Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Elegan untuk Mengakhiri Toxic Friendship

Kompas.com - 04/08/2022, 08:00 WIB
cara keluar dari toxic friendship Sumber: the wonder cottage cara keluar dari toxic friendship
Rujukan artikel ini:
Berani Tidak Disukai
Pengarang: Ichiro Kishimi dan Fumitake…
|
Editor Rahmad

Sama seperti halnya sebuah hubungan asmara, hubungan pertemanan juga bisa menjadi toxic. Saat kamu merasa temanmu sering menyakiti, menjatuhkan, bahkan meremehkanmu, atau sering membuatmu merasa kurang layak secara terus menerus, maka inilah saatnya kamu mengakhiri pertemananmu itu.

Terjebak dalam sebuah lingkaran pertemanan yang toxic bisa sangat melelahkan untuk kamu. Jenis teman yang toxic sebaiknya perlu kamu hindari apalagi jika mereka sudah merugikanmu. Menyadari kalau kamu terjebak dalam toxic friendship, pastinya membuat kamu ingin segera mengakhiri hubungan yang tidak sehat ini.

Namun sayangnya, itu bukan hal yang mudah, apalagi jika kamu bertemu dengan temanmu setiap hari. Misalnya saja toxic friendship-mu ini teman kantor, teman sekolah. Saat kamu terjebak dalam toxic friendship, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. Berikut penjelasannya.

Punya Teman yang Toxic? Lakukan Ini

Sumber: zenful spirit

1. Kenali sifatnya yang beracun

Penting bagi kamu untuk mengenali apa saja sifat temanmu yang beracun alias toxic yang ditunjukkan olehnya. Dengan begitu, kamu dapat mencari tahu apakah temanmu itu memang benar “beracun” atau hanya teman yang toxic kepada kamu saja.

2. Dare to say ‘no’

Merasa tidak enak hati saat harus menolak permintaan temanmu sangatlah mungkin terjadi. Tapi, sebaiknya pastikan dulu bahwa teman toxic-mu tidak memiliki sifat semaunya saja. Jika kamu memutuskan untuk tetap bertahan pada toxic friendship, kamu harus mengetahui konsekuensinya serta kemungkinan yang akan terjadi nantinya.

Jika dirasa sudah sangat berlebihan, maka cobalah untuk berani melawan dan mengatakan tidak apa yang dilakukan oleh temanmu yang toxic ini. karena pada dasarnya kamu memiliki hak untuk menolak permintaannya.

3. Membuat batasan

Sangat penting untuk kamu membuat sebuah batasan yang jelas, terutama saat terjebak dalam toxic friendship. Karena hal ini sangatlah berguna untuk melindungi diri kamu sendiri. Saat kamu berada di sekitar orang yang toxic, yang harus kamu selamatkan terlebih dahulu adalah kesehatan mental.

Jangan sampai, kamu harus mengorbankan kesehatan mental serta kebahagiaanmu hanya untuk membuat senang temanmu yang toxic itu.

4. Prioritaskan diri kamu

Ketika kamu mengatakan pada temanmu bahwa kamu merasa tersakiti, kamu seringkali merasa bersalah dan juga tidak enak. Tapi, kamu harus bisa menjadikan diri kamu sebagai prioritas.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Seorang ahli resolusi konflik, Karen Valencic mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada bagaimana kamu melihat dirimu itu dihargai. Kalau kamu membiarkan mereka, maka kamu tidak melihat dirimu sendiri sebagai sesuatu yang berharga.

Jadi, kalau kamu merasa tindakan yang temanmu lakukan kepadamu adalah hal yang salah, maka ini bisa menjadi motivasi kamu untuk mengakhiri toxic friendship.

5. Hapus pertemanan di media sosial

Kamu sebetulnya tidak perlu tahu apa yang sedang teman toxic mu itu lakukan, begitu pula dengan mereka, yang juga tak perlu tahu apa yang kamu lakukan. Namun, hadirnya media sosial sudah menjadi sumber informasi. Di mana kita sebagai pemiliknya seringkali mengunggah informasi yang tidak perlu ke media sosial kita.

Terkadang, informasi itulah yang bisa menimbulkan perasaan dendam, cemburu, atau gosip yang berlebihan. Namun, saat kamu memutuskan untuk menghapus pertemanan di media sosial, ini akan membuatmu menjadi lebih baik.

6. Berteman dengan yang lain

Tak masalah kalau kamu merasa berat untuk melepaskan dan memilih berteman dengan temanmu yang toxic. Namun, ada baiknya kamu tetap berkomunikasi dengan teman lainnya yang tidak tergolong toxic.

Dengan begitu, kamu bisa berbagi cerita dan meminta pandangan yang objektif dari orang yang berada di luar lingkaran toxic friendship. Cobalah untuk bercerita seputar yang kamu alami, lalu tanyakan pendapat mereka terkait hal yang kamu alami.

7. Akhiri pertemanan

Kalau kamu merasa sudah tidak bisa lagi mentoleransi masalah dalam hubungan pertemanan kamu, maka jangan ragu untuk mengakhirinya. Perlu kamu ingat, menjaga kesehatan mental serta kebahagiaan diri sendiri adalah hal yang penting untuk dilakukan. Dengan begitu, kamu bisa fokus dalam menjalani hidup serta aktivitas kamu yang lain tanpa adanya gangguan dari temanmu yang toxic.

Itulah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengakhiri toxic friendship yang sedang kamu alami. Jika kamu masih merasa ragu, kamu bisa membaca buku-buku yang berkaitan dengan hal yang kamu alami. Untuk menguatkan dirimu, kamu bisa membaca buku Berani Tidak Disukai.

Buku ini menyajikan jawaban secara sederhana dan juga secara langsung. berdasarkan pada teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka pada abad ke-19. Buku ini mengutip percakapan yang terjalin saat ia membantu muridnya dalam memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu untuk menentukan arah hidup sendiri, serta terbebas dari belenggu trauma di masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.

Buku Berani Tidak Disukai juga akan memandu kamu untuk memahami konsep mencintai diri, memaafkan diri sendiri serta menyingkirkan hal yang tidak penting dari pikiran. Buku ini juga akan membantumu membangun keberanian untuk mengubah diri kamu menjadi lebih baik.

Buku ini bisa segera kamu dapatkan di https://www.gramedia.com/

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau