Setiap orang memiliki pendapatnya sendiri dalam mendefinisikan bentuk kebahagiaan dalam hidupnya.
Sebagian orang menganggap bahwa kebahagiaan itu berasal dari ketenaran, kekayaan, bahkan kesehatan.
Tapi di zaman yang sudah canggih seperti sekarang, kata ‘kebahagiaan’ sepertinya sudah semakin mengalami pergeseran makna dan tidak sedikit orang yang bahkan mengunggah kebahagiaannya di media sosial.
Tujuannya pun beragam, ada yang menjadikannya sebagai ajang pamer, atau bahkan sebagai cara untuk menutupi sebuah rahasia besar.
Joo Youngha sebagai seorang penulis akhirnya mencoba untuk menjadikan kebahagiaan sebagai topik utama dalam bukunya.
Ia ingin menunjukkan bahwa sebagian manusia pada dasarnya adalah makhluk yang ingin terlihat sebagai orang yang paling bahagia dibandingkan orang lain, sampai tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang membahayakan dirinya.
Sepasang suami dan istri tiba-tiba ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan di sebuah Apartemen super mewah di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan.
Sang suami yang diidentifikasi atas nama Kang Do-joon, ditemukan dengan luka tikaman di punggung, sementara istrinya, Oh Yoo-jin ditemukan tewas dalam posisi bergelantungan di pagar balkon apartemen, tapi tidak ditemukan tanda-tanda pelaku yang mencurigakan di ruangan tersebut.
Saat kabar ini menyeruak ke khalayak ramai dan polisi dirasa kurang sigap dalam menilai kasus ini, sahabat baik Oh Yoo-jin sejak SMA yang bernama Jang Mi-ho dan Se-kyeong terdorong untuk menyelidiki sendiri kasus misterius yang menimpa sahabat mereka.
Setelah beberapa hari penyelidikan, Jang Mi-ho mendapatkan informasi bahwa Oh Yoo-jin tergabung dalam kelompok “Perang Kebahagiaan”, yang anggotanya terdiri dari para ibu-ibu wali murid TK International Heritage.
Kelompok ini merupakan sebuah perkumpulan yang anggotanya saling berlomba untuk mengunggah foto di media sosial, dengan tujuan untuk memamerkan diri sebagai manusia yang paling bahagia.
Bentuk kebahagiaannya sendiri biasanya diidentikan dengan suami yang penyayang, anak yang paling pintar, dan memiliki banyak barang-barang mewah.
Tapi anehnya, setiap anggota dalam kelompok ini malah kerap menyindir satu sama lain dalam kolom komentar, sehingga menunjukkan bahwa perkumpulan ini bukanlah perkumpulan yang sehat.
Walaupun Jang Mi-ho dan Se-kyeong menemukan banyak sekali kejanggalan yang melingkupi perkumpulan ini, polisi secara resmi malah menyatakan bahwa Oh Yoo-jin bunuh diri setelah ia menikam suaminya sendiri.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Kedua sahabat yang masih dipenuhi rasa curiga ini tidak bisa begitu saja mempercayai keputusan polisi dan terus berusaha mengungkap misteri yang tersembunyi, apalagi setelah mereka mendengar kabar bahwa ada USB misterius yang banyak diburu karena menyimpan sebuah rahasia besar yang berkaitan langsung dengan perkumpulan Perang Kebahagiaan.
Apa yang sebenarnya terjadi pada pasangan suami istri ini? Dan apakah peristiwa ini sebenarnya ada sangkut-pautnya dengan kejadian yang terjadi 17 tahun lalu?
Buku terjemahan ini tidak hanya menarik dari segi cerita, tapi juga dari ilustrasi sampul bukunya.
Perpaduan warna biru muda pada sisi kiri dan biru gelap pada sisi kanan sangat menggambarkan keadaan tokoh dalam buku ini, bahwa yang terlihat bahagia belum tentu ia benar-benar bahagia.
Kelompok Perang Kebahagiaan dalam novel ini terasa mencurigakan, karena setiap anggotanya selalu memaksakan diri untuk terlihat lebih sempurna dibandingkan yang lain, bahkan mereka sampai melupakan identitasnya sendiri.
Sejak pertama kali Jang Mi-ho menemukan keanehan dalam perkumpulan ini, pembaca langsung saja diajak untuk ikut menebak setiap clue yang diberikan penulis, entah melalui tindakan atau perkataan yang dilayangkan oleh para tokoh dalam novel ini.
Joo Youngha sebagai penulis rasanya berhasil mengalihkan perhatian pembaca dari yang tadinya penasaran dengan sosok si pelaku, jadi berpindah haluan dan malah mencari alasan ‘kenapa peristiwa ini bisa terjadi?’, para pembaca pun seolah-olah diajak untuk menjadi seorang detektif dadakan.
Kejadian pada 17 tahun lalu yang melibatkan Yoo-jin, Mi-ho, dan Se-kyeong juga perlahan-lahan diungkap secara samar, sampai akhirnya menunjukkan sebuah fakta bahwa setiap komentar yang terkesan ‘polos dan biasa saja’, ternyata punya dampak yang besar pada kehidupan Oh Yoo-jin setelah dewasa.
Saat pembaca sedang fokus menyelami kisah Yoo-jin dan berbagai kejadian di masa lalunya, penulis secara tiba-tiba menghadirkan plot twist yang berhasil mengaduk-aduk logika berpikir para pembaca, sehingga pembaca benar-benar merasa bahwa kasus ini sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Dalam buku ini, ada banyak sekali pelajaran yang juga penting untuk diteladani, misalnya tentang pentingnya membahagiakan diri sendiri, berhenti untuk membohongi diri sendiri, dan tentang bagaimana manusia seharusnya lebih berhati-hati serta menyadari bahwa tidak semua masalah harus diceritakan pada orang lain, karena pada dasarnya tidak semua orang bisa mengerti dan memahaminya dengan baik.
Jadi, sebenarnya apa yang terjadi pada kehidupan Oh Yoo-jin dan apa saja rahasia yang tersembunyi dari kelompok Perang Kebahagiaan?
Kalau kamu penasaran dan ingin mengetahui kisahnya lebih lanjut, kamu bisa membeli buku fisiknya di Gramedia.com, atau kamu juga bisa membaca versi e-booknya melalui Gramedia Digital.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.