Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Masa Depan Tanpa Khawatir

Kompas.com - 09/02/2022, 10:00 WIB
Sumber Foto: Dok. Bhuana Ilmu Populer
Rujukan artikel ini:
The Future Book
Pengarang: MAGNUS LINOKVIST
Penulis Febriani
|
Editor Almira Rahma Natasya

Pandemi membuat transformasi masa depan yang diperkirakan berlangsung 5-10 tahun mendatang, memaksa kita untuk beradaptasi dalam waktu 5-10 bulan.

Masa depan tidak lagi sejauh yang kita kira.

Ada dua cara untuk mengeksplorasi masa depan, menantikannya atau membuatnya.

Dalam buku The Future Book: Menjadikan Karier dan Hidup Anda Relevan di Masa Depan, Magnus Lindkvist menjabarkan bagaimana seharusnya kita berpikir mengenai masa depan.

Cara Hadapi Masa Depan Tanpa Khawatir

1. Bereksperimen dengan Sabar

Ekseperimen adalah awal dari segalanya.

Sejak balita, kita jatuh berkali-kali untuk bisa berjalan.

Magnus Lindkvist mengibaratkan eksperimen ini bagai berkebun.

Saat berkebun, kita bisa menyiapkan berbagai hal dan memastikan kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, tetapi kita tidak akan bisa memastikan hasilnya akan seperti apa.

Hidup dari bawah ke atas seperti ini membuat kita tidak gila akan kontrol dan membiarkan kegagalan tetap menjadi satu opsi.

Berusaha mengontrol segala sesuatunya malah juga bisa menutup opsi dan peluang lain yang terbuka.

Sebidang kebun yang cantik tidak tumbuh karena kebetulan, tetapi bagaimana warna muncul dan semak mengarahkan posisi cabang-cabangnya, tidak dapat dikontrol.

Eksperimen yang baik, seperti aktivitas berkebun yang baik, dipenuhi “kesabaran yang bergairah”.

Dengan seperti ini pula, kita akan bisa memiliki kesadaran untuk “bounce back”, bangkit kembali dari kegagalan dan tidak membiarkan kerikil menghalangi kita untuk berjalan ke masa depan

2. Daur Ulang Kegagalan

Tidak ada seorang pun yang menyukai kegagalan.

Namun, kegagalan dapat menjadi pijakan kita untuk melompat ke masa depan.

Banyak orang berpikir bahwa masa depan pasti berasal dari masa depan, sehingga mengabaikan berbagai ide-ide gagal, yang mungkin justru adalah jalan ke masa depan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Bahan bangunan semen digunakan pada zaman Byzantium, tetapi bahan ini mahal dan kurang praktis sehingga ditinggalkan selama berabad-abad sampai ditemukan kembali melalui sebuah proses manufaktur yang baru pada tahun 1800-an.

Kita cenderung melihat gagasan sebagai sebuah “apa”, tetapi sebenarnya mungkin itu adalah soal “kapan” atau “siapa” atau “bagaimana”.

3. Berpikirlah seperti Anak-Anak

Beberapa orang yang lebih tua memang bijaksana, tetapi banyak yang menjadi kaku dan mengeluh bahwa dunia dari masa lalu sudah tidak ada lagi.

Pengalaman baru memang tidak selalu menyenangkan.

Namun, di dalam kebaruanlah kita dapat menjumpai masa depan.

Hal baru mungkin membuat kita tidak senang, tetapi membuat generasi yang akan datang berterima kasih.

Milikilah pikiran anak kecil yang penuh rasa ingin tahu dan berpikiran terbuka.

Anak kecil selalu dapat menemukan kegembiraan dari setiap perubahan yang terjadi.

Di usia yang ke-29, Penerbit BIP mengusung tema “Creating the Future”.

Akan ada semakin banyak cara untuk mengolah sebuah ide.

Jika buku awalnya hanya dibayangkan dalam bentuk fisik, ke depannya bisa dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti audiobook, e-book, film, gim, dan konten mengasyikkan lainnya.

Kita semua mungkin merasa bingung akan perubahan yang terjadi dengan sangat pesat.

Meskipun begitu, berani melangkah dan merancang masa depan menjadi dasar untuk tetap relevan dengan keadaan saat ini.

Dengan segulung harapan akan masa depan, mari kita terus melangkah dan membuat perubahan.

Buku The Future Book bisa kalian dapatkan secara online melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Dapatkan Diskonnya! Dapatkan Diskonnya!

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com