Bagi pencinta masakan mie, masakan China, Jepang dan Korea pasti tahu tentang sumpit. Ini tersedia dalam beberapa jenis. Ada sumpit bambu atau sekali pakai, sumpit kayu, plastik atau logam.
Menurut Tsung Dao Lee, yang menerima Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1957, sumpit adalah perpanjangan dari jari-jari manusia. Dua sumpit cocok sebagai pengungkit.
Selain itu, sumpit ikonik kuliner Asia ini memiliki sejarah. Oleh sebab itu, Cara memakai sumpit dari berbagai negara juga berbeda-beda.
Namun, apakah kamu sudah tahu asal-usul sumpit?
Asal-usul Sumpit
Sumpit pertama kali ditemukan di Cina sebelum Dinasti Shang (1766-1122 SM) dan kemungkinan berasal dari awal Dinasti Xia, atau sekitar 9.000 tahun yang lalu. Temuan pertama adalah enam pasang sumpit perunggu, panjang 26 cm dan lebar 1,1-1,3 cm.
Ini digali dari reruntuhan Yin di wilayah Henan dan berasal dari tahun 1200 SM. diberi tanggal. Saat itu, diasumsikan sumpit ini digunakan sebagai peralatan memasak. Catatan pertama sumpit digunakan untuk makan dapat ditemukan dalam teks Han Feizi, yang ditulis oleh Han Fei (280-233 SM).
Pada awal kemunculannya, sumpit digunakan untuk memasak, menyajikan atau menyajikan makanan sekaligus. Saat itu, sumpit bukanlah alat makan. Sumpit hanya digunakan sebagai alat makan pada masa Dinasti Han.
Di Tiongkok kuno, gading sering digunakan untuk membuat sumpit mahal. Ada pejabat tinggi dan orang kaya yang menggunakan tongkat gading.
Bahan kulit pohon juga pernah dibuat menjadi perak. Pengadilan kekaisaran Tiongkok pernah menggunakan sumpit perak untuk mendeteksi kemungkinan racun makanan. Sumpit berubah warna karena reaksi kimia ketika makanan diracuni.
Dari abad ke-6 atau ke-8 M, sumpit menjadi alat makan umum bagi orang Uighur yang tinggal di stepa Mongolia. Di Thailand, sumpit hanya digunakan untuk makan mie dan sup ketika Raja Rama V memperkenalkan alat makan Barat pada abad ke-19.
Bahkan di sebagian besar negara Asia Timur, sumpit bukan satu-satunya peralatan makan di atas meja. Misalnya, di Cina dan Korea, sumpit digunakan bersama dengan sendok dan sendok.
Saat menikmati makanan Jepang, biasanya orang Jepang hanya membutuhkan sumpit sebagai alat makan satu-satunya, dengan sendok dan alat makan lainnya juga digunakan tergantung porsinya.
Sementara itu, makan bersama dipandang dalam masyarakat Tionghoa sebagai cara untuk mempererat ikatan keluarga dan sebagai kesempatan untuk bertemu dengan kerabat dan teman, oleh karena itu penggunaan alat makan yang tajam harus dihindari.
Karena itu, menurut orang China, menempelkan sumpit di semangkuk nasi dianggap tabu. Pasalnya, bentuknya menyerupai dupa yang dinyalakan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal.
Sumpit adalah dua batang dengan panjang yang sama yang dipegang di antara jari-jari satu tangan. Sumpit digunakan untuk mendorong dan memindahkan makanan dari suatu wadah, dari satu piring ke piring lainnya, atau untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sumpit dapat dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik, yang dihaluskan atau ditutup dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat untuk mencegah kerusakan pada mulut dan terlihat cantik.
Sumpit digunakan di banyak negara di dunia untuk menikmati makanan khas Asia Timur. Di banyak negara Asia Tenggara, sumpit adalah peralatan makan yang paling penting, sama pentingnya dengan sendok dan garpu.
Di Indonesia, sendok garpu atau sumpit ditawarkan di restoran yang menyajikan makanan Cina, Korea, Jepang, Vietnam, dan Thailand untuk penjual bakso atau pangsit pinggir jalan.
Kualitas bahan dan bentuk sumpit dapat bervariasi, tetapi sumpit biasanya terdiri dari sepasang tongkat pendek lurus dengan panjang yang sama.
Bagian bawah sumpit terkadang dihias dengan motif hiasan atau gambar yang menarik, agar sumpit tidak tertukar.
Hiasan di bagian bawah sumpit juga berfungsi sebagai pemisah antara bagian bawah dan ujung sumpit. Ujung sumpit digunakan untuk mengamankan makanan sementara jari-jari memegang bagian bawah sumpit.
Panjang sumpit berbeda-beda tergantung dari negara asal sumpit. Sumpit China biasanya lebih panjang dari sumpit Korea atau Jepang, dengan diameter yang hampir sama di bagian pangkal dan ujungnya.
Sumpit jadi Ikon Kuliner Asia
Pada tahun 500 M, sumpit dari Vietnam, Jepang, dan Korea mulai menyebar ke seluruh benua Asia. Budaya yang berbeda mengadopsi jenis sumpit yang berbeda.
Sumpit China tidak tajam dan karenanya tidak digunakan untuk menusuk makanan. Sedangkan ujung sumpit Jepang sangat tipis, sehingga saat orang Jepang makan ikan, tulangnya akan menonjol keluar dari dagingnya.
Orang Jepang juga yang pertama memproduksi peralatan sekali pakai yang sekarang ada di mana-mana, kebanyakan terbuat dari bambu atau kayu, pada tahun 1878. Sumpit Korea, di sisi lain, sebagian besar terbuat dari logam dan lebih tipis dari sumpit dari Jepang dan Cina.
Buku Budaya dan Kuliner yang ditulis Paul Freedman dkk ini bisa kamu jadikan referensi untuk mempelajari kuliner China dan budayanya. Termasuk bagaimana asal-usul sumpit bisa digunakan oleh orang Tiongkok.
Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.