Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Hewan Langka Asli Papua, Keindahan dari Timur Indonesia

Kompas.com, 16 Desember 2025, 15:00 WIB
Jenis Hewan Langka Asli Papua  Sumber Gambar: Freepik.com Jenis Hewan Langka Asli Papua 
Rujukan artikel ini:
Nat Geo Ensiklopedia Saintis Cilik:…
Pengarang: Catherine D. Hughes
Penulis Vadiyah
|
Editor Novia Putri Anindhita

Papua memang penuh keajaiban alam yang sulit ditemukan di tempat lain.

Hampir setiap sudut hutan, gunung, sampai rawa-rawanya menyimpan kehidupan spesies yang unik, bahkan banyak di antaranya tidak dapat ditemukan di wilayah lain di dunia.

Salah satu harta paling berharga di Papua adalah keberadaan hewan-hewan langka yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri, namun sangat rentan terhadap kerusakan habitat.

Banyak dari satwa langka Papua ini hidup di lingkungan yang sangat spesifik sehingga perubahan kecil pada ekosistem saja dapat menyebabkan penurunan populasi secara drastis.

Jika tidak dijaga dengan serius, keanekaragaman yang menjadi kebanggaan Papua ini bisa hilang satu per satu.

Oleh karena itu, mengenal jenis hewan langka asli Papua menjadi penting, bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran akan perlunya menjaga keberlangsungan hidup mereka.

Lalu, apa saja jenis hewan yang asli dari Papua? Yuk, simak pembahasan singkatnya di sini.

Jenis Hewan Langka Asli Papua

1. Burung Cenderawasih

Cenderawasih adalah burung endemik Papua yang terkenal berkat bulunya yang indah dan tarian kawinnya yang begitu unik.

Setiap kali burung ini menari, rasanya seperti menyaksikan sebuah pertunjukan kecil yang diciptakan untuk memamerkan kecantikannya.

Yang membuatnya semakin spesial, burung Cenderawasih hanya bisa ditemukan di Papua dan tidak hidup di tempat lain di dunia.

Tak heran jika burung ini dijuluki Bird of Paradise karena warna bulunya yang cerah, ekor panjang yang melambai, serta gerakannya saat menarik pasangan terlihat seperti sebuah karya seni hidup.

Sayangnya, kecantikan tersebut juga menjadi salah satu alasan populasinya terus menurun.

Banyak spesies Cenderawasih kini masuk kategori rentan hingga terancam punah, terutama akibat perburuan bulu serta menyempitnya kawasan hutan yang menjadi habitat alaminya.

2. Kanguru Pohon

Berbeda dengan kanguru yang biasa kita tahu melompat di tanah dan rumput, kanguru pohon lebih banyak menghabiskan waktu di atas pepohonan.

Hewan ini memiliki bulu tebal yang hangat, ekor panjang yang membantu mereka menjaga keseimbangan saat bergerak di ketinggian.

Jenis yang bisa ditemukan di Papua adalah kanguru pohon goodfellow dan kanguru pohon mantel emas.

Meskipun terlihat kuat dan lincah, kanguru pohon kini terancam punah karena maraknya perburuan, pembukaan hutan, dan perubahan lingkungan.

Mereka juga sensitif sehingga gangguan kecil di habitatnya bisa berdampak besar pada populasinya.

3. Kasuari Gelambir Ganda

Burung besar asli Papua ini mudah dikenali berkat dua gelambir di lehernya serta posturnya yang kokoh.

Selain tampilannya yang unik, kasuari juga dikenal sebagai burung yang cukup agresif.

Kuku kakinya yang tajam mampu melukai predator sehingga tidak heran jika ia sering disebut sebagai salah satu burung paling berbahaya di dunia.

Namun, di balik kesan garangnya, kasuari tetap memiliki sisi rapuh.

Populasinya terus menurun akibat penyempitan habitat dan perburuan yang masih terjadi di beberapa daerah, membuat keberadaannya semakin terancam dari waktu ke waktu.

4. Kuskus Papua

Kuskus Papua termasuk hewan nokturnal yang tinggal nyaman di pepohonan.

Hewan ini dikenal memiliki bulu tebal serta mata besar yang membuatnya terlihat menggemaskan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Gerakannya pelan dan lembut, membuat kuskus mudah dikenali saat malam hari ketika keluar mencari makan.

Beberapa jenis kuskus, seperti Kuskus Tutul dan Kuskus Bercabang merupakan satwa endemik yang hanya bisa ditemukan di wilayah Papua dan pulau-pulau sekitarnya.

Kini kuskus termasuk satwa yang rentan karena perburuan dan hilangnya habitat menjadi ancaman terbesar yang membuat populasinya menurun dari tahun ke tahun.

5. Buaya Irian

Buaya Irian adalah salah satu penghuni perairan Papua yang paling disegani.

Mereka hidup di sungai, rawa, dan danau.

Ukurannya bisa mencapai sekitar 3 meter, menjadikannya predator puncak di habitatnya.

Meski terlihat garang, spesies ini pernah mengalami penurunan populasi akibat perburuan kulit pada masa lalu.

Industri kulit eksotis membuat buaya Irian sempat berada di ambang kepunahan, hingga akhirnya upaya konservasi dilakukan untuk memulihkan jumlahnya.

Saat ini, keberadaan mereka terus dipantau ketat agar ekosistem sungai dan rawa tetap seimbang.

6. Mambruk

Mambruk adalah burung dengan tubuh besar, bulu biru keabu-abuannya memiliki mahkota cantik mengembang seperti renda.

Karena kecantikannya, hewan ini dijuluki Victoria Crowned Pigeon.

Sayangnya, karena kecantikannya itu mambruk justru sering jadi incaran perburuan.

Bulu dan mahkotanya yang unik membuat populasinya makin berkurang di alam liar.

Padahal, burung ini punya peran penting menjaga regenerasi hutan lewat penyebaran biji.

7. Echidna Paruh Panjang

Echidna paruh panjang Papua adalah hewan yang benar-benar langka di Papua.

Hewan ini termasuk monotrem, yaitu kelompok mamalia langka yang berkembang biak dengan cara bertelur, sama seperti platypus.

Tubuhnya berduri halus, moncongnya panjang untuk mencari serangga, dan sifatnya dikenal sangat pemalu.

Karena sulit ditemukan, sebagian besar informasi tentang hewan ini berasal dari jejak, sisa makanan, dan laporan masyarakat lokal.

Keberadaannya yang hampir terasa seperti legenda membuat Echidna paruh panjang menjadi simbol betapa berharganya kekayaan biodiversitas Papua.

Itulah beberapa hewan asli Papua yang kini berstatus langka bahkan terancam punah.

Manusia memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian mereka, mulai dari melindungi habitat hingga mendukung upaya konservasi yang sudah berjalan.

Semakin banyak kita mengenal satwa-satwa ini, semakin besar pula rasa tanggung jawab untuk ikut melestarikannya.

Jika kamu ingin memperluas wawasan tentang dunia hewan dengan cara yang lebih seru, buku National Geographic – Ensiklopedia Saintis Cilik: Fauna bisa menjadi pilihan bacaan yang tepat.

Buku ini memuat lebih dari 200 foto menarik serta ulasan singkat mengenai ciri-ciri berbagai jenis fauna dari seluruh dunia.

Setiap hewan dibahas dengan penjelasan yang lengkap, namun tetap mudah dipahami sehingga sangat cocok untuk anak-anak yang ingin mengenal dunia satwa dengan cara yang menyenangkan.

Buku ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.com dan toko Gramedia terdekat.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau