Sifat dan sikap manusia belakangan ini semakin beragam, salah satunya adalah perilaku playing victim.mereka yang mempunyai perilaku playing victim adalah mereka yang akan berperilaku seolah-olah mereka yang menjadi korban yang paling menderita.
Sebenarnya, bisa jadi ia yang memancing suatu permasalahan bisa terjadi terlebih dahulu. Pelaku playing victim adalah mereka yang biasanya kerap menghindari tanggung jawabnya karena sudah melakukan sebuah kesalahan. Bahkan, biasanya pelaku memposisikan dirinya sebagai seorang korban yang mencari keadilan.
Singkatnya, playing victim adalah cara yang dilakukan oleh seseorang yang berbuat kesalahan, namun ia ingin menghindari kesalahannya tersebut dengan cara melimpahkannya kepada orang lain, dan memposisikan dirinya itu sebagai seorang korban.
Tindakan playing victim bisa terjadi dalam sebuah hubungan, baik itu pertemanan, keluarga, bahkan hingga pernikahan.
Perilaku playing victim tentu saja tidak datang begitu saja. Ada banyak hal yang bisa melatar belakangi munculnya sifat tersebut. Berikut ini adalah penyebab seseorang bisa melakukan playing victim.
Playing victim menjadikan seseorang cenderung merasa senang saat ia menyalahkan orang lain dan berpura-pura untuk menjadi korban. Hal tersebut bisa jadi sebagai bentuk tindakan yang juga senang untuk memanipulasi seseorang untuk tujuan mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain.
Akan tetapi, biasanya hal ini juga ada kaitannya dengan kepribadian narsistik. Gangguan kepribadian ini akan membuat seseorang berpikir jika dirinyalah yang lebih penting dibandingkan dengan orang lain.
Sebuah peristiwa di masa lalu yang kerap menyisakan trauma biasanya bisa menyebabkan munculnya perilaku playing victim.
Meski begitu, tidak semua orang yang mengalami trauma di masa lalu bisa memiliki perilaku ini. Rasa sakit terhadap sebuah masalah secara emosional bisa membuat seseorang bisa menjadi tidak berdaya dan memilih untuk menyerah pada keadaan.
Victim mentality biasanya bisa muncul ketika seseorang menjadi korban dalam penghianatan, apalagi jika mereka melakukannya secara berulang. Kondisi tersebut mampu membuat dirinya sendiri merasa seperti korban dan kehilangan rasa percaya diri pada orang lain.
Orang dengan perilaku playing victim akan merasa bahwa ia adalah seorang korban, dan kesalahannya yang selalu dilakukan adalah kesalahan orang lain, bukan dirinya. Hal tersebut bisa terjadi lantaran ia merasa lebih banyak dikecewakan dan juga disakiti.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sampai pada akhirnya, ia lebih memilih untuk menyalahkan orang lain dan seakan menjebak mereka atas rasa bersalah tersebut.
Selanjutnya yang bisa menjadi penyebab dari perilaku playing victim adalah adanya kecenderungan untuk menghancurkan diri sendiri. Pasalnya, orang yang suka melakukan playing victim biasanya juga berkutat dengan pembicaraan dan pikiran negatif tentang dirinya.
Jadi, ia menganggap bahwa dirinya adalah orang yang lemah dan kecil. Padahal pikiran itu justru adalah tindakan yang dapat menghancurkan dirinya sendiri. Sebab, self talk yang negatif mampu menghancurkan pertahanan diri seseorang dan bisa membuatnya terbelenggu ke dalam lingkaran keputusasaan. Dengan begitu, dirinya akan sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
Penyebab yang bisa membuat orang berperilaku playing victim adalah adanya dendam atau rasa tidak suka terhadap orang lain yang bisa lebih sukses dari dirinya. Sebab, berperilaku plying victim menjadi salah satu cara seseorang untuk melindungi dirinya.
Hal tersebut muncul sebab ia merasa bahwa ia tidak boleh dikalahkan oleh orang lain. Hal tersebut yang bisa memunculkan rasa iri. Rasa iri pada orang yang lebih sukses ini kemudian berubah menjadi rasa dendam.
Maka dari itu, saat ada kesempatan baginya untuk mengeksploitasi orang lain melalui kesalahannya, ia akan mencemarkan nama baik orang tersebut.
Itulah penyebab seseorang bisa berperilaku playing victim. Sebetulnya orang dengan perilaku playing victim bisa secara perlahan mengobati luka di dalam dirinya. Dunia ini memang tempat segala permasalahan hidup bisa bermunculan. Baik itu tentang karier, keluarga, percintaan, impian. Tidak ada satupun manusia yang hidup tanpa ada masalah.
Namun, setiap orang mempunyai caranya masing-masing dalam mengatasi kepelikan hidupnya itu. Seperti yang disebutkan pada buku Ketika Dunia Tak Berpihak Kepadamu : Dan Cerita-Cerita Tentang Berpikir Positif Lainnya.
Buku ini berisi bagaimana cara untuk berdamai dengan masalah, berdamai dengan hidup yang kadang tidak sesuai dengan harapan, trauma, dan berdamai dengan emosi. Cerita di dalam buku ini tidak semuanya berdasarkan dari pengalaman pribadi penulis, tetapi juga dari orang lain.
Buku ini bisa langsung kamu dapatkan melalui https://www.gramedia.com/
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.