Parenthood, Tantangan Baru Setiap Orangtua Dalam Membesarkan Anak
Hampir tidak ada sekolah formal untuk menjadi orangtua.
Juga tidak ada buku manual resmi bersama lahirnya seorang bayi yang bisa membuat orangtua baru merasa lebih percaya diri dalam mengasuh anaknya.
Media sosial yang memenuhi dunia dengan informasi serbacepat pun menjadi pisau bermata dua bagi orangtua.
Akun-akun parenting menjamur, para ahli dan praktisi dengan semangat berbagi. Informasi tersebut bisa membuat parents to be mempersiapkan diri lebih baik.
Juga bisa membuat orangtua merasa tidak sendiri setelah membaca banyak orangtua lain mengalami hal yang sama.
Namun, di satu sisi informasi tersebut membuat orangtua semakin tidak percaya diri, apalagi ketika melihat pencapaian orangtua lain dalam mengasuh anak.
Seringnya, orangtua baru malah kehilangan arah saking banyaknya nasihat dan saran yang didapatkan dari media sosial maupun dari lingkungan sekitar, terutama keluarga dan kerabat.
Belum lagi mitos-mitos yang membuat proses mengambil keputusan tidak semudah sebelumnya.
Coba saja dipikir, saat bayi akhirnya tertidur, ada begitu banyak daftar kegiatan yang ingin dilakukan seorang ibu.
Apakah mau mandi, makan, berberes rumah, pumping, ikut tidur, atau sekadar melihat lini masa media sosial?
Begitu kompleksnya proses pengambilan keputusan sehingga begitu sampai pada keputusan, bayinya sudah telanjur bangun kembali. Rumit, ya?
Dikemas Dalam Novel, Selipan Parenthood Ternyata Berhasil Membuat Pembaca Merasa Tak Sendiri
Informasi mengenai pengasuhan anak yang dipaparkan di dunia maya maupun dunia nyata juga menyebabkan banyak pasangan muda memilih untuk tidak memiliki anak. Atau bahkan tidak menikah sama sekali. Menurut mereka, sangat riskan memutuskan untuk punya anak saat kondisi dunia tidak stabil. Ada juga yang memilih childfree karena trauma pribadi.
Hal ini dibahas dalam novel Ours yang ditulis Adrindia Ryandisza.
Alasan serta kesulitan yang dihadapi pasangan muda dalam menetapkan prinsip childfree yang ditentang masyarakat umum membuat beberapa pembaca mengamini sulitnya memiliki prinsip antimainstream.
Sebagian besar orangtua juga mengalami krisis identitas.
Mereka merasa sulit untuk membagi peran. Kapan harus menjadi diri sendiri, pasangan, atau orangtua, juga sebagai pekerja.
Sampai ke perubahan prioritas, tanggung jawab, dan rutinitas harian. Orangtua baru seakan-akan memasuki dunia yang sama sekali asing, begitu berbeda dari dunia mereka sebelumnya.
Jika yang dirasakan terhadap perubahan-perubahan tersebut tidak dipersiapkan dan ditangani dengan baik, akan berujung pada memburuknya kesehatan mental orangtua.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Ini tentu saja akan berpengaruh bagi tumbuh kembang sang anak. Beberapa pakar menyebutkan menjadwalkan me time atau couple time bisa membantu orangtua recharge energi sehingga bisa kembali mengasuh anak dengan lebih mindful.
Sulitnya pembagian peran dan menjadwalkan me time ini juga sempat diceritakan dalam analogi berseri, Cerita Mamah Muda.
Dari empat buku, Me Time menjadi salah satu yang penjualannya lumayan bagus. Mungkin karena pembaca merasa adegan-adegan di dalamnya terasa sangat dekat.
Seperti diwakilkan perasaannya dalam rangkaian kata-kata yang dijalin penulis.
Salah satunya, adegan Bian bertanya alasan Maya, sang ibu, di rumah saja dan menjadi pengangguran.
Tidak seperti ibu dari teman-teman di sekolahnya yang punya pekerjaan yang dianggap Bian sangat penting di kantor.
Padahal, saat itu Maya sedang memikirkan apakah akan menerima tawaran menjadi koregrafer utama untuk pentas dari sanggar yang dulu membesarkan namanya. Maya ragu karena sejak memiliki anak, belum pernah ditemukannya pengasuh yang tepat. Para pembaca yang sudah memiliki anak pasti tahu mencari ART dan pengasuh itu mengalahkan sulitnya mencari jodoh.
Perasaan tidak sendirian menghadapi permasalahan dalam pengasuhan anak ini juga bisa didapat saat membaca novel Semangat, Tante Sasa! karangan Thessalivia.
Beberapa adegan dalam buku ini sungguh menggambarkan serunya parenting yang dialami Sasa bersama Velisa.
Contohnya saat Velisa membuat Sasa, tantenya, kelimpungan pagi-pagi. Saat bersiap-siap berangkat sekolaah, Velisa baru saja menginformasikan ada tugas yang menggunakan stik es krim hari itu.
Tante Sasa yang ditugaskan sementara menjaga Velisa selama neneknya naik haji tentu saja harus berjibaku mencari toko kerajinan tangan yang sudah buka pagi hari.
Padahal, Tante Sasa sendiri ada jadwal meeting pagi dengan klien penting.
Bab-bab pendek yang disertai catatan kecil tentang pelajaran mengasuh Velisa menjadi poin tersendiri sehingga pembaca merasa begitu dekat dengan para karakternya.
Pembaca merasa Velisa dan Sasa adalah teman yang berbagi pengalaman yang sama dengan mereka.
Novel-novel lain yang menyelipkan adegan parenthood yang berhasil menarik perhatian pembaca di antaranya, Ikan Kecil, Saat-saat Jauh, Lebih Senyap dari Bisikan, dan Oh, My Baby Blues.
Mungkin jika Anda sedang merasa sendiri dan tidak ada validasi atas apa yang Anda alami sebagai orangtua, membaca buku-buku tersebut bisa membantu Anda merasa lebih baik.
Buku ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.