Menjilat ludah sendiri merupakan salah satu peribahasa yang populer dan sering kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Secara singkat, menjilat ludah sendiri bisa diartikan sebagai perasaan menyesal karena tidak bisa menarik kembali ucapan yang telah dilontarkan.
Kita semua tahu kalau manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan komunikasi dengan manusia lain.
Sayangnya, tidak semua manusia bisa memegang perkataannya sendiri, bahkan orang yang punya pendirian pun bisa berada dalam situasi yang memaksanya untuk menjilat ludah sendiri.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah definisi menjilat ludah sendiri yang sering ditemukan di dunia pertemanan.
Arti Menjilat Ludah Sendiri
Menjilat ludah sendiri artinya berbalik memuji sesuatu yang dulu pernah dicela atau menarik kembali perkataan atau janji yang dulu pernah diucapkan.
Peribahasa ini ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki komitmen terhadap ucapan atau pandangannya sendiri.
Ada beberapa contoh tindakan menjilat ludah sendiri yang sering kita temukan di dunia nyata, misalnya saat seorang pria dengan tegas mengatakan tidak akan balikan dengan mantan kekasihnya.
Tapi tak butuh waktu lama, pria itu justru kembali menjalin cinta dengan sang mantan pacar.
Tindakan menjilat ludah sendiri juga sering ditemukan di dunia pertemanan, misalnya saat si Alya mengatakan kalau gaya berpakaian Della terlihat aneh dan tidak sesuai umur.
Tapi beberapa hari kemudian, Alya malah mengikuti gaya berpakaian Della.
Terdapat banyak faktor yang membuat orang menjilat ludahnya sendiri, salah satunya adalah munculnya penyesalan setelah mengatakan atau melakukan sesuatu di masa lalu.
5 Alasan Seseorang Menjilat Ludah Sendiri
1. Tidak Berpikir Panjang
Dalam kehidupan, kita pasti pernah bertemu orang-orang yang ‘asbun’ alias asal bunyi.
Mereka yang sering ‘asbun’ biasanya jarang berpikir panjang saat ingin mengatakan atau melakukan sesuatu.
Bagi mereka, yang paling penting adalah mereka sudah mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.
Jadi, mulai sekarang kita harus berhati-hati dalam berbicara.
Jangan sampai kita membuat orang lain tidak nyaman dan tidak mau lagi mempercayai omongan kita.
2. Membohongi Perasaan Sendiri
Tidak bisa dipungkiri kalau selama hidup, kita selalu berkeinginan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar kita.
Sayangnya, keinginan itu terkadang membuat kita sering membohongi diri sendiri.
Saat diminta menilai hasil gambar seseorang, kita sering kali mengatakan kalau hasilnya bagus hanya karena tidak enak dan takut menyakiti hatinya.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Padahal bisa saja kita memberikan jawaban yang sebaliknya, supaya dia bisa membenahi diri dan membuat gambar yang lebih bagus lagi di kemudian hari.
Kalau terus menerus berbohong pada diri sendiri, kita bisa dikenal sebagai orang yang tidak punya pendirian, secara tidak langsung, kita juga termasuk orang yang menjilat ludah sendiri.
3. Terbawa Suasana
Saat situasi sedang kacau, seseorang biasanya akan mengucapkan kata-kata yang tidak baik dan tidak enak di dengar orang sekitar.
Hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang mudah terbawa suasana, sebab mereka tidak suka berada di situasi yang tidak menyenangkan dan membuatnya jadi terdesak.
Di saat seperti inilah pengendalian emosi menjadi sangat penting untuk dipelajari, supaya kita tidak asal bicara dan nantinya malah merugikan diri sendiri.
4. Efek Karma
Siapa sangka, karma ternyata bisa membuat seseorang menjilat ludahnya sendiri.
Misalnya saat kamu pertama kali bertemu seseorang, kamu mungkin akan langsung merasa ilfeel dan mengatakan hal-hal tidak baik di dalam hati.
Tapi setelah beberapa bulan mengenalnya, kamu dan dia justru menjadi teman dekat dan menertawakan asumsi-asumsi yang pernah kamu pikirkan tentangnya.
Jadi, mulai sekarang hindari prasangka pada orang-orang yang baru kamu temui, sebab sering kali yang terjadi justru berbanding terbalik dari perkataanmu saat ini.
5. Tidak Mau Menilai dari Berbagai Sisi
Tidak bisa dipungkiri kalau manusia adalah makhluk yang mudah menilai sesuatu tanpa tahu kebenarannya.
Tindakan itu sebenarnya tidak salah, hanya saja, kamu harus belajar untuk menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang.
Kalau hanya mengandalkan satu sudut pandang saja, kamu tidak akan punya bahan pertimbangan lain dan akan dikenal sebagai orang yang subjektif.
Hanya karena kamu tidak menyukai salah satu sifat yang dimiliki seseorang, bukan berarti dia adalah orang yang jahat, jadi cobalah untuk mengenalnya lebih jauh.
Pada intinya, setiap orang harus belajar untuk menjaga ucapan agar terhindar dari penyesalan yang akan membuatnya menjilat ludah sendiri di kemudian hari.
Menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain ternyata bisa dilatih, salah satu caranya bisa kamu temukan dalam buku Seni Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati karya Oh Su Hyang.
Buku ini akan lebih dulu menjelaskan mengapa kesalahpahaman dalam komunikasi tidak akan bisa dihindari.
Selain itu, kamu juga akan dijelaskan mengapa seseorang sering kali kehabisan topik di tengah pembicaraan.
Buku ini akan membagikan cara-cara terbaik untuk berkomunikasi dengan orang lain dan cara meminimalisir adanya kesalahpahaman.
Selain itu, buku ini juga berisi panduan tentang cara membuka diri dan cara memulai percakapan dengan orang lain tanpa harus merasa canggung.
Jadi, tunggu apalagi? Segera dapatkan bukunya di Gramedia.com.