Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Sastra Pantun: Ini Sejarahnya Sampai Jadi Warisan Dunia oleh UNESCO

Kompas.com - 09/08/2022, 11:30 WIB
karya sastra pantun Photo Prawny on Pixabay karya sastra pantun
Rujukan artikel ini:
Kumpulan Majas, Pantun & Peribahasa…
Pengarang: Ernawati Waridah
|
Editor Rahmad

Kamu pasti sudah tidak asing dengan karya sastra pantun karena mungkin sudah mempelajarinya sejak Sekolah dasar. Meskipun tidak sepopuler dulu, pantun memiliki hal menarik untuk dipelajari.

Termasuk sejarah asal-usulnya sebagai karya sastra lama Indonesia hingga akhirnya sekarang sudah jadi warisan tak benda Dunia yang sudah ditetapkan UNESCO. Kita patut banggga karena pantun juga bagian dari budaya Indonesia.

Sejarah Karya Sastra Pantun

Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang diberi nada. Dalam sastra, pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan novel populer kontemporer. Kata pantun sendiri memiliki kemiripannya dengan kata Parikan dari bahasa Jawa.

Parikan berasal dari kata parik yang dalam bahasa Melayu berarti peribahasa atau peribahasa. Makna ini mirip dengan umpama dan seloka, yang berasal dari India. Pantun adalah sastra lisan yang pertama kali ditulis oleh pengarang kontemporer bernama Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau.

Koleksi pertama dari pantun berjudul Perhimpunan Pantun-pantun Melayu. Genre pantun ini adalah salah satu genre yang paling bertahan lama di masanya. Pantun adalah salah satu jenis puisi tertua yang dikenal luas dalam bahasa-bahasa nusantara.

Dalam perkembangannya, Pantun berasal dari kata Minangkabau Patuntun, yang berarti “kepemimpinan”. Namun tidak ada yang benar-benar mengetahui tentang kapan pantun ini pertama kali muncul dan dari mana asalnya.

Juga, tidak banyak yang diketahui tentang arti sebenarnya dari kata-kata dalam pantun itu. Teks Melayu paling awal yang ditemukan yang menyebut Pantun sebagai bentuk puisi populer di masyarakat Melayu adalah teks puisi sufi karya Abdul Jamal.

Abdul Jamal tinggal di Barus dan Aceh pada abad ke-17 dan hidup pada abad ke-13 dan merupakan murid Syekh Syamsuddin Pasai. Pantun Abdul Jamal disebut puisi dengan kata-kata seperti bandun, bantun, lantun.

Secara implisit, pantun disebut dalam puisi atau syair sebagai puisi yang diucapkan secara spontan. Biasanya untuk cemoohan, lelucon, dan hiburan. Berbagai jenis pantun dapat dilihat dalam perkembangannya.

Dilihat dari isi, pantun dapat digolongkan menjadi: pantun anak-anak, pantun tentang cinta dan kasih sayang, pantun tentang adat dan gaya hidup Melayu, pantun teka-teki, pantun pujian atau sambutan, pantun nasehat, pantun agama, dan pantun cerita.

Sebagai karangan yang terikat oleh aturan-aturan rima tertentu, rima pantun memiliki sifat-sifat tertentu. Pantun terdiri dari sampiran dan isi. Sampiran berperan sebagai bayangan dari maksud yang ingin disampaikan dan isi berperan sebagai makna atau ide yang ingin diungkapkan.

Sebuah pantun biasanya terdiri dari empat baris, setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, diakhiri dengan pola berima a-b a-b dan a-a-a-a (bukan a-a-b-b atau a-b-b-a). Pantun pada awalnya adalah sastra lisan, tetapi sekarang ada juga pantun tertulis.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Semua bentuk Pantun pasti memiliki ciri khas, yakni terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran sering dikaitkan dengan alam di dua baris pertama (mencirikan budaya bertani masyarakat pendukung) dan biasanya tidak relevan dengan bagian kedua yang memang menyampaikan tujuan selain memberikan rima atau sajak saja.

Awalnya pantun merupakan sebuah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan sebagai pertunjukan (Fang, 1993: 195). Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari parik Jawa, yang berarti peribasan atau peribahasa dalam bahasa Melayu.

Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari kata dasar tun, yang muncul dalam berbagai bahasa Indonesia. Misalnya, di Pampanga, tuntun berarti teratur, dan dalam bahasa Tagalog, jaga berarti berbicara menurut aturan tertentu.

Kata tuntun dalam bahasa Jawa berarti benang, atuntun berarti rapi, matuntun berarti memimpin, dan dalam bahasa Toba pantun berarti sopan santun dan kehormatan.

Pada akhirnya, Pantun adalah budaya Melayu yang perlu dilestarikan hingga saat ini. Selain indah dan enak dipandang, sastra lisan ini juga bisa digunakan untuk bercanda dengan anak-anak dalam suasana formal.

UNESCO Menetapkan Pantun Sebagai Warisan Tak Benda Dunia

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Malaysia. Penetapan pantun sebagai warisan budaya tak benda berlangsung pada tahun 2020 lalu.

Pengumuman pantun sebagai warisan budaya takbenda juga diumumkan oleh UNESCO melalui akun Twitternya @UNESCO. Dalam tweet tersebut, UNESCO mengucapkan selamat kepada Indonesia dan Malaysia.

UNESCO menyatakan sajak sebagai warisan tak benda. Hal ini juga karena pantun masih digunakan sampai sekarang dan hidup di tengah-tengah masyarakat. hal tersebut menunjukan bahwa pantun adalah budaya yang perlu dilestarikan.

Kamu bisa belajar pantun dari berbagai buku. Buku Kumpulan Majas, Pantun & Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia yang ditulis Ernawati Waridah berisi majas, pantun, peribahasa dan sastra Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia.

Sebagai warga negara Indonesia dan generasi penerus negara, sudah sepatutnya kita berbangga dan mengapresiasi produk budaya negara ini. Hal ini sejalan dengan pepatah yang mengatakan bahwa budaya mengekspresikan jati diri bangsa.

Kamu dapat belajar banyak dengan mempelajari budaya negara. Diantaranya adalah bahwa budayanya adalah perekat yang menyatukannya dan modal yang membangun negara menjadi lebih baik. Buku ini sendiri bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau