Gaya bahasa ironi, sarkasme, sinisme, satire, innuendo, paradoks adalah bahasa atau idiom sindiran yang sering kita gunakan atau dengar dalam kehidupan sehari-hari. Gaya bahasanya pada dasarnya sama dengan kata-kata sindiran.
Namun yang membedakan adalah cara penyampaiannya. hal ini karena kata-katanya bisa menyentuh dan mempengaruhi perasaan orang yang disindir. Ada banyak cara untuk mengatakan kata kata sindiran halus buat orang munafik atau tentang seseorang yang etikanya tidak baik.
Jangan khawatir, ada banyak gaya bahasa sindiran yang bisa digunakan untuk menyatakan hal tersebut pada seseorang yang mungkin menurutmu salah.Kamu mungkin benar, tetapi salah mengucapkannya (ironi).
Tujuan dari kebenaran itu adalah untuk mencapai kebahagiaan. Jika kebenaranmu tidak bisa membuatmu dan orang-orang di sekitarmu bahagia, buang saja! Ini seperti (sindiran) Mengapa kamu begitu banyak mengatakan yang sebenarnya? Kebenaran ada dalam pikiran orang lain (tersirat)
Berikut ini gaya bahasa sindiran yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kajian ilmu bahasa:
Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang mengatakan sebaliknya tentang seseorang. Penggunaan gaya bicara ini biasanya dimaksudkan untuk mengangkat status seseorang dan justru mengarah pada penurunan pangkat atau menjatuhkannya.
Dalam arti sebaliknya, ironi ada sebagai sindiran yang agak halus di antara berbagai jenis sindiran. Gaya bahasa ironi bekerja sangat baik sebagai teguran atau pengingat bahwa orang yang ditegur dapat mengenalinya.
Berbeda dengan sarkasme yang agak brutal. Dengan ironi, itu dapat menyarankan kata kata sindiran halus buat orang munafik yang menyimpang dari norma-norma sosial. Efeknya tentu tidak sedalam ironi, tetapi bisa menggugah pikiran bagi mereka yang disindir.
Contoh kata-kata sindiran dengan gaya bahasa ironi, “Sepertinya sekarang pemerintah sedang sangat sibuk, sampai lupa harus mendengarkan aspirasi rakyatnya.”
Seperti namanya, sinis berarti mengolok-olok atau meremehkan sesuatu. Tapi sarkasme ini juga bisa digunakan untuk menyindir orang lain atas kesalahan mereka, meski dengan cara yang agak kasar. Sinisme disertai dengan sindiran yang tajam dan pedas.
Gaya bahasa ini tidak terlalu kasar dan memiliki tingkat sinisme yang sedang. Tujuan dari sindiran sinisme ini adalah untuk mengejek dan mengkritik orang lain. Sinisme juga sering digunakan dalam diskusi dengan mengolok-olok ide dan rencana.
Gaya bahasa sinisme bisa digunakan untuk kamu yang suka berargumen atau beradu opini. Contoh sindiran dengan gaya bahasa sinisme, “Apa guna punya ilmu tinggi, kalau hanya untuk mengibuli”-Penggalan Puisi Wiji Thukul.
Sarkasme adalah sebuah idiom dengan majas tertinggi dalam gaya bahasa sindiran. Ungkapan ini mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata yang tajam. Sarkasme sangat brutal dan kejam.
Gaya bahasa ini hadir dengan sindiran paling jujur yang tidak dibuat-buat. Ungkapannya cenderung tajam dan keras. Jika kamu ingin menyindir seseorang, disarankan untuk tidak menjadi sarkasme.
Karena sarkasme tidak hanya sampai ke inti masalah, tetapi juga memancing emosi ketika orang lain tidak mengerti dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
Satire adalah kata-kata sindiran yang menggunakan perumpamaan dan kiasan. Sindiran ini biasanya digunakan dalam bentuk metafora, personifikasi, dll. Satire dikenal sebagai sindiran paling berkelas di antara jenis sindiran lainnya.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Penulis dan penyair sering menggunakan sindiran sebagai kritik mereka. Ada sebagai satire yang dibungkus dengan fakta yang sangat mengesankan.
Seringkali orang tidak mengetahui apa itu satire karena satire disampaikan dengan candaan dan niat bersahabat meskipun intinya juga mengkritik. Berikut ini contoh sindiran dengan gaya bahasa satire:
Lingkungan kita si mulut besar
Dihuni lintah-lintah
Yang kenyang menghisap darah keringat tetangga
Dan anjing-anjing yang taat ibadah
(Potongan puisi Wiji)
Ungkapan ini mengungkapkan sindiran dengan mengecilkan fakta yang sebenarnya dan cenderung meremehkan masalah. Cara berbicara ini biasanya digunakan untuk menenangkan seseorang. Gaya bahasa ini adalah sindiran yang unik.
Berbeda dengan sindiran lain yang didasarkan pada kebenaran. Sindiran sindiran sebenarnya membuat hal-hal kecil dan sepele. Contoh sindiran dengan gaya bahasa innuendo, “Jangan terlalu sedih, kamu hanya kehilangan separuh hartamu bukan semuanya.”
Paradoks ini adalah cara menyindir yang juga unik. Paradoks menyatukan hal-hal yang sebenarnya berlawanan. Paradoks bisa masuk dalam kategori kata-kata satir tergantung bagaimana penggunaannya, dan bisa kontradiktif tergantung bagaimana penggunaannya.
Contoh sindiran dengan gaya bahasa paradoks, “Kamu cantik, tapi kelakuanmu sungguh menyedihkan dan tidak secantik parasmu.”
Buku Mengenal Gaya Bahasa dan Peribahasa yang ditulis Arni Susanti dapat membantu kamu memahami tentang berbagai bentuk gaya bahasa dan peribahasa yang bisa digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Menggunakan gaya bahasa dan ucapan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai positif saat memberi nasihat, teguran dan sindiran.
Buku ini tersedia dalam edisi terbaru dan berisi kumpulan gaya bahasa dan peribahasa terkenal. Buku ini direkomendasikan sebagai referensi bagi pelajar, mahasiswa, guru, pendidik, dan masyarakat umum.
Buku ini sendiri bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.