantasi serta menjaganya tetap relevan dengan realitas yang ada, namun genre realisme magis hadir menjawab hal tersebut.

Inilah yang menjadi alasan kuat kenapa sih kita harus membaca karya-karya fiksi bergenre realisme magis.

Yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana unsur-unsur magis tersebut tidak menggeser makna cerita menjadi cerita fantasi.

Lebih uniknya lagi, bagaimana unsur-unsur magis tersebut bercampur dengan pergolakan-pergolakan politik serta militer suatu negara, kesenjangan-kesenjangan kehidupan sosial dan ekonomi antara kaum marjinal dengan kaum borjuis, serta kisah romansa insan manusia yang rumit, yang memang selalu melatarbelakangi banyak kehidupan di negara-negara Amerika Latin.

Bagi kamu yang baru tertarik untuk membaca genre realisme magis, berikut beberapa referensi bacaan dari jazirah Amerika Latin selain Seratus Tahun Kesunyian (Cien años de soledad) dan Cinta di Tengah Wabah Kolera (El amor en los tiempos de cólera) karya Gabo yang bisa kamu nikmati hingga terhanyut kedalam unsur-unsur magis sampai kamu berpikir ulang tentang realitas-realitas di dalamnya karena sulit untuk dipercaya bahwa mereka hidup berdampingan.

1. La casa de los espíritus (Rumah Arwah) karya Isabel Allende, Penulis asal Cile

Novel epik ini bercerita tentang tiga generasi perempuan keluarga Trueba, dalam bingkai sebuah negara Amerika Latin yang penuh pergolakan.

Esteban-pemimpin keluarga besar Trueba.

Lelaki angkuh yang nafsunya untuk memiliki tanah telah melegenda, dan tindakan-tindakannya di masa lalu membawa akibat bagi anak-anak dan cucunya kelak.

Clara si Cenayang-misterius dan sukar diraih.

Dialah yang menjadi ruh dari rumah besar Trueba dan meramalkan tragedi yang akan menimpa keluarganya.

Blanca-anak perempuan mereka yang lembut namun pemberontak.

Cintanya pada putra mandor perkebunan ayahnya memicu kebencian Esteban Trueba hingga berpuluh tahun kemudian, meski dari hubungan itu lahir cucu yang sangat disayangi Esteban.

Alba-buah cinta terlarang Blanca.

Perempuan penuh tekad yang memutus hubungan keluarga besarnya dengan masa lalu dan menjadi rantai penghubung ke masa depan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Salah satu kutipan dalam buku yang menggambarkan suatu unsur magis:

“... . Nana juga mengawasi dengan dalih menghidangkan kopi dalam cangkir-cangkir kecil, mengagetkan arwah-arwah dengan anderoknya yang dikanji serta gemretuk gigi ompong dan gumam doanya, bukan buat melindungi Clara dari dampak kegiatannya sendiri, tapi buat memastikan bahwa tak seorang pun mencuri asbak.”

2. El señor presidente (Sang Presiden) karya Miguel Ángel Asturias, Penulis asal Guatemala

Novel ini berkisah tentang diktator keji di sebuah negara Amerika Latin dan rencana-rencana licinnya untuk menghabisi lawan-lawan politiknya.

Ditulis pertama kali oleh penulis terbesar Guatemala, Miguel Ángel Asturias (1899-1974) saat ia masih menjadi mahasiswa ilmu hukum, novel ini dipuji oleh para kritikus karena penggambarannya yang mencengangkan atas dampak psikologis suatu pemerintahan totaliter.

Mengambil sebagian dari pengalamannya sendiri bekerja sebagai wartawan di bawah situasi politik yang represif, Asturias mengerahkan segala perangkat sastranya dan memakai banyak penggambaran surealis untuk menunjukkan dampak negara tentara terhadap psikologi individual warganya.

Salah satu kutipan dalam buku yang menggambarkan suatu unsur magis:

“... . Bayangan itu sewarna putih telur, dengan awan di matanya, tak berambut, tak beralis, tak bergigi, dan bergelung berbentuk spiral seperti bakaran dupa di misa arwah.”

3. Pedro Páramo karya Juan Rulfo, penulis asal Meksiko

Novel ini berkisah tentang seorang anak laki-laki bernama Juan Preciado yang mencari ayahnya.

Demi memenuhi janji terakhir kepada ibunya, ia bertolak ke Comala untuk mencari ayahnya, Pedro Páramo.

Alih-alih menemukan kota yang selalu diceritakan dengan penuh nostalgia kebahagiaan, ia tiba di Comala yang gersang dan ditinggalkan.

Namun, Comala tak sepenuhnya mati.

Kota itu dipenuhi bayang-bayang an gumaman, dan Juan Preciado pun mendengar berbagai kisah muram bagaimana Comala menderita dalam cengkeraman kekuasaan Pedro Páramo.

Di celah-celah tipis antara hidup dan yang mati, Comala masih didiami penghuni-penghuni terakhirnya yang tak mau dan tak bisa pergi.

Salah satu kutipan dalam buku yang menggambarkan suatu unsur magis:

“... . Dia lalu kesurupan, bola matanya terputar ke belakang, merapal dan mengutuk dengan ludah muncrat ke mana-mana-mirip orang gipsi. Kadang-kadang dia akan berakhir telanjang bulat; katanya, kami menginginkan begitu. Dan kadang-kadang apa yang dia katakan benar-benar terjadi. Dia menembak begitu banyak target dan terkadang tembakannya tepat sasaran.”

4. Doce cuentos peregrinos (Para Peziarah yang Janggal) karya Gabriel García Márquez, Penulis asal Kolombia

Buku ini adalah kumpulan dua belas cerita pendek tentang kehidupan orang-orang Amerika Latin di Eropa.

Di dalamnya, Gabo bertutur tentang kemuraman, kegigihan, duka lara, dan aspirasi lain dalam menjalani kehidupan di negeri asing.

Di Barcelona, seorang pelacur Brazil yang mulai uzur melatih anjing-anjingnya untuk menangis di makam yang telah dipilihnya untuk dirinya sendiri.

Di Vienna, seorang wanita mencari nafkah dengan menjual mimpi-mimpinya.

Di Jenewa, seorang sopir ambulans dan istrinya memberikan bantuan kepada mantan Presiden yang kesepian dan sekarat, tetapi sang mantan Presiden ternyata masih sangat ambisius.

Dan cerita-cerita lainnya.

Salah satu kutipan dalam buku yang menggambarkan suatu unsur magis:

“... . Ketika Senora Prudencia Linero berjalan keluar dari restoran, ia menemukan kota yang sudah berubah.

Ia terkejut melihat sinar matahari pada pukul sembilan malam, dan ngeri menghadap kerumunan berisik yang menginvansi jalanan untuk menikmati angin malam yang sejuk.”

Buku-buku diatas dapat dibeli secara online melalui Gramedia.com.

Dapatkan gratis voucher diskon yang dapat digunakan tanpa minimal pembelian. Klik di sini untuk dapatkan vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau