Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Menemukan Diri ala Rupi Kaur

Kompas.com - 13/12/2021, 16:00 WIB
Sumber Foto: Dok. KPG
Rujukan artikel ini:
Home body
Pengarang: Rupi Kaur
Penulis Redaksi KPG
|
Editor Almira Rahma Natasya

Home Body (2021) adalah karya ketiga Rupi Kaur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh POP (imprint Kepustakaan Populer Gramedia).

Karya ini menyusul dua karya Rupi yang lebih dahulu diterbitkan, yakni Milk and Honey: Susu dan Madu (2018) dan The Sun and Her Flowers: Matahari dan Bunga-Bunganya (2019).

Rupi dikenal sebagai salah satu penyair yang berhasil memulai kiprahnya melalui medium baru, yaitu media sosial.


Baca juga: Ciri-ciri Puisi


Karya Puisi dalam Satu Gambar Instagram

Karya-karyanya dan beberapa penyair dengan kecenderungan serupa lalu dikenal sebagai instapoet atau puisi yang bisa termuat utuh dalam satu unggahan gambar di Instagram.

Keterbatasan ruang di Instagram memaksa puisi-puisi yang tampil mesti pendek dan padat.

Misalnya, puisi yang diunggah Rupi pada 20 Juli 2021 lalu.

it’s impossible/ for one person to/ fill you up/ in all the ways/ you need to be filled/ your partner/ can’t be your everything.

Puisi itu tampil sebagai unggahan gambar di Instagram, dengan latar putih polos dan ilustrasi sederhana, sebuah line art tanaman mungil yang sedang disiram.

Ruang terbatas yang hanya memungkinkan puisi pendek itu hadir lantas menuntut puisi lebih lugas dan tegas.

Itulah kecenderungan gaya yang kemudian terasa dalam puisi-puisi Rupi.

Ia seakan-akan tidak punya waktu untuk meliuk-liuk dengan metafora rumit, memainkan diksi-diksi yang beterbangan seperti burung, dan memilih memastikan saja puisinya cukup efektif dan terpahami oleh pembaca.

Begitulah Rupi dan kekhasannya. Kekhasan Rupi terdokumentasikan lewat Milk and Honey dan The Sun and Her Flowers, dua karya yang secara estetika menunjukkan bagaimana puisi khas dia.

Lantas, apa yang baru atau berbeda pada Home Body dibandingkan dengan kedua pendahulunya?

Cikal Bakal dari Home Body

Ingar-bingar ketenaran yang menyusul terbitnya karya-karya awal Rupi ternyata membawa kecemasan dan bahkan depresi dalam hidupnya.

Rupi merasa tidak siap dan mungkin memang tidak ada orang yang benar-benar siap menghadapi ledakan tiba-tiba. “Kecemasan menyergap saya dengan brutal pada 2015, saya ingat betul momen itu,” kata Rupi dalam wawancaranya dengan Tom Power di Q on CBC.

Media sosial memang menjadi rumah bagi Rupi dan karya-karyanya, tetapi tidak serta-merta menjadi rumah yang nyaman, yang memastikan penghuninya bisa tertidur tenang, tidak terganggu suara-suara bising, dan tidak perlu mencemaskan hantu-hantu gentayangan.

Media sosial mengenalkan Rupi kepada dunia, dan dunia yang dikenalinya sungguh kejam.

Home Body tercipta dalam situasi itu, kemudian menjadi karya yang Rupi sebut “love letter to the self”, surat cinta bagi diri.

Dari menulis puisi-puisi dalam Home Body, Rupi menemukan suaranya kembali.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Isi dari Buku Puisi Home Body

Rupi membuka Home Body dengan sebuah pernyataan, "setelah merasa terputus sekian lama/ kepala dan badanku akhirnya/ kembali bersama."

Kecemasan dan depresi membuat kepala seakan-akan terpisah dari tubuh kita.

Sementara kepala menahan begitu banyak beban, tubuh terdampak, tidak berdaya untuk menjalani berbagai kegiatan dengan baik.

Home Body disusun oleh Rupi dengan format serupa buku-buku sebelumnya, yakni setiap puisi tampil tanpa judul dan terhimpun dalam beberapa bagian.

Dalam buku ini, bagian-bagian itu dijuduli “Kepala”, “Hati”, “Rehat”, dan “Sadar”.

Penjudulan bagian-bagian ini tampak runtut dan mengisyaratkan fase-fase perjalanan menemukan diri.

Pada dasarnya kita menghadapi segala kecemasan, gangguan dari dunia luar, dan sebagainya, pertama kali dengan kepala.

Kita memikirkannya mengapa begini, mengapa begitu.

Kita terus-menerus dipaksa berpikir tanpa henti, yang ternyata toh tidak membawa kita ke mana-mana kecuali ke kondisi yang digambarkan Rupi dengan lugas lewat puisi terdepan di bagian “Kepala”, aku berada di ruang tergelap hidupku.

Pintu keluar dari “ruang gelap” itu adalah kesadaran bahwa emosi kita valid. Itulah hati.

Rupi menulis, "kumau kau hapus habis/ semua yang kau tahu soal cinta/ dan mulai dengan satu kata/ kasih/ berikan kepada mereka/ izinkan mereka memberikanmu/ jadilah dua pilar/ setara dalam cinta/ dan imperium pun niscaya kukuh di punggungmu."

Rupi mengajak mempertanyakan kembali pengetahuan kita dan memberi ruang lebih untuk menyadari kondisi emosional kita.

Kemudian kita perlu istirahat. Kita perlu rehat sejenak.

Rehat yang Rupi maksud bukan serta-merta mengasingkan diri dari segalanya, tetapi menyesuaikan diri untuk tetap memberi porsi yang adil bagi diri dan dunia luar.

Misalnya dalam konteks profesional, Rupi bilang, "kita bisa bekerja/ sesuai ritme kita/ dan tetap bisa/ sukses juga."

Rehat yang sehat adalah rehat yang adil pada diri dan sekitar.

Kesadaran adalah ujung dari perjalanan panjang manusia berurusan dengan kepala, hati, dan mengerti pentingnya rehat.

Kesadaranlah yang bisa menjadikan kita sanggup membedakan mana kenyamanan yang layak, dan mana yang justru melenakan, begitu pula sebaliknya, mana ketidaknyamanan yang semestinya dijalani, dan mana yang toksik.

Rupi menemukan “keseimbangan” itu dalam perjalanannya menuju kesadaran diri, "aku berhenti melawan/ perasaan tidak nyaman/ dan menerima bahwa kebahagiaan/ tidak berhubungan/ dengan rasa nyaman sepanjang waktu// - seimbang."

Rupi, melalui Home Body, memberikan perspektif menarik bagi pembaca untuk menuju hidup yang lebih berkesadaran, lebih mindful, bahwa perjalanan kita bukanlah dari ketidaknyamanan menuju kenyamanan.

Lebih dari itu, kita sebetulnya meninggalkan ketidaknyamanan yang toksik dan membelenggu, dan memilih ketidaknyamanan yang memungkinkan kita bertumbuh—ketidaknyamanan yang sehat.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau