Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Cowok Ganteng Jomblo, Apa Alasannya?

Kompas.com - 09/09/2022, 09:00 WIB
Cowok Ganteng Jomblo Sumber Gambar: Freepik.com Cowok Ganteng Jomblo
Rujukan artikel ini:
Buku Ajar Cowok Pintar, 100%…
Pengarang: Bestbook
Penulis Hana Sjafei
|
Editor Ratih Widiastuty

Cowok ganteng seringkali identik dengan label playboy.

Hal ini lantaran ketampanannya yang bisa menarik hati banyak perempuan.

Meski demikian, saat ini kita sering melihat cowok ganteng yang jomblo alias belum punya gandengan.

Sebenarnya tidak sedikit cowok ganteng tapi jomblo atau berstatus single.

Meski mereka dari segi ketampanan, tampilan, hingga gaya mungkin dinilai lebih keren dibandingkan cowok lain, bisa jadi saat ditanya dia masih berstatus single.

Bagi para cewek, kondisi cowok ganteng dengan visual mumpuni namun tetap jomblo itu terkadang membuat mereka terheran-heran.

Bahkan tidak jarang para cewek ini yang lebih ingin menyatakan perasaannya terlebih dahulu.

Sementara, dari pihak cowok hal ini bisa membuat iri satu sama lain karena mereka merasa ingin “dikejar” juga.

Lantas apa alasannya banyak cowok ganteng jomblo?

Alasan Cowok Ganteng Jomblo

1. Pemalu

Mungkin terdapat anggapan umum jika cowok ganteng memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Meski demikian, ada juga cowok ganteng yang kurang percaya diri untuk mendekati seseorang yang dicintainya.

Cowok ganteng mungkin saja belum berani mengungkapkan perasaannya langsung ke cewek.

Kalau sudah seperti ini maka hubungan asmara tidak akan terjalin sampai ada cewek yang aktif duluan.

2. Belum Move On

Sama seperti para cewek, mungkin saja cowok ganteng jomblo itu karena belum bisa move on dari masa lalunya.

Bisa jadi si cowok mempunyai luka lama yang belum bisa dilupakan.

Di sisi lain, cowok ganteng ini juga tidak ingin melukai pacar barunya jika dia masih belum bisa melupakan seseorang sepenuhnya.

3. Fokus Karier

Saat cowok ganteng jomblo bisa terjadi karena ia tengah mengerahkan seluruh perhatiannya pada karier.

Cowok ini tidak ingin disibukkan oleh berbagai aktivitas lainnya bersama pasangan, di mana semua hal tersebut tentu akan menyita banyak waktu dan juga perhatian.

Mungkin bagi mereka akan lebih leluasa ketika bekerja dan bisa menikmati sebagian besar waktu untuk mengembangkan diri dan juga karier.

Kondisi seperti ini tentu akan membuat individu lebih maksimal, sehingga karier bisa berjalan dengan pesat.

4. Punya Standar Tinggi

Biasanya cowok ganteng dan pintar tidak akan mudah membuat komitmen dengan seseorang yang bukan menjadi standarnya.

Si cowok juga akan berusaha kuat untuk selalu menjaga perasaannya agar tidak mudah jatuh hati ke orang yang salah.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dengan sifatnya seperti itu, terdapat beberapa kriteria cewek idaman bagi cowok ganteng dengan standar tinggi.

5. Enggan Berkomitmen

Mungkin terdapat beberapa alasan cowok ganteng jomblo, salah satunya enggan komitmen.

Bisa jadi si cowok menikmati masa lajangnya, suka bersenang-senang tanpa kenal waktu, bisa dekat dengan banyak perempuan tanpa harus punya tanggung jawab perasaan.

Selain itu, mungkin si cowok percaya kalau menjadi single lebih baik daripada terikat dalam pernikahan.

6. Kurang Gaul

Kurang gaul juga bisa menjadi penyebab cowok ganteng jomblo.

Biasanya lingkup pertemanan bisa mempertemukan seseorang dengan jodohnya.

Bagi individu yang kurang pergaulan, cenderung akan sulit menemukan pengalaman dan referensi yang baik dalam hidup.

Penyebab Pria Jomblo Menurut Sains

Berdasarkan sebuah temuan yang terbit di Evolutionary Psychological Science pada 2018, Menelaos Apostolou salah satu penulis menjelaskan, penyebab banyak pria jomblo karena kemampuan sosial pria yang tidak bisa mengikuti perubahan di masyarakat.

Studi ini dilakukan dengan melihat beragam tanggapan dalam postingan anonim di Reddit yang melontarkan pertanyaan, "Guys, mengapa kamu jomblo?".

Lalu, Apostolou mengkategorikan ribuan tanggapan tersebut menjadi 43 alasan utama, termasuk kecemasan, kurangnya waktu, menikmati masa lajang, takut akan hubungan, dan mudah menyerah.

Apostolou menjelaskan, setidaknya pria tidak memerlukan perjodohan seiringan perkembangan zaman.

Hal ini merupakan aturan dalam mencari pasangan yang relatif baru dalam sejarah spesies kita.

Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi semua masyarakat dan tidak menyebar secara luas.

"Ini menunjukkan, pria yang lama melajang punya sikap warisan dari nenek moyang untuk tidak cakap dalam mencari pasangan," tegas Apostolou.

Teori ini dipertanyakan dan dianggap kontra-produktif untuk para pria lajang.

Hal ini lantaran argumen soal evolusioner ini seolah dapat meringankan beban pria atas status lajang mereka.

Untuk itu, Apostolou berharap para ahli dapat mengalokasikan lebih banyak upaya dalam mempelajari status jomblo dan bagaimana orang dapat mencari pasangan dan memiliki hubungan yang langgeng di masa depan.

Bagi kaum cowok, ingin mengetahui lebih dalam tentang pesona ganteng? Kamu bisa membaca Buku Ajar Cowok Pintar, 100% Tentang Cowok.

Buku ini membahas tentang tips agar semakin pede, memahami diri sendiri, dan akhirnya mampu menentukan ke mana akan melangkah.

Ingin mengoleksinya? Segera check out di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau