Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Menjilat Ludah Sendiri, Peribahasa yang Sering Ditemukan di Dunia Pertemanan

Kompas.com - 15/11/2023, 16:00 WIB
Menjilat Ludah Sendiri  Sumber Gambar: Freepik.com Menjilat Ludah Sendiri 
Rujukan artikel ini:
Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit…
Pengarang: Oh Su Hyang
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Menjilat ludah sendiri merupakan salah satu peribahasa yang populer dan sering kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Secara singkat, menjilat ludah sendiri bisa diartikan sebagai perasaan menyesal karena tidak bisa menarik kembali ucapan yang telah dilontarkan.

Kita semua tahu kalau manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan komunikasi dengan manusia lain.

Sayangnya, tidak semua manusia bisa memegang perkataannya sendiri, bahkan orang yang punya pendirian pun bisa berada dalam situasi yang memaksanya untuk menjilat ludah sendiri.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah definisi menjilat ludah sendiri yang sering ditemukan di dunia pertemanan.

Arti Menjilat Ludah Sendiri

Menjilat ludah sendiri artinya berbalik memuji sesuatu yang dulu pernah dicela atau menarik kembali perkataan atau janji yang dulu pernah diucapkan.

Peribahasa ini ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki komitmen terhadap ucapan atau pandangannya sendiri.

Ada beberapa contoh tindakan menjilat ludah sendiri yang sering kita temukan di dunia nyata, misalnya saat seorang pria dengan tegas mengatakan tidak akan balikan dengan mantan kekasihnya.

Tapi tak butuh waktu lama, pria itu justru kembali menjalin cinta dengan sang mantan pacar.

Tindakan menjilat ludah sendiri juga sering ditemukan di dunia pertemanan, misalnya saat si Alya mengatakan kalau gaya berpakaian Della terlihat aneh dan tidak sesuai umur.

Tapi beberapa hari kemudian, Alya malah mengikuti gaya berpakaian Della.

Terdapat banyak faktor yang membuat orang menjilat ludahnya sendiri, salah satunya adalah munculnya penyesalan setelah mengatakan atau melakukan sesuatu di masa lalu.

5 Alasan Seseorang Menjilat Ludah Sendiri

1. Tidak Berpikir Panjang

Dalam kehidupan, kita pasti pernah bertemu orang-orang yang ‘asbun’ alias asal bunyi.

Mereka yang sering ‘asbun’ biasanya jarang berpikir panjang saat ingin mengatakan atau melakukan sesuatu.

Bagi mereka, yang paling penting adalah mereka sudah mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

Jadi, mulai sekarang kita harus berhati-hati dalam berbicara.

Jangan sampai kita membuat orang lain tidak nyaman dan tidak mau lagi mempercayai omongan kita.

2. Membohongi Perasaan Sendiri

Tidak bisa dipungkiri kalau selama hidup, kita selalu berkeinginan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar kita.

Sayangnya, keinginan itu terkadang membuat kita sering membohongi diri sendiri.

Saat diminta menilai hasil gambar seseorang, kita sering kali mengatakan kalau hasilnya bagus hanya karena tidak enak dan takut menyakiti hatinya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Padahal bisa saja kita memberikan jawaban yang sebaliknya, supaya dia bisa membenahi diri dan membuat gambar yang lebih bagus lagi di kemudian hari.

Kalau terus menerus berbohong pada diri sendiri, kita bisa dikenal sebagai orang yang tidak punya pendirian, secara tidak langsung, kita juga termasuk orang yang menjilat ludah sendiri.

3. Terbawa Suasana

Saat situasi sedang kacau, seseorang biasanya akan mengucapkan kata-kata yang tidak baik dan tidak enak di dengar orang sekitar.

Hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang mudah terbawa suasana, sebab mereka tidak suka berada di situasi yang tidak menyenangkan dan membuatnya jadi terdesak.

Di saat seperti inilah pengendalian emosi menjadi sangat penting untuk dipelajari, supaya kita tidak asal bicara dan nantinya malah merugikan diri sendiri.

4. Efek Karma

Siapa sangka, karma ternyata bisa membuat seseorang menjilat ludahnya sendiri.

Misalnya saat kamu pertama kali bertemu seseorang, kamu mungkin akan langsung merasa ilfeel dan mengatakan hal-hal tidak baik di dalam hati.

Tapi setelah beberapa bulan mengenalnya, kamu dan dia justru menjadi teman dekat dan menertawakan asumsi-asumsi yang pernah kamu pikirkan tentangnya.

Jadi, mulai sekarang hindari prasangka pada orang-orang yang baru kamu temui, sebab sering kali yang terjadi justru berbanding terbalik dari perkataanmu saat ini.

5. Tidak Mau Menilai dari Berbagai Sisi

Tidak bisa dipungkiri kalau manusia adalah makhluk yang mudah menilai sesuatu tanpa tahu kebenarannya.

Tindakan itu sebenarnya tidak salah, hanya saja, kamu harus belajar untuk menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Kalau hanya mengandalkan satu sudut pandang saja, kamu tidak akan punya bahan pertimbangan lain dan akan dikenal sebagai orang yang subjektif.

Hanya karena kamu tidak menyukai salah satu sifat yang dimiliki seseorang, bukan berarti dia adalah orang yang jahat, jadi cobalah untuk mengenalnya lebih jauh.

Pada intinya, setiap orang harus belajar untuk menjaga ucapan agar terhindar dari penyesalan yang akan membuatnya menjilat ludah sendiri di kemudian hari.

Menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain ternyata bisa dilatih, salah satu caranya bisa kamu temukan dalam buku Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati karya Oh Su Hyang.

Buku ini akan lebih dulu menjelaskan mengapa kesalahpahaman dalam komunikasi tidak akan bisa dihindari.

Selain itu, kamu juga akan dijelaskan mengapa seseorang sering kali kehabisan topik di tengah pembicaraan.

Buku ini akan membagikan cara-cara terbaik untuk berkomunikasi dengan orang lain dan cara meminimalisir adanya kesalahpahaman.

Selain itu, buku ini juga berisi panduan tentang cara membuka diri dan cara memulai percakapan dengan orang lain tanpa harus merasa canggung.

Jadi, tunggu apalagi? Segera dapatkan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau