Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Cara Memainkan Alat Musik Sasando

Kompas.com - 13/11/2023, 18:00 WIB
Cara Memainkan Alat Musik Sasando Sumber Gambar: kemenparekraf.go.id  Cara Memainkan Alat Musik Sasando
Rujukan artikel ini:
Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional
Pengarang: Dian Kristiani
|
Editor Ratih Widiastuty

Sasando adalah alat musik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Alat musik tradisional ini cukup terkenal sebab mempunyai bentuk yang unik dengan sejarah yang menarik.

Sasando adalah alat musik berdawai yang mempunyai bagian berbentuk senar atau tali yang menjadi sumber suaranya.

Sasando mempunyai bagian utama berupa tabung panjang dari bambu.

Lalu terdapat bagian tengah yang melingkar dari atas ke bawah yang dilengkapi dengan penyangga yang disebut senda.

Pada bagian itulah dawai-dawai direntangkan di tabung bambu dari atas ke bawah.

Penyangga ini akan menghasilkan nada yang berbeda-beda pada masing-masing petikan dawainya.

Kemudian, tabung sasando sendiri diberi sebuah wadah yang terbuat dari daun lontar.

Wadah ini adalah tempat bagi dawai untuk beresonansi untuk menciptakan hasil suara yang terdengar lebih keras.

Pada dasarnya, bentuk sasando ini mirip dengan instrumen musik lainnya seperti biola, kecapi, dan gitar.

Sasando dimainkan dengan cara dipetik layaknya harpa atau gitar.

Dikarenakan sasando merupakan alat musik dawai, maka memainkannya pun dengan cara dipetik memakai jari-jari tangan.

Lantas, seperti apakah sejarah dari sasando itu sendiri? Simak penuturannya berikut ini.

Sejarah Alat Musik Sasando

Nama sasando berasal dari bahasa Rote, sasandu, yang artinya adalah alat yang berbunyi atau bergetar.

Menurut cerita yang beredar, sasando sudah digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.

Terdapat dua macam jenis cerita rakyat mengenai sejarah sasando.

Awal mula alat musik sasando diciptakan oleh seorang pemuda bernama Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana.

Selanjutnya, pemuda itu dibawa ke hadapan raja Takalaa di istana Nusaklain.

Setiap malam, di istana tersebut kerap dimainkan permainan kebak.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Permainan kebak adalah tarian masal yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dan pemudi.

Mereka akan bergandengan tangan membentuk sebuah lingkaran dengan seseorang yang mengambil peran sebagai manahelo (pemimpin syair) yang posisinya berada di tengah lingkaran.

Syair-syair ini mengisahkan silsilah keturunan mereka.

Sangguana pun menjadi pusat perhatian ketika turut melakukan permainan ini karena memiliki bakat seni.

Putri raja pun jatuh hati pada Sangguana dan memintanya untuk menciptakan alat musik yang belum pernah ada sebelumnya.

Apabila Sangguana mampu menciptakannya, maka ia bisa mempersunting putri raja.

Hingga suatu malam Sangguana bermimpi tengah memainkan suatu alat musik yang secara bentuk dan suara sangat indah.

Berdasarkan mimpi tersebut, Sangguana pada akhirnya berhasil menciptakan alat musik ini yang diberi nama sandu yang artinya berani bergetar.

Putri raja memberi nama alat musik ini sesuai dengan bahasanya sya, hitu (tujuh), sebab alat musik tersebut memiliki tujuh dawai serta lagu yang tengah dimainkan diberi nama depo hitu yang artinya sekali dimainkan ketujuh dawai bergetar.

Cara Memainkan Sasando

Alat musik sasando dimainkan dengan cara dipetik layaknya memainkan harpa maupun kecapi.

Boleh dikata, cara memainkan sasando memang tergolong susah-susah gampang sebab kita pun perlu memahami nada yang harus dimainkan.

Contohnya, saat memetik dawai sasando dengan kedua tangan, maka chord atau kunci akan dimainkan oleh tangan kanan.

Sementara bass atau melodi akan dimainkan menggunakan tangan kiri.

Sedangkan untuk nada lainnya, sasando dapat dimainkan di dua arah.

Tidak hanya itu, teknik petikan pada dawai sasando sangat berpengaruh pada hasil suaranya.

Mempelajari dan mencari tahu tentang alat-alat musik tradisional yang ada di Nusantara memang mengasyikkan untuk dilakukan.

Apalagi jika hal ini dilakukan bersama anak-anak tentunya akan terasa jauh lebih menarik lagi.

Salah satu media untuk memperkenalkan anak-anak pada alat musik tradisional adalah melalui buku Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional yang akan sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak karena tidak hanya berisi penjelasan, tapi juga terdapat ilustrasi yang menarik di dalamnya.

Kehadiran ilustrasi yang lucu dan menarik ini tentunya akan menambah minat anak untuk mau membaca buku ini karena bukan hanya belajar, tapi juga menghibur.

Bukunya bisa didapatkan di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau