Film Dilan 1990 yang keluar di tahun 2018 mampu menarik perhatian banyak orang.
Tidak hanya generasi Z saja, tetapi juga generasi milenial yang ingin bernostalgia dengan setting cerita di tahun 90-an.
Film yang sempat menjadi box office dan memenangkan banyak penghargaan ini, meninggalkan kesan yang mendalam bagi penonton yang datang dari berbagai generasi.
Cerita cinta di bangku Sekolah Menengah Atas memang sangat relate dengan kehidupan semua orang dan membekas di hati, karena selain perubahan hormon di usia remaja, juga merupakan masa transisi ke usia dewasa dan menginjak bangku perguruan tinggi.
Tidak salah jika film yang mengangkat latar belakang serupa banyak menjadi resep sukses film box office.
Jika di awal tahun 2000, ada film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang sempat booming dan mempunyai jutaan penggemar, maka di masa sekarang kita mempunyai Dilan.
Bedanya dengan AADC, film Dilan merupakan film adaptasi dari novel yang ditulis oleh Pidi Baiq.
Selain novel Dilan 2: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 yang akan kita review kali ini, ada juga Dilan Universe yang lain seperti novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, Milea Suara dari Dilan, kelanjutan kisah cinta Dilan pada novel Ancika, dan selain itu sekarang telah terbit versi komik Dilan bagian 1 dan Dilan bagian 2.
Jika kamu pernah membaca Novel Dilan yang pertama, kamu pasti mengetahui bagaimana proses manis pendekatan Dilan ke Milea Adnan Hussain atau yang kerap dipanggil Milea, si anak Jakarta yang pindah ke Bandung.
Di novel kedua dari seri Dilan ini, dikisahkan tentang dinamika hubungan romantis yang terjalin antara Dilan dan Milea.
Novel Dilan 2 mengambil sudut pandang Milea sebagai penulis cerita dan juga Dilan.
Di awal cerita, kita diingatkan kembali kepada sosok Dilan yang cuek dengan rambut terlihat berantakan dan memakai jaket jeans belel atau jaket Army Korea, pemberian ayah Dilan yang seorang tentara.
Walau mempunyai jiwa pemberontak dan tidak suka diatur, namun seperti yang kita ketahui di buku Dilan 1, Dilan adalah sosok yang lembut dan kocak, serta menyukai puisi.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Walaupun selalu langganan ranking 1, tapi dia bukan tipe siswa yang tenggelam di dalam buku pelajaran, melainkan juga bersosialisasi dan bahkan dia dikenal sebagai Panglima Tempur dari salah satu geng motor yang ada di Bandung.
Di dalam novel inilah kita menemukan sisi lain dari Dilan, bagaimana persahabatan yang dijalin dengan teman-temannya, serta dinamika hubungannya dengan Milea.
Di awal buku ini, Milea mengatakan bahwa dia mau pacaran dengan Dilan karena sikapnya kepada Milea selama ini.
Menurut Milea, Dilan memiliki kepribadian yang dia inginkan, yaitu memiliki pemikiran yang mampu mengubah pola pikirnya yang lama. (Dilan 2, hal 22)
Dilan selain membuat Milea tertawa karena kekonyolannya, di sisi lain juga membuat dia khawatir apalagi setelah terjadi pengeroyokan kepada Dilan.
Sementara dari sisi Dilan, dia mendapatkan kenyataan bahwa Milea yang cantik ini tidak hanya menjadi idaman dia seorang, namun juga idaman pria lain.
Di dalam novel Dilan 2, kita mengenal sosok Yugo Danois De Kemmeter, anak dari Tante Anis, saudara Milea yang datang mengunjunginya di Bandung setelah lama tinggal di Belgia.
Selain itu ada sosok Kang Adi, seorang mahasiswi ITB yang merupakan guru privat Milea, dan juga ada sosok Pak Dedi, seorang guru magang di SMA mereka.
Ketika kita membaca novel ini, kita merasakan bagaimana menjadi Milea, bagaimana menjadi Dilan, bagaimana perasaan yang tumbuh di antara keduanya, dan bagaimana ketika itu berakhir.
Ya, Dilan dan Milea pada akhirnya tidak bersama.
Namun, cerita Dilan dan Milea suguhkan kepada pembaca sangat menyentuh dengan penggunaan bahasa yang ringan.
Novel Dilan 2: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 kini hadir dengan cover baru dan dapat kalian beli baik itu di Gramedia.com maupun di toko buku Gramedia di kotamu.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.