Jamur adalah organisme yang bisa ditemukan di berbagai lingkungan, baik di alam liar, hutan, taman, maupun di dalam rumah yang lembap.
Meskipun terdapat beberapa jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi dan mempunyai manfaat yang baik untuk kesehatan, beberapa jenis jamur juga ternyata beracun dan bisa menjadi ancaman yang berbahaya apabila dikonsumsi.
Jamur merupakan organisme yang masuk dalam golongan kerajaan Fungi serta tidak memiliki klorofil.
Jamur memang sering menjadi bahan makanan yang banyak disukai karena selain mempunyai tekstur yang kenyal, rasanya pun sedap saat sudah diolah menjadi masakan.
Di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia kehadiran jamur tidak bisa dikesampingkan karena beberapa makanan olahan jamur memang dengan mudah ditemukan, mulai dari jamur crispy, seblak, hingga tumis jamur yang mudah untuk dimasak.
Apalagi saat ini kaldu jamur juga sudah menjadi pilihan bumbu masak yang dirasa jauh lebih sehat oleh sebagian besar orang.
Namun, sekali lagi, sayangnya, tidak semua jenis jamur bisa dimakan karena mengandung racun yang berbahaya.
Maka dari itu, penting sekali untuk tidak sembarang memetik jamur di alam liar atau di sekitar rumah apabila tidak mengetahui jenis jamur tersebut agar terhindar dari bahaya yang mengintai.
Apa saja jenis jamur beracun yang tidak boleh dimakan? Berikut 5 jenis jamur yang tidak bisa dimakan.
Jamur death cap atau nama ilmiahnya Amanita phalloides biasanya banyak sekali ditemukan tumbuh di benua Eropa.
Death cap merupakan salah satu jenis jamur beracun paling mematikan di dunia.
Biasanya jamur yang satu ini akan dengan mudah ditemukan di hutan atau taman.
Penampilannya menarik dengan bentuk seperti tutup topi berwarna hijau zaitun sampai cokelat kehijauan serta batang putih.
Mengonsumsi sedikit saja bagian dari death cap bisa menyebabkan keracunan hati yang parah hingga berakibat fatal.
Jamur false morel masuk ke dalam kelompok jamur yang terlihat seperti morel (jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi), tapi secara bentuk jelas berbeda.
False morel mempunyai permukaan luar yang berkerut serta bisa berwarna cokelat sampai merah.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Gyromitra memiliki kandungan senyawa yang berbahaya dan dapat mengakibatkan keracunan apabila dikonsumsi secara sembarangan.
Jika sudah keracunan, jamur ini akan memicu mual, pusing, hingga kematian apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Jamur jenis ini biasanya akan tumbuh di dedaunan atau kayu yang membusuk.
Apabila dikonsumsi, autumn skullcap bisa memicu gangguan hati, ginjal, sistem pencernaan, kegagalan organ, sampai kematian apabila tidak segera ditangani.
Akibat ukurannya yang kecil serta bentuknya yang mirip dengan jamur yang aman untuk dikonsumsi, maka banyak sekali orang yang mengabaikan berapa berbahayanya jamur ini jika dimakan.
Fly agaric mempunyai penampilan yang mencolok dengan tutup topi berwarna merah berbintik-bintik putih.
Jamur ini memiliki kandungan senyawa psikoaktif yang dapat mengakibatkan efek halusinasi apabila dikonsumsi.
Akan tetapi, alangkah baiknya apabila jamur yang satu ini dihindari sebab juga mempunyai sifat toksik yang bisa mengakibatkan gangguan gastrointestinal dan efek samping lainnya.
Fool's webcap merupakan jamur beracun yang tumbuh di lahan basah atau hutan.
Jamur ini mempunyai warna tutup topi jingga sampai kuning kecokelatan dengan tubuh batang yang lebih muda berwarna merah.
Mengonsumsi fool’s webcap dapat mengakibatkan keracunan ginjal yang mematikan.
Daripada membahayakan nyawa dengan mencoba mengonsumsi jamur-jamur beracun ini, lebih baik jika mempelajari ilmu budi daya jamur yang jauh lebih aman untuk dikonsumsi.
Buku Budidaya dan Bisnis Jamur Tiram akan menjelaskan mengenai cara budidaya jamur tiram untuk skala rumah tangga dan usaha menengah.
Poin-poin yang akan diterangkan, meliputi biakan murni jamur tiram, cara membuat bibit, teknik budi daya secara tradisional, secara modern, dan di dapur.
Dilengkapi pula cara pengolahan pascapanen dan analisis usahanya.
Buku Budidaya dan Bisnis Jamur Tiram bisa dipesan dan dibeli melalui Gramedia.com sekarang juga.