Dalam hidup, kita tidak bisa selalu bahagia, karena pasti sesekali ada rasa sedih dan kecewa yang mengiringi kita.
Rasa sedih dan kecewa tersebut normal jika dalam batas yang wajar dan tidak sampai berpengaruh besar pada aktivitas sehari-hari.
Namun, ada beberapa orang yang merasa sedih berkelanjutan dalam rentang waktu lama dan disertai dengan gejala-gejala berbahaya lainnya, yaitu depresi.
Lebih dari sekadar rasa sedih biasa, depresi mengubah hidup seseorang secara drastis, membuat seseorang mengubah cara berpikir, merasakan, merespon masalah, dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Gejala depresi sangat bervariatif dan mungkin berbeda pada setiap individunya, namun secara garis besar, ada tanda-tanda yang dapat dikenali pada seseorang yang mengidap depresi.
Depresi membuat penderitanya kesulitan merangkai harapan.
Setiap hari yang mereka rasakan adalah perasaan tidak berdaya dan putus asa.
Mereka memandang masa lalu sebagai pembawa bencana, kehidupan hari ini tidak ada gunanya, dan menganggap masa depan akan sangat suram.
Bagi mereka, segala hal berjalan buruk dan tidak ada yang akan menjadi lebih baik.
Mereka sangat putus asa dan merasa tidak ada yang bisa dilakukan untuk membuat segala sesuatunya membaik.
Rasa cemas dalam porsi yang normal memang dibutuhkan dalam hidup setiap orang, sebab dengan adanya rasa cemas tersebut, kita bisa memiliki keinginan untuk terus belajar dan memperbaiki diri karena menyadari kita tidak sempurna.
Namun dalam kadar yang berlebihan, rasa cemas justru merusak dan membuat hidup menjadi penuh dengan ketakutan akan hal-hal yang tidak pasti.
Pada penderita depresi, mereka akan merasakan kecemasan luar biasa yang bisa menghambat aktivitas mereka sehari-hari.
Apa yang mereka cemaskan juga beragam dan bisa jadi dianggap sebagai hal sepele oleh orang lain.
Seseorang yang menderita depresi akan kehilangan minatnya pada aktivitas sehari-hari.
Mereka akan mengabaikan hal-hal yang dulunya mereka sukai bahkan menjadikannya sebagai hobi.
Mereka tidak akan peduli lagi dengan pekerjaan, kegiatan sosial, bahkan hubungan seksual.
Orang yang menderita depresi cenderung kehilangan kemampuan untuk berbahagia seperti sebelumnya.
Selain menghilangnya minat pada aktivitas dan hobi, depresi juga dapat membuat seseorang kehilangan selera makan secara ekstrim, dan hal tersebut tentu berpengaruh pada perubahan berat badan.
Mereka akan mengalami penurunan berat badan secara signifikan dalam rentang waktu yang singkat.
Kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik tentu akan menyebabkan munculnya penyakit fisik yang akan semakin memperburuk keadaan.
Depresi membuat penderitanya lebih lambat dari biasanya.
Mereka akan merasa lebih cepat lelah, lesu, letih, dan seolah seluruh energi terkuras habis, padahal tidak melakukan aktifitas apapun.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Bagi penderita depresi, kegiatan ringan membutuhkan waktu berkali-kali lipat lamanya untuk diselesaikan.
Depresi juga berpengaruh pada fungsi kognitif penderitanya dan merubah cara seseorang berpikir.
Umumnya mereka akan kesulitan untuk fokus, sulit berkonsentrasi, dan mengalami penurunan daya ingat.
Hal ini disebabkan karena penderita depresi tidak mampu melihat poin-poin dari tugas atau permasalahan yang dialami.
Depresi sangat erat kaitannya dengan keinginan bunuh diri.
Ketika mengalami depresi berat, seseorang akan kehilangan minat pada hampir seluruh aspek kehidupannya, dari merasa tidak berguna, tidak berharga, merasa payah, dan tidak ada harapan lagi untuk masa depan.
Kesakitan yang mereka rasakan memungkinkan munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup daripada menderita jauh lebih lama.
Depresi sangat berbahaya dan bisa terjadi pada diri sendiri maupun orang di sekitar kita.
Ada banyak faktor yang menyebabkan depresi, seperti trauma di masa lalu, kegagalan, atau pelecehan seksual.
Karena itu, kita harus lebih sadar akan bahaya depresi dan memiliki gambaran secara utuh bagaimana gejala dan cara menanganinya.
Di bawah ini telah terangkum beberapa buku yang dapat menjadi sumber informasi tentang bagaimana sebuah depresi memengaruhi hidup seseorang.
Untuk kamu yang mengalami depresi atau menjadi caregiver, buku ini akan sangat membantumu.
Buku ini sangat layak dibaca oleh survivor depresi atau caregiver yang ingin mengetahui apa yang dirasakan dan dialami oleh orang yang menderita depresi.
Buku ini disusun Matt Haig berdasarkan pengalaman pribadinya ketika menderita depresi dan hampir tewas karena bunuh diri.
Matt Haig menuliskan kisahnya dalam bahasa yang hangat dan sangat mudah dimengerti.
Ia menjelaskan apa yang ia rasakan dan apa yang ia pikirkan ketika berada dalam episode-episode gelap kehidupannya.
Matt Haig juga menuturkan betapa serius dan tersiksanya ketika seseorang sudah memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Lewat buku ini, kita akan mengerti dan memiliki pemahaman lebih baik bahwa depresi sama sekali tidak berusaha sekadar mencari perhatian.
Salah satu cara terbaik menangani depresi adalah dengan melakukan terapi emosi.
Heri Susilo menulis buku untuk melepaskan emosi dan depresi dengan metode Emotional Freedom Techniques (EFT).
Buku ini akan membimbing pembacanya untuk melepaskan masalah, menguapkan emosi, menerima kenyataan, mengikhlaskan, memaafkan, serta melakukan pengendalian diri terhadap masalah-masalah baru yang mungkin muncul di masa mendatang.
Dapatkan buku Alasan Untuk Tetap Hidup dan The Book Of Melepaskan Emosi & Depresi di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.