Dalam Bahasa Indonesia, dikenal istilah idiom yang berarti gabungan kata yang bisa membentuk arti baru dan tidak bisa ditafsirkan dengan kata pembentuk dasarnya.
Dengan kata lain, idiom memiliki fungsi untuk mengkiaskan sesuatu dan membentuk kata baru yang lebih kreatif.
Tidak hanya itu, idiom juga bisa digunakan dalam percakapan sehari-hari karena kita membutuhkan satu frasa yang bisa mendefinisikan sebuah makna yang panjang dan rumit.
Salah satu idiom yang saat ini masih sering digunakan di masyarakat adalah istilah adu mulut.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami apa arti dari idiom tersebut dan tidak tahu bagaimana cara penggunaannya dalam kalimat.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah pengertian adu mulut dan daftar idiom lain dalam bahasa Indonesia yang ada hubungannya dengan organ tubuh.
Pengertian dan Contoh Idiom Adu Mulut
Adu mulut atau beradu mulut awalnya berasal dari kata dasar ‘beradu’.
Arti beradu mulut ini bisa dimasukkan ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan katanya tidak berada dalam arti yang sebenarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti adu mulut adalah bertengkar, bercekcok, atau berdebat.
Dalam hal ini, kamu bisa gunakan idiom adu mulut ini untuk menjelaskan situasi atau kondisi dimana ada dua pihak atau lebih yang sedang bertengkar.
Contoh penggunaan idiom adu mulut dalam kalimat:
- Kedua artis terkenal itu sedang adu mulut di kolom komentar Instagram karena permasalahan yang sepele.
- Pihak A dan pihak B beradu mulut karena ada perbedaan pendapat dalam rapat yang dilaksanakan tadi sore.
- Budi dan Andi sempat adu mulut di tengah acara debat pemilihan Ketua OSIS kemarin.
Kumpulan Idiom Bahasa Indonesia
1. Banting Tulang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banting tulang berarti bekerja keras.
Idiom ini bisa digunakan untuk menjelaskan karakter orang yang menghabiskan waktunya dengan bekerja keras, demi bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Contoh Kalimat:
- Orang tua itu rela banting tulang demi membiayai kehidupan keluarganya dengan berjualan makanan.
- Pak Budi setiap hari banting tulang agar anak-anaknya bisa tetap sekolah.
2. Angkat Kaki
Angkat kaki bisa berarti pergi meninggalkan suatu tempat, atau bisa juga diartikan sebagai melarikan diri.
Kamu bisa gunakan idiom ini untuk menggambarkan situasi seseorang yang sedang beranjak dari suatu tempat.
Contoh Kalimat:
- Di usia yang ke-20 tahun, Febi sudah memutuskan untuk angkat kaki dari rumah demi merantau ke luar negeri.
- Agung lebih memilih untuk angkat kaki dari tempat itu sebelum suasananya menjadi semakin ramai.
3. Darah Daging
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), darah daging artinya adalah anak kandung, atau bisa juga berarti keluarga.
Contoh Kalimat:
- Seno baru saja dipertemukan dengan darah dagingnya setelah terpisah 5 tahun lalu.
- Budi tega memukul darah dagingnya sendiri tadi malam.
4. Gigit Jari
Gigit jari berasal dari kata dasar gigit, idiom ini bisa diartikan sebagai perasaan kecewa karena tidak mendapatkan sesuatu yang diharapkan.
Contoh Kalimat:
- Warga desa B terpaksa gigit jari karena tidak terdaftar dalam program bantuan yang dicanangkan oleh pemerintah setempat.
- Selly terpaksa harus gigit jari setelah kehabisan tiket konser idolanya.
5. Kebakaran Jenggot
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebakaran jenggot berarti merasakan kebingungan dan panik yang sangat tidak karuan.
Contoh Kalimat:
Pertanyaan warga desa membuat calon anggota DPR itu kebakaran jenggot, pasalnya, ia ketahuan berbohong.
6. Cuci Otak
Idiom cuci otak bisa berarti menghilangkan suatu pendapat atau keyakinan seseorang dengan cara-cara tertentu.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Contoh Kalimat:
Intan yang dikenal sangat idealis kini telah berubah.
Salah satu alasannya karena lingkungan tempat kerjanya yang terus melancarkan agenda cuci otak untuk semua karyawannya.
7. Bersilat Lidah
Silat lidah dalam KBBI bisa diartikan sebagai berdalih atau memutarbalikkan perkataan yang diucapkan.
Contoh Kalimat:
- Dewi pada dasarnya memang pandai bersilat lidah, ibunya bahkan tidak sanggup untuk melawan kehendaknya.
- Sari sangat pandai bersilat lidah dan membuat teman-teman kelas selalu mempercayai perkataannya.
8. Bermuka Dua
Bermuka dua merupakan idiom yang familiar digunakan masyarakat, idiom ini bisa diartikan sebagai munafik atau orang yang tidak bisa dipercaya.
Contoh Kalimat:
Selly adalah orang yang bermuka dua.
Bisa bersikap manis di depan orang yang ia benci, tapi kemudian ia membicarakannya di belakang.
9. Kepala Dingin
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, idiom kepala dingin memiliki arti tenang dan sabar.
Dengan kata lain yaitu orang dengan sikap tenang, sabar, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan atau saat sedang menyelesaikan masalah.
Contoh Kalimat:
Zikri menggunakan kepala dingin untuk menyelesaikan setiap masalah yang sedang terjadi.
10. Ringan Tangan
Ringan tangan sendiri memiliki beberapa makna yang berbeda, bisa berarti negatif dan bisa juga berarti positif tergantung dari penggunaannya.
Saat dilihat secara negatif, ringan tangan bisa diartikan sebagai orang yang karakternya suka memukul dan menggunakan kekerasan.
Jika dilihat secara positif, ringan tangan bisa digunakan untuk seseorang yang suka menolong dan membantu orang lain tanpa pamrih.
Contoh Kalimat:
- Rani menangis semalaman saat mengetahui sifat ayahnya yang sangat ringan tangan. Ia takut ayahnya akan memukulnya.
- Budi sangat ringan tangan kepada siapa saja, ia bahkan tidak segan-segan untuk menolong orang lain walaupun dirinya sedang sibuk.
Nah, itulah 10 arti idiom dalam bahasa Indonesia, kamu bisa gunakan idiom ini dalam percakapan atau tulisan agar perbendaharaan katamu semakin banyak.
Selain idiom, masih ada banyak lagi istilah dalam bahasa Indonesia yang menarik untuk kamu pelajari, salah satunya adalah peribahasa.
Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap, yang berfungsi untuk mengiaskan maksud atau makna tertentu.
Untuk mempelajari peribahasa secara lebih mendalam, kamu bisa gunakan buku Kitab Peribahasa Terlengkap dan Terupdate karya Immawati Fitri Lestari.
Peribahasa pada awalnya adalah sebuah karya sastra lisan yang berkembang di masyarakat, yang biasanya digunakan untuk menasehati, memberikan teguran, dan memberikan sindiran pada orang lain.
Buku ini lahir sebagai bentuk usaha untuk menginventarisasi peribahasa agar tidak punah dan sekaligus juga untuk menambah kekayaan bahasa dan sastra bagi generasi muda.
Melalui buku ini, kamu akan belajar mengenai sejarah dan asal-usul peribahasa, pengertian peribahasa menurut berbagai versi, fungsi peribahasa, dan contoh-contoh peribahasa dalam kalimat.
Buku ini sekaligus juga menunjukkan bahwa pesan-pesan yang terkandung dalam peribahasa masih sangat relevan sampai sekarang.
Kalau tertarik, kamu bisa dapatkan buku ini melalui online di Gramedia.com.