Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Menurut Ir. Soekarno

Kompas.com - 07/03/2023, 12:00 WIB
Rumusan Pancasila Menurut Ir. Soekarno Sumber Gambar: Kompas.com  Rumusan Pancasila Menurut Ir. Soekarno
Rujukan artikel ini:
Pancasila
Pengarang: Prof. Drs. H. Achmad…
|
Editor Ratih Widiastuty

Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia sampai sekarang adalah buah pemikiran Ir. Soekarno pada tahun 1945.

Detik-detik menjelang kemerdekaan, Soekarno yang tergabung ke dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menyampaikan pidato mengenai dasar negara.

Rumusan yang digagas oleh Soekarno sebagai dasar negara ini disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 dan menjadi hari paling bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia.

Pasalnya, tepat di hari itu menjadi Hari Lahir Pancasila yang dilakukan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Kelima prinsip dasar tersebut diberi nama Pancasila atas dasar saran seorang teman Soekarno, Muhammad Yamin, yang adalah sosok ahli bahasa.

Pancasila mempunyai arti sebagai lima dasar yang selanjutnya dipersingkat oleh Soekarno menjadi Tri Sila yang mencakup Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan.

Soekarno pun sempat mengusulkan Tri Sila menjadi Eka Sila yang maknanya Gotong Royong.

Prinsip-prinsip dasar ini adalah pernyataan serta pedoman dalam berpikir dan bertindak untuk menuangkan gagasan dengan benar.

Tidak hanya itu, Soekarno pun mau merumuskan Pancasila untuk mencapai suatu keputusan yang disepakati sesuai dengan tujuan bersama.

Berikut adalah penjelasan mengenai rumusan Pancasila menurut Ir. Soekarno selengkapnya.

Rumusan Pancasila Menurut Ir. Soekarno

1. Kebangsaan Indonesia

Soekarno menempatkan nilai nasionalisme pada urutan pertama dengan tujuan untuk menyatukan seluruh masyarakat Indonesia.

Hal ini berkaitan langsung dengan bangsa Indonesia dan persatuan masyarakat Indonesia.

Masyarakat Indonesia yang majemuk akan jauh lebih baik jika mempunyai sifat nasionalisme supaya dapat bersatu dan mencintai negaranya.

Soekarno mempunyai harapan jika perbedaan tidak akan menghalangi dan membatasi persatuan.

Prinsip ini sama dengan prinsip kebangsaan yang menjaga kemajemukan negara Indonesia agar bangsa Indonesia bisa tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

Rumusan Pancasila menurut Soekarno selanjutnya adalah internasionalisme atau perikemanusiaan.

Prinsip ini selanjutnya diwujudkan dalam bentuk Pancasila sila kedua yang sangat berhubungan erat dengan prinsip kebangsaan yang sudah disampaikan oleh Soekarno pada sila pertama.

3. Mufakat atau Demokrasi

Mufakat yang adalah hasil dari musyawarah juga demokrasi sepertinya merupakan keinginan Soekarno.

Pemikiran Soekarno sebagai umat muslim memunculkan makna demokrasi dalam urutan ketiga sebagai rumusan Pancasila.

Soekarno memosisikan demokrasi di atas karakter bangsa Indonesia demi mengatasi masalah keberagaman yang akan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

4. Kesejahteraan Sosial

Gagasan kesejahteraan ini tercipta akibat mengingat Indonesia yang pernah mengalami penjajahan dan kemiskinan ekonomi oleh kolonialisme.

Maka dari itu, Soekarno memiliki harapan agar bangsa Indonesia dapat hidup sejahtera tanpa memandang kelas sosial.

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sebagai penguat yang mengukuhkan prinsip sebelumnya, Soekarno meletakkan ketuhanan di urutan paling akhir.

Dalam prinsip ketuhanan ini, Soekarno tampaknya ingin Indonesia mempunyai Tuhan dan bernegara dengan memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk memeluk agama sesuai keyakinan yang dianut.

Pada kenyataannya, prinsip ini selanjutnya diwujudkan dalam Pancasila sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Memahami sejarah Pancasila sebagai dasar negara akan semakin membuat kita menghargai setiap perjuangan para pahlawan yang telah membangun negara Indonesia.

Jika kamu ingin mengetahui sejarah Pancasila secara lebih lengkap dan terperinci, maka buku Pancasila yang ditulis oleh Prof. Drs. H. Achmad Fauzi Dh., M.A. bisa dijadikan referensi yang mampu memberikan wawasan tentang Pancasila secara lebih mendalam.

Buku ini adalah potret dari proses panjang Pancasila dari awal perumusan, penafsiran-penafsiran filosofis dan ideologis sampai menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa.

Buku ini disusun berdasarkan kumpulan bahan ajar selama penulis menjadi asisten dosen di beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, hingga menjadi guru besar.

Pemilihan-pemilihan materi hingga analisis sejarah serta filsafat membuat buku ini berbeda dengan buku-buku lain yang sudah ada di pasaran.

Tunggu apa lagi, segera miliki bukunya dengan cara memesan dan membelinya lewat Gramedia.com agar pengetahuan kamu tentang Pancasila bisa lebih banyak lagi.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau