Komunikasi Interpersonal Pernahkah kamu merasa percakapan dengan teman atau rekan kerja berakhir salah paham, padahal topiknya sederhana? Situasi seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik saat ngobrol santai, membalas chat, bekerja dalam tim, maupun negosiasi kecil di lingkungan sekitar.
Kadang kita merasa sudah jelas saat menyampaikan maksud, tetapi tanggapan yang diterima justru berbeda dari harapan.
Dalam situasi seperti ini, sangat dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi yang baik agar interaksi berjalan lancar dan efektif.
Kemampuan inilah yang disebut dengan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal ini dapat menentukan banyak hal, seperti seberapa lancar hubunganmu dengan orang lain, seberapa efektif kamu bekerja sama dalam tim, bahkan dapat memengaruhi peluangmu untuk naik jabatan.
Oleh karena itu, memahami apa itu komunikasi interpersonal sangat membantu dalam komunikasi sehari-hari.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas lebih dalam mengenai komunikasi interpersonal dan peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, pikiran, perasaan, atau pesan apa pun antara dua orang atau lebih secara langsung.
Secara sederhana, ini merupakan cara seseorang menyampaikan maksud dan menanggapi pesan dari lawan bicara.
Komunikasi interpersonal tidak hanya dari kata-kata, tetapi juga dari ekspresi wajah, intonasi suara, gestur kecil yang kadang tidak disadari.
Misalnya, seperti senyuman atau perubahan nada suara saja dapat membuat pesan terasa sangat berbeda.
Komunikasi interpersonal layaknya jembatan yang menghubungkan isi kepalamu dengan orang lain.
Tanpa jembatan ini, pesan yang ingin kamu sampaikan hanya akan berputar di kepala sendiri dan tidak benar-benar tersampaikan ataupun dipahami dengan baik.
Komunikator adalah pihak yang memulai atau menyampaikan pesan dalam sebuah interaksi, bisa kamu atau orang lain.
Cara komunikator menyampaikan pesan, mulai dari pemilihan kata, nada bicara akan sangat menentukan apakah pesan tersebut diterima dengan jelas atau justru menimbulkan kebingungan.
Pesan adalah inti komunikasi.
Isinya bisa berupa informasi, ajakan, keluhan, opini, atau perasaan.
Semakin jelas dan terstruktur, semakin mudah pesan tersebut diterima dan dipahami.
Tidak jarang, salah paham bukan karena isinya, tetapi cara penyampaiannya yang kurang tepat.
Media digunakan untuk menyampaikan pesan.
Bisa berupa percakapan langsung, telepon, pesan teks, email, gestur, dan ekspresi wajah.
Pemilihan media sangat memengaruhi bagaimana pesan tersebut diterima.
Misalnya, seperti candaan yang akan aman jika disampaikan langsung, daripada melalui chat yang bisa menimbulkan salah paham.
Penerima bukan sekadar pendengar pasif.
Mereka menafsirkan pesan berdasarkan pengalaman, mood, dan pemahamannya.
Satu pesan yang sama bisa ditangkap secara beda oleh orang berbeda.
Oleh sebab itu, empati dan kejelasan sangat penting agar pesan tidak berubah makna saat diterima.
Feedback merupakan tanda komunikasi berjalan dua arah.
Bisa berupa komentar, anggukan, pertanyaan, ekspresi wajah, atau bahkan diam yang penuh arti.
Feedback akan membuat komunikator tahu apakah pesannya dipahami atau perlu dijelaskan lagi.
Agar obrolan dan interaksi berjalan efektif, berikut beberapa tips sederhana yang bisa dicoba.
Sering kali kita merasa sudah mendengarkan, padahal otak masih sibuk memikirkan balasan.
Coba turunkan kecepatan, fokus ke lawan bicara, jaga kontak mata, dan berikan tanda-tanda kecil kalau kamu benar-benar hadir, seperti anggukan kecil.
Respons seperti itu akan membuat lawan bicara merasa dihargai.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sering kali, kata-kata yang diucapkan sudah terdengar positif, tetapi bahasa tubuh menunjukkan sebaliknya.
Oleh karena itu, ekspresi wajah, nada suara, dan gerakan tubuh memegang peran penting.
Bahasa tubuh yang selaras akan membuat pesan mudah dipercaya.
Tidak perlu membuat penyampaian pesan menjadi rumit.
Semakin jelas dan langsung inti persoalan, semakin mudah lawan bicara memahami maksud yang ingin disampaikan.
Hindari kalimat yang berputar-putar karena dapat memicu kebingungan atau menimbulkan interpretasi yang tidak tepat.
Jika bisa dijelaskan secara singkat dan to the point, gunakan cara tersebut.
Penyampaian yang sederhana akan meminimalkan potensi salah tafsir dan membuat komunikasi berjalan lebih efektif.
Sebelum memberikan respons, berhenti sejenak dan tanya ke diri sendiri, “Jika aku berada di posisi dia, aku bakal ngerasain apa ya?”
Rasa empati akan membuat kita bijak dalam memilih kata, lembut dalam menegur, dan lebih tulus saat memberikan dukungan.
Meski sering dianggap sepele, kemampuan berempati in sangat memberikan pengaruh besar.
Kondisi emosional sering kali memengaruhi cara berkomunikasi.
Saat kondisi sedang lelah, nada bicara cenderung berubah menjadi lebih tinggi dan tajam.
Jadi, sebelum membalas atau memulai pembicaraan penting, cek dulu kondisi emosi kamu.
Jika sedang tidak stabil, tidak ada salahnya untuk menyampaikan bahwa kamu membutuhkan waktu sejenak agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Walaupun sudah berusaha komunikasi dengan baik, tetap saja ada hal-hal kecil yang membuat pesan tidak tersampaikan dengan baik.
Berikut beberapa hambatan-hamabatan yang sering kali muncul dalam komunikasi interpersonal.
Setiap individu memiliki sudut pandang masing-masing saat menerima pesan.
Satu kalimat yang menurutmu terdengar biasa, bisa saja terasa sensitif atau ambigu bagi orang lain.
Perbedaan latar belakang, pengalaman, dan cara berpikir dapat memengaruhi bagaimana seseorang menangkap pesan yang diterima.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan maksud kamu tersampaikan dengan jelas dan terbuka.
Gangguan tidak hanya soal suara bising.
Bisa juga berupa koneksi internet putus-putus saat meeting online, notifikasi HP yang masuk terus, atau distraksi visual yang bikin fokus buyar.
Noise dapat membuat pesan tidak tersampaikan secara utuh yang kemudian menimbulkan salah paham.
Ketika sedang dalam kondisi marah, lelah, sedih, kemampuan untuk memproses pesan biasanya menurun.
Nada bicara cenderung menjadi tinggi, pemilihan kata kurang tepat, dan respons lebih cepat tapi kurang matang.
Emosi negatif menjadi salah satu hambatan terbesar yang sering membuat komunikasi berakhir salah paham atau muncul perdebatan yang sebenarnya tidak perlu.
Membalas chat sambil menonton film, meeting sambil membuka sosmed, atau mendengarkan orang cerita sambil memikirkan kerjaan besok akan membuat pesan diterima menjadi tidak utuh.
Kemampuan berkomunikasi dengan baik memegang peran penting dalam membangun kualitas hubungan, baik di lingkungan rumah, tempat kerja, maupun pertemanan.
Ketika seseorang mampu mendengarkan lawan bicara, menyampaikan pikiran secara jujur, serta memahami perasaan lawan bicara, proses komunikasi akan berjalan lebih efektif dan harmonis.
Untuk menambah keterampilan komunikasi kamu, buku Sukses Berkomunikasi karya Dale Carnegie & Associate bisa menjadi referensi yang tepat.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu kunci penting dalam meraih kesuksesan, baik secara personal maupun profesional.
Selain itu, buku ini juga membagikan cara membangun komunikasi yang efektif, menjadi pendengar yang baik, cara menjadi komunikator, hingga cara memberikan kritik yang tepat tanpa menghakimi.
Melalui buku Sukses Berkomunikasi, kamu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, baik di lingkungan profesional maupun interaksi sehari-hari.
Baca dan pesan segara bukunya di Gramedia.com atau Gramedia Digital untuk versi buku digitalnya.