Kumpulan Kata-Kata Sedih Penuh Makna Tentang Keluarga

Lihat Foto
Sumber Gambar: Freepik.com
Rujukan artikel ini:
Mirai
Pengarang: MAMORU HOSODA
Penulis Okky Olivia
|
Editor: Ratih Widiastuty

Setiap manusia pasti memiliki keluarga, entah itu keluarga besar maupun keluarga kecil yang hanya terdiri dari ayah, ibu, kakak, atau adik.

Saat kita lelah menjalani dan menghadapi kehidupan yang keras, keluarga biasanya mampu menjadi tempat paling nyaman untuk mencurahkan isi hari dan berkeluh kesah.

Keluarga juga mampu memberikan solusi terbaik saat kamu memiliki masalah.

Tapi sayangnya, tidak semua orang memiliki hubungan keluarga yang hangat, karena ada beberapa orang yang keluarganya tidak akur, tercerai berai, atau sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tidak pernah punya quality time bersama.

Hal inilah yang akhirnya membuat beberapa orang tidak merasa tidak betah berada di rumah dan lebih memilih untuk mencari kebahagiaan di luar.

Saat sudah tidak ada lagi upaya yang bisa dilakukan untuk membuat keluarga kembali harmonis, beberapa orang lebih memilih untuk diam dan mencurahkan perasaan sedih dan kecewanya melalui kata-kata dan kalimat sendu.

Kata-Kata Sedih yang Penuh Makna Tentang Keluarga

Berbicara mengenai permasalahan keluarga, ada masalah lain yang sebenarnya hanya bisa dirasakan dari sisi anak, yaitu terbaginya kasih sayang orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, tapi sayangnya jarang sekali orang tua yang mau memahami perasaan yang dirasakan si anak tertua.

Untuk itu, Mamoru Hosoda kemudian menuliskan permasalahan keluarga ini ke dalam bukunya yang ia beri judul Mirai, yang diterbitkan pada bulan Oktober 2021 lalu.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Buku ini menceritakan soal Kun, anak laki-laki berusia 4 tahun yang mempunyai adik perempuan bernama Mirai, yang ia sambut kehadirannya dengan riang gembira.

Tapi sayangnya, lama kelamaan Kun merasa bahwa kehadiran adiknya membuatnya kehilangan perhatian orang tua, kakek, dan neneknya, yang akhirnya membuat Kun merasa cemburu dan iri pada adiknya.

Kun mulai memberontak dan sering menjahili adiknya sampai menangis.

Hal ini dilakukannya semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian, tapi ia hanya mendapatkan omelan dari ibunya setiap hari, yang akhirnya membuat Kun tidak betah berada di dalam rumah.

Konflik yang awalnya berasal dari perasaan iri ini bisa saja tumbuh semakin besar jika orang tua tidak segera melakukan perubahan, karena seorang anak biasanya sulit untuk mengutarakan perasaannya.

Untuk mengikuti bagaimana kelanjutan kisah Kun dan Mirai, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya untuk memperbaiki keadaan ini, kamu bisa membeli bukunya melalui Gramedia.com atau kamu juga bisa membaca versi digitalnya melalui Gramedia Digital.

Dapatkan gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpan minimal pembelian. Klik di sini untuk dapatkan vouchernya.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi