Pentingnya Mengajari Anak Berinteraksi
Saat anak bertemu dan bermain dengan teman sebayanya, pasti akan tampak seru untuk kita yang melihatnya.
Kadang di tengah aktivitas fisik, mereka bisa bercerita dan tertawa bersama, penuh dengan kegembiraan.
Di balik keceriaan itu, interaksi di antara teman sebaya tidak hanya sebagai aktivitas selingan untuk bersantai.
Sebenarnya saat bergaul dengan teman-temannya, anak akan belajar untuk mengembangkan keterampilan sosialnya.
Mereka belajar untuk mengerti dan memahami pikiran serta perasaan orang lain, memutuskan respon seperti apa yang akan mereka berikan, juga belajar mengekspresikan dirinya tanpa menyakiti orang lain.
Keterampilan sosial nantinya akan berguna dalam kehidupan dewasa anak.
Keterampilan ini lah yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan dia beradaptasi dengan lingkungan.
Sayangnya, keterampilan yang penting itu tidak secara otomatis bisa kita kuasai.
Rekomendasi Buku Untuk Mengajari Anak Berinteraksi
Menyadari tantangan untuk memiliki keterampilan itu, penulis Korea Sung-woo Park menyusun buku berjudul Kamus Pergaulan Anak ini.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Buku ini satu seri dengan Kamus Perasaan Anak yang ditulis oleh penulis yang sama dan merupakan best seller Penerbit Miracle, imprint untuk buku-buku nonfiksi dari Penerbit m&c!.
Jika pada Kamus Perasaan Anak kita diajak untuk mengenali nama-nama perasaan yang sering dialami oleh anak, Kamus Pergaulan Anak menampilkan 80 kosakata yang sering muncul saat anak-anak berhubungan dengan orang lain.
Dilengkapi dengan contoh situasinya, buku ini bisa dimanfaatkan oleh orang tua untuk menjelaskan pada anak arti kata “Akrab” hingga “Usil”.
Dengan ilustrasi berwarna yang lucu dan menggemaskan karya Hyo-eun Kim, anak-anak pun bisa membaca sendiri buku ini.
Rasanya mereka tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk memahaminya karena kalimat yang dipakai di buku ini cukup sederhana. Kedua seri buku ini sudah bisa didapatkan di Gramedia.com dengan harga masing-masing Rp 85.000,-
Meskipun di masa pandemi ini anak-anak dianjurkan untuk lebih banyak tinggal di rumah, bukan berarti mereka tidak pernah berinteraksi lagi dengan orang lain.
Mereka tetap berhubungan dengan orang lain lewat gawai.
Meskipun saat ini hubungan virtual lah yang lebih sering dilakukan, keterampilan sosial pada anak tetap diperlukan.
Tentunya kita ingin dunia segera sembuh dan kemudian anak-anak bisa kembali bertemu temannya secara langsung, bukan?