Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumpulan Kata-Kata Sindiran Kena Mental, Halus Tapi Menyakitkan

Kompas.com - 31/12/2022, 09:00 WIB
 Kata-Kata Sindiran Kena Mental Sumber Gambar: Freepik.com Kata-Kata Sindiran Kena Mental
Rujukan artikel ini:
Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit…
Pengarang: Oh Su Hyang
Penulis Okky Olivia
|
Editor Ratih Widiastuty

Sifat manusia pada dasarnya agak sulit untuk ditebak dan dipahami, kecuali oleh dirinya sendiri.

Jadi tidak heran jika hubungan antar manusia sering kali diwarnai dengan perselisihan atau salah paham satu sama lain.

Ada kalanya timbul perasaan sebal atau marah yang pada akhirnya membuat seorang teman tiba-tiba berubah menjadi musuh.

Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena sifat mereka yang seenaknya dan tidak tahu diri.

Daripada mengungkapkan emosi secara terang-terangan, ada cara lain yang bisa kamu lakukan yakni dengan menggunakan kata-kata sindiran.

Kata-kata sindiran ini diharapkan tentunya tidak boleh dikatakan secara seenaknya supaya tidak menimbulkan perdebatan atau permusuhan.

Agar kamu tidak bingung, berikut ini adalah kumpulan kata-kata sindiran yang halus tapi menyakitkan dan siap bikin orang kena mental.

Kumpulan Kata-Kata Sindiran Kena Mental

1. Kata-Kata Sindiran Halus Tapi Pedas

  • Cobalah memutar matamu, mungkin kamu akan menemukan otak di dalam sana.
  • Kamu tentu sudah tahu kalau manusia diberikan kemampuan untuk berpikir, sedangkan hewan tidak.
  • Coba bercermin terlebih dulu sebelum kamu membuat cermin untuk orang lain.
  • Itu orang yang bermuka dua, coba deh sumbangin satu aja mukanya ke orang yang suka cari muka.
  • Perbedaan teman sama musuh itu sebenarnya sangat tipis. Ada saatnya dia mendukung berbagai hal yang kita lakukan, tapi ada saatnya juga dia menusuk dari belakang bahkan menghancurkanmu.
  • Omonganmu kayak balon warna-warni, sayangnya gak ada isinya, cuma angin doang.
  • Kata ‘teman’ sebenarnya adalah label yang bisa dicoba oleh siapa saja. Kamulah yang menentukan siapa yang pantas memakainya.
  • Dasar orang tidak tahu terima kasih, pantas saja hidupmu menderita seperti itu.
  • Menurutku, kamu terlihat lebih baik dengan mulut yang tertutup rapat.
  • Aku sebenarnya tidak sedang menyindir siapa-siapa. Aku hanya lebih cerdas di luar pemahamanmu.
  • Aku tidak sedang menghinamu, aku sebenarnya sedang mendeskripsikan dirimu.
  • Wah, hidupmu lagi menderita? Mangkanya, jangan bikin susah hidup orang.
  • Sampai hari ini masih banyak saja orang yang otaknya kosong tapi bicaranya paling banyak.
  • Kamu ini mengingatkanmu pada uang receh. Bermuka dua, sering terlupakan, dan tidak terlalu berharga.
  • Orang sombong biasanya suka mengatakan hal berlebihan yang sebenarnya tidak ada padanya, contohnya kamu.
  • Kerja freelance, duit banyak, dikira pakai babi ngepet. Sedangkan kamu, kerja kantoran tapi nggak kaya-kaya. Gimana dong? Kasihan.
  • Orang sombong sebenarnya adalah orang yang pengecut karena ia tidak berani bergaul dengan orang yang lebih hebat darinya.

2. Kata-Kata Sindiran Lucu Tapi Menyakitkan

  • Coba contoh tukang parkir. Walaupun punya banyak mobil, mereka tidak pernah sombong dan selalu tahu diri karena mereka paham, semua itu hanya titipan.
  • Kalau kamu suka makan teman, jangan lupa tambah nasi biar kenyang.
  • Pasti kamu lelah ya karena harus pakai make up di dua wajah sekaligus.
  • Kalau mau mengurusi hidupku, sekalian urus biaya hidupku dong, jangan tanggung-tanggung.
  • Kamu cocok deh jadi pelawak, soalnya lucu. Sudah tahu salah, malah makin ngotot.
  • Omongan kamu itu seperti parfum isi ulang, wangi tapi palsu.
  • Bekerja keraslah seperti tuyul, ia tidak kelihatan, tidak butuh pujian, tidak butuh banyak perhatian, tapi hasilnya SANGAT JELAS TERLIHAT.
  • Jangan suka ngurusi hidupku deh, belum tentu aku mau kurus.

Itulah beberapa kumpulan kata-kata sindiran yang halus tapi menyakitkan dan siap bikin lawan bicaramu kena mental.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Meskipun terkadang kesal dengan perlakuan orang lain, kita juga harus belajar menahan diri untuk tidak terlalu sering mengeluarkan kata-kata yang pedas karena takut nantinya akan berbalik kepada diri kita sendiri.

Tidak hanya itu, kata-kata pedas juga mungkin bisa melukai hati orang lain, sehingga kamu harus belajar mengontrol diri dan mengetahui waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

Untuk itu, kamu perlu mempelajari cara-cara berkomunikasi yang baik melalui buku Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati karya Oh Su Hyang.

Buku ini akan menjelaskan beberapa hal terkait kesalahpahaman yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi dengan orang lain.

Demi meminimalkan kesalahpahaman dalam percakapan yang akan membuat lawan bicara sakit hati, kamu perlu memahami psikologi dalam berkomunikasi, sehingga kamu bisa membangun percakapan yang baik tanpa hambatan.

Jadi, meskipun kamu merasa tidak terima dengan apa yang lawan bicaramu katakan, kamu tetap bisa menjawabnya dengan kata-kata yang pedas tapi tanpa perlu membuatnya sakit hati.

Tertarik dengan buku ini? Kamu bisa membelinya melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau