Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 5 Penyebab Mengapa Orang Bisa Melakukan Playing Victim!

Kompas.com - 13/10/2022, 13:30 WIB
penyebab munculnya sifat playing victim Sumber: scholarsofficial.com penyebab munculnya sifat playing victim
Rujukan artikel ini:
Ketika Dunia Tak Berpihak Kepadamu…
Pengarang: Nufi Wibisana
|
Editor Rahmad

Sifat dan sikap manusia belakangan ini semakin beragam, salah satunya adalah perilaku playing victim.mereka yang mempunyai perilaku playing victim adalah mereka yang akan berperilaku seolah-olah mereka yang menjadi korban yang paling menderita.

Sebenarnya, bisa jadi ia yang memancing suatu permasalahan bisa terjadi terlebih dahulu. Pelaku playing victim adalah mereka yang biasanya kerap menghindari tanggung jawabnya karena sudah melakukan sebuah kesalahan. Bahkan, biasanya pelaku memposisikan dirinya sebagai seorang korban yang mencari keadilan.

Singkatnya, playing victim adalah cara yang dilakukan oleh seseorang yang berbuat kesalahan, namun ia ingin menghindari kesalahannya tersebut dengan cara melimpahkannya kepada orang lain, dan memposisikan dirinya itu sebagai seorang korban.

Tindakan playing victim bisa terjadi dalam sebuah hubungan, baik itu pertemanan, keluarga, bahkan hingga pernikahan.

Perilaku playing victim tentu saja tidak datang begitu saja. Ada banyak hal yang bisa melatar belakangi munculnya sifat tersebut. Berikut ini adalah penyebab seseorang bisa melakukan playing victim.

Penyebab Seseorang Memiliki Sifat Playing Victim

https://www.gramedia.com/best-seller/playing-victim/ https://www.gramedia.com/best-seller/playing-victim/

1. Mempunyai gangguan kepribadian narsistik dan manipulatif

Playing victim menjadikan seseorang cenderung merasa senang saat ia menyalahkan orang lain dan berpura-pura untuk menjadi korban. Hal tersebut bisa jadi sebagai bentuk tindakan yang juga senang untuk memanipulasi seseorang untuk tujuan mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain.

Akan tetapi, biasanya hal ini juga ada kaitannya dengan kepribadian narsistik. Gangguan kepribadian ini akan membuat seseorang berpikir jika dirinyalah yang lebih penting dibandingkan dengan orang lain.

2. Trauma di masa lalu

Sebuah peristiwa di masa lalu yang kerap menyisakan trauma biasanya bisa menyebabkan munculnya perilaku playing victim.

Meski begitu, tidak semua orang yang mengalami trauma di masa lalu bisa memiliki perilaku ini. Rasa sakit terhadap sebuah masalah secara emosional bisa membuat seseorang bisa menjadi tidak berdaya dan memilih untuk menyerah pada keadaan.

3. Pernah menjadi korban penghianatan

Victim mentality biasanya bisa muncul ketika seseorang menjadi korban dalam penghianatan, apalagi jika mereka melakukannya secara berulang. Kondisi tersebut mampu membuat dirinya sendiri merasa seperti korban dan kehilangan rasa percaya diri pada orang lain.

Orang dengan perilaku playing victim akan merasa bahwa ia adalah seorang korban, dan kesalahannya yang selalu dilakukan adalah kesalahan orang lain, bukan dirinya. Hal tersebut bisa terjadi lantaran ia merasa lebih banyak dikecewakan dan juga disakiti.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sampai pada akhirnya, ia lebih memilih untuk menyalahkan orang lain dan seakan menjebak mereka atas rasa bersalah tersebut.

4. Memiliki rasa untuk menghancurkan diri sendiri

Selanjutnya yang bisa menjadi penyebab dari perilaku playing victim adalah adanya kecenderungan untuk menghancurkan diri sendiri. Pasalnya, orang yang suka melakukan playing victim biasanya juga berkutat dengan pembicaraan dan pikiran negatif tentang dirinya.

Jadi, ia menganggap bahwa dirinya adalah orang yang lemah dan kecil. Padahal pikiran itu justru adalah tindakan yang dapat menghancurkan dirinya sendiri. Sebab, self talk yang negatif mampu menghancurkan pertahanan diri seseorang dan bisa membuatnya terbelenggu ke dalam lingkaran keputusasaan. Dengan begitu, dirinya akan sulit untuk bangkit dari keterpurukan.

5. Tidak suka jika orang lain sukses

Penyebab yang bisa membuat orang berperilaku playing victim adalah adanya dendam atau rasa tidak suka terhadap orang lain yang bisa lebih sukses dari dirinya. Sebab, berperilaku plying victim menjadi salah satu cara seseorang untuk melindungi dirinya.

Hal tersebut muncul sebab ia merasa bahwa ia tidak boleh dikalahkan oleh orang lain. Hal tersebut yang bisa memunculkan rasa iri. Rasa iri pada orang yang lebih sukses ini kemudian berubah menjadi rasa dendam.

Maka dari itu, saat ada kesempatan baginya untuk mengeksploitasi orang lain melalui kesalahannya, ia akan mencemarkan nama baik orang tersebut.

Itulah penyebab seseorang bisa berperilaku playing victim. Sebetulnya orang dengan perilaku playing victim bisa secara perlahan mengobati luka di dalam dirinya. Dunia ini memang tempat segala permasalahan hidup bisa bermunculan. Baik itu tentang karier, keluarga, percintaan, impian. Tidak ada satupun manusia yang hidup tanpa ada masalah.

Namun, setiap orang mempunyai caranya masing-masing dalam mengatasi kepelikan hidupnya itu. Seperti yang disebutkan pada buku Ketika Dunia Tak Berpihak Kepadamu : Dan Cerita-Cerita Tentang Berpikir Positif Lainnya.

Buku ini berisi bagaimana cara untuk berdamai dengan masalah, berdamai dengan hidup yang kadang tidak sesuai dengan harapan, trauma, dan berdamai dengan emosi. Cerita di dalam buku ini tidak semuanya berdasarkan dari pengalaman pribadi penulis, tetapi juga dari orang lain.

Buku ini bisa langsung kamu dapatkan melalui https://www.gramedia.com/

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau