Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Cemas Berlebihan Berbahaya? Ini Dampaknya bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Kompas.com, 29 Desember 2025, 15:00 WIB
Apakah Cemas Berlebihan Berbahaya Sumber Gambar: Freepik.com Apakah Cemas Berlebihan Berbahaya
Rujukan artikel ini:
Focus on What Matters: Fokus…
Pengarang: Darius Foroux
Penulis Nadia
|
Editor Novia Putri Anindhita

Rasa cemas merupakan emosi yang wajar dialami setiap manusia.

Saat menghadapi ujian, wawancara kerja, masalah keuangan, atau konflik pribadi, perasaan cemas muncul sebagai respons alami tubuh terhadap tekanan.

Namun, dalam beberapa kasus, rasa cemas tidak lagi bersifat sementara.

Perasaan ini muncul hampir setiap hari, sulit dikendalikan, dan terus menghantui pikiran.

Di sinilah kecemasan berubah menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai.

Banyak orang menganggap cemas sebagai bagian dari kehidupan yang harus diterima.

Padahal, jika dibiarkan berlebihan dan berkepanjangan, kecemasan dapat berdampak serius pada kesehatan tubuh, kondisi mental, hingga kualitas hidup secara keseluruhan.

Pertanyaannya, apakah cemas berlebihan benar-benar berbahaya?

Apa Itu Cemas Berlebihan?

Cemas berlebihan adalah kondisi ketika seseorang mengalami rasa khawatir yang muncul secara intens, berlangsung lama, sulit dikendalikan, dan tidak sebanding dengan situasi yang dihadapi.

Rasa cemas ini tidak hanya muncul sesekali, tetapi hampir setiap hari dan mengganggu aktivitas.

Cemas berlebihan kerap dikaitkan dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder), seperti generalized anxiety disorder (GAD), gangguan panik, fobia, atau gangguan kecemasan sosial.

Berbeda dengan cemas biasa, cemas berlebihan membuat seseorang terus berada dalam keadaan “siaga” seolah-olah bahaya akan selalu terjadi.

Perbedaan Cemas Normal dan Cemas Berlebihan

Cemas tidak selalu buruk, namun penting untuk mengetahui perbedaannya agar tidak mengabaikan kondisi yang sebenarnya sudah perlu ditangani.

Cemas normal:

  • Muncul sesekali sesuai situasi
  • Bisa mereda setelah masalah selesai
  • Tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Masih bisa dikendalikan dengan tenang

Cemas berlebihan:

  • Muncul hampir setiap hari
  • Bertahan lama tanpa sebab yang jelas
  • Sulit dikendalikan
  • Mengganggu tidur, pekerjaan, dan hubungan sosial
  • Disertai keluhan fisik seperti jantung berdebar atau pusing

Apakah Cemas Berlebihan Berbahaya?

Ya, cemas berlebihan berbahaya jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan yang tepat.

Kondisi ini dapat memicu gangguan kesehatan fisik, memperburuk kesehatan mental, menurunkan produktivitas, serta mengganggu kualitas hidup seseorang.

Tubuh yang terus-menerus berada dalam keadaan cemas akan memproduksi hormon stres seperti kortisol secara berlebihan.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat merusak berbagai sistem dalam tubuh.

Dampak Cemas Berlebihan bagi Kesehatan Fisik

Banyak orang tidak menyadari bahwa kecemasan yang berlebihan dapat menimbulkan keluhan fisik yang nyata.

Berikut beberapa dampaknya:

1. Gangguan Jantung dan Tekanan Darah

Cemas membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat.

Jika berlangsung lama, risiko penyakit jantung bisa meningkat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

2. Masalah Pencernaan

Perut sering mulas, mual, diare, atau kembung merupakan keluhan umum pada orang yang mengalami kecemasan kronis.

3. Sakit Kepala dan Nyeri Otot

Otot yang terus tegang karena stres dapat menimbulkan sakit kepala, nyeri leher, dan nyeri punggung.

4. Mudah Lelah dan Lemah

Kecemasan menguras energi karena tubuh selalu dalam kondisi siaga.

5. Daya Tahan Tubuh Menurun

Stres berkepanjangan dapat melemahkan sistem imun, membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit.

Dampak Cemas Berlebihan bagi Kesehatan Mental

Selain fisik, dampak paling besar dari cemas berlebihan justru dirasakan pada kondisi mental seseorang.

  • Orang dengan kecemasan sering sulit memulai tidur, sering terbangun, atau merasa tidak segar saat bangun pagi.
  • Pikiran terus dipenuhi kekhawatiran yang sulit dihentikan, bahkan terhadap hal-hal kecil.
  • Serangan panik ditandai dengan sesak napas, jantung berdebar hebat, pusing, dan rasa takut luar biasa secara tiba-tiba.
  • Kecemasan yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi depresi.
  • Orang yang cemas berlebihan sering meragukan dirinya sendiri dan takut mengambil keputusan.

Tanda-Tanda Cemas Sudah Berlebihan dan Perlu Diwaspadai

Beberapa tanda berikut dapat menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami sudah tidak lagi normal dan berpotensi mengarah pada gangguan kecemasan atau anxiety disorder.

Gejala-gejala ini biasanya muncul secara konsisten dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, baik secara fisik maupun mental:

  • Merasa cemas hampir setiap hari, meskipun tidak ada pemicu yang jelas.
  • Sulit tidur atau sering terbangun di malam hari, akibat pikiran yang terus-menerus gelisah.
  • Mudah panik tanpa sebab yang jelas, bahkan pada situasi yang sebenarnya aman.
  • Sulit berkonsentrasi sehingga mengganggu pekerjaan, belajar, atau aktivitas harian.
  • Jantung sering berdebar kencang, disertai sesak napas atau rasa tidak nyaman di dada.
  • Merasa gelisah, tegang, dan tidak tenang sepanjang waktu.
  • Takut berlebihan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi, atau sering membayangkan kemungkinan terburuk.

Jika tanda-tanda tersebut berlangsung lebih dari dua minggu dan mulai mengganggu aktivitas, pekerjaan, atau hubungan sosial, sebaiknya kondisi ini tidak diabaikan dan segera berkonsultasi dengan tenaga profesional.

Kapan Harus ke Psikolog atau Psikiater?

Mencari bantuan profesional sangat dianjurkan ketika kecemasan sudah mulai mengganggu kualitas hidup dan tidak lagi bisa dikendalikan sendiri.

Berikut beberapa tanda sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

  • Rasa cemas berlangsung lebih dari 2–4 minggu tanpa menunjukkan perbaikan.
  • Kecemasan mengganggu pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial sehingga aktivitas sehari-hari menjadi terhambat.
  • Mengalami serangan panik berulang, baik secara tiba-tiba maupun dipicu situasi tertentu.
  • Sulit tidur hampir setiap malam akibat pikiran gelisah dan rasa tidak tenang yang terus-menerus.
  • Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau perasaan putus asa yang intens.

Perlu diingat, mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan, justru merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap kesehatan mental diri sendiri.

Dengan penanganan yang tepat, anxiety disorder dapat dikelola dengan baik sehingga kualitas hidup tetap terjaga.

Cemas merupakan bagian alami dari kehidupan.

Namun, cemas yang berlebihan dan berlangsung lama adalah kondisi yang berbahaya jika diabaikan.

Tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga berdampak nyata pada kesehatan fisik, hubungan sosial, serta kualitas hidup seseorang.

Kabar baiknya, cemas berlebihan dapat dikendalikan dan disembuhkan dengan penanganan yang tepat, mulai dari perubahan gaya hidup, dukungan sosial, hingga bantuan profesional.

Semakin cepat disadari, semakin besar peluang untuk pulih.

Rekomendasi Aktivitas untuk Meredakan Cemas Berlebih

Membaca buku merupakan aktivitas sederhana yang efektif untuk menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan berlebih.

Membaca membantu mengalihkan fokus dari pikiran negatif sekaligus memberi perspektif baru dalam menghadapi tekanan hidup.

Salah satu buku yang direkomendasikan adalah Focus on What Matters: Fokus Saja pada yang Penting.

Buku ini mengajarkan latihan-latihan sederhana untuk melatih mental dan fokus, sekaligus menghadirkan nilai-nilai Stoik yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan metode yang mudah diikuti, buku ini membantu pembacanya untuk membangun disiplin, mengurangi distraksi, dan menemukan kebahagiaan.

Cocok bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup lebih bermakna tanpa kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan pengingat untuk fokus pada apa yang benar-benar penting.

Baca selengkapnya dan pesan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau