Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Dilakukan Saat Sedang Sedih? 10 Cara Efektif untuk Mengelola Kesedihan

Kompas.com, 18 Desember 2025, 08:00 WIB
Apa yang Dilakukan Saat Sedang Sedih Sumber Gambar: Freepik.com Apa yang Dilakukan Saat Sedang Sedih
Rujukan artikel ini:
Belajar Merelakan
Pengarang: Shunmyo Masuno
Penulis Nadia
|
Editor Novia Putri Anindhita

Perasaan sedih adalah bagian alami dari kehidupan manusia.

Setiap orang, tanpa terkecuali, pernah merasakannya, baik karena kehilangan, kegagalan, kekecewaan, kelelahan emosional, maupun tanpa sebab yang jelas.

Namun, yang sering menjadi masalah bukanlah rasa sedih itu sendiri, melainkan bagaimana cara kita merespons dan mengelolanya.

Jika tidak ditangani dengan baik, kesedihan yang berlarut-larut bisa berdampak pada kesehatan mental, relasi sosial, bahkan produktivitas sehari-hari.

Sebelum membahas cara mengatasinya, penting untuk memahami bahwa kesedihan adalah respons emosional yang wajar.

Kesedihan dapat muncul karena berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar.

Beberapa orang merasa sedih karena kehilangan orang terdekat, berakhirnya sebuah hubungan, tekanan pekerjaan, masalah finansial, atau konflik dalam keluarga.

Selain faktor eksternal tersebut, kesedihan juga bisa timbul dari faktor internal seperti overthinking, perfeksionisme, atau adanya gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Lalu, apa yang bisa dilakukan saat rasa sedih melanda? Simak dan cari tahu jawabannya berikut ini.

Apa yang Dilakukan Saat Sedang Sedih?

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan ketika perasaan sedih datang agar emosi tetap terjaga dan tidak berkembang menjadi beban yang lebih berat.

1. Akui dan Terima Perasaan Sedih

Langkah pertama yang paling penting adalah mengakui bahwa kamu sedang sedih.

Jangan menyangkal atau memaksa diri untuk selalu terlihat kuat.

Menekan emosi hanya akan membuatnya menumpuk di dalam dan muncul dalam bentuk yang lebih berbahaya di kemudian hari.

Kesedihan bukan tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kamu adalah manusia yang memiliki emosi.

2. Beri Ruang untuk Merasakan Emosi

Menangis, menulis perasaan, atau sekadar diam untuk memproses emosi adalah hal yang wajar.

Memberi waktu pada diri sendiri untuk merasakan sedih justru membantu proses penyembuhan emosional.

Emosi yang dilewati dengan sadar akan lebih mudah dilepaskan dibanding emosi yang dipendam.

3. Jangan Mengisolasi Diri Terlalu Lama

Saat sedih, banyak orang memilih menyendiri.

Menyendiri sesaat tidak masalah, tetapi jika berlangsung terlalu lama, hal ini justru bisa memperparah kesedihan.

Cobalah tetap terhubung dengan orang-orang yang kamu percaya, seperti keluarga, sahabat, atau pasangan.

Berbagi cerita sering kali dapat meringankan beban yang terasa berat.

4. Lakukan Aktivitas yang Memberi Rasa Nyaman

Saat sedih, kamu tetap berhak merasa nyaman.

Lakukan hal-hal sederhana yang bisa menenangkan, seperti mendengarkan musik yang menenangkan, membaca buku, menonton film yang ringan, berjalan santai di luar rumah, atau merapikan kamar.

Aktivitas kecil ini dapat membantu mengalihkan pikiran dari kesedihan berlebih dan memberikan jeda emosional yang dibutuhkan.

5. Jaga Pola Tidur dan Makan

Kesedihan sering membuat pola makan dan tidur menjadi tidak teratur.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Padahal, tubuh yang lelah dan kurang nutrisi akan membuat emosi semakin tidak stabil.

Usahakan tetap makan cukup, minum air yang cukup, dan tidur secara teratur agar tubuh memiliki energi untuk pulih.

6. Tulis Perasaan dalam Jurnal

Menulis adalah salah satu bentuk self-healing yang sangat efektif.

Dengan menuliskan apa yang kamu rasakan, kamu membantu otak memproses emosi secara lebih terstruktur.

Kamu tidak harus menulis dengan indah cukup jujur pada diri sendiri tentang apa yang sedang kamu rasakan.

7. Kurangi Paparan Konten Negatif

Saat sedang sedih, otak menjadi lebih sensitif terhadap informasi negatif.

Mengonsumsi terlalu banyak konten yang menyedihkan, konflik sosial, atau perbandingan hidup di media sosial bisa memperburuk keadaan.

Beri jeda dari media sosial jika perlu, dan pilih konten yang lebih menenangkan.

8. Lakukan Aktivitas Fisik Ringan

Bergerak membantu tubuh melepaskan hormon endorfin yang berperan dalam memperbaiki suasana hati.

Kamu tidak perlu olahraga berat cukup berjalan kaki, stretching ringan, atau beres-beres rumah sudah cukup untuk membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih stabil.

9. Berlatih Pernapasan dan Relaksasi

Teknik pernapasan dalam, meditasi, atau sekadar duduk tenang sambil mengatur napas bisa membantu menurunkan ketegangan emosional.

Saat tubuh lebih rileks, pikiran pun akan lebih mudah ditenangkan.

10. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika kesedihan berlangsung dalam waktu lama, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau disertai keinginan untuk menyakiti diri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor.

Mencari bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri.

Hal yang Sebaiknya Dihindari Saat Sedang Sedih

Selain mengetahui apa yang perlu dilakukan, penting juga memahami hal-hal yang sebaiknya dihindari ketika sedang sedih, di antaranya sebagai berikut.

  • Memendam emosi terlalu lama
  • Melampiaskan kesedihan melalui alkohol atau hal merusak lainnya
  • Menyalahkan diri secara berlebihan
  • Membandingkan diri dengan orang lain
  • Mengambil keputusan besar dalam kondisi emosi tidak stabil

Kesedihan yang tidak dikelola dengan baik bisa membawa seseorang pada pola perilaku yang merugikan diri sendiri.

Oleh karena itu, mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan saat sedang sedih adalah bekal penting untuk menjaga kesehatan mental dalam jangka panjang.

Dengan menerima emosi, merawat diri, menjaga relasi sosial, dan mencari bantuan saat dibutuhkan, kamu bisa melewati masa-masa sulit dengan cara yang lebih sehat dan penuh kesadaran.

Kesedihan bukan musuh yang harus dihindari, melainkan bagian dari proses hidup yang bisa membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat, bijaksana, dan berempati.

Untuk membantu menenangkan pikiran ketika emosi terasa penuh, kamu bisa mencoba aktivitas sederhana dengan membaca buku.

Buku Belajar Merelakan karya Shunmyo Masuno menjadi buku yang tepat untuk kamu jadikan referensi dalam belajar menemukan ketenangan hati.

Di dalamnya ada banyak pesan sederhana tapi bermakna, mulai dari memahami bahwa peduli dan ingin tahu itu berbeda, mengingat bahwa media sosial hanyalah alat, hingga belajar bahwa melepaskan bukan berarti membuang.

Jika kamu sedang mencari bacaan yang menenangkan dan membantu fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, buku ini layak untuk kamu baca dan miliki.

Dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami, setiap halamannya mengajak pembaca untuk berhenti sejenak dan melihat hidup dari sudut yang lebih tenang.

Baca dan dapatkan buku Belajar Merelakan sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau