Drama Korea yang mengangkat tema Autistic Spectrum Disorder (ASD), “Extraordinary Attorney Woo” meraih popularitas tinggi di seluruh dunia akhir-akhir ini.
Park Eun-Bin, yaitu aktris yang memerankan karakter pengacara Woo berhasil mengeksekusi peran individu pengidap ASD.
Apakah kalian tahu bahwa latar belakang aktris Park Eun-Bin adalah seorang lulusan Psikologi dari Universitas Sogang, Korea Selatan? Sehingga tidak diragukan lagi pemahaman dirinya akan karakteristik individu dengan ASD sangat mendalam.
Drama yang digadang-gadang mempunyai biaya produksi sebesar 20 milyar won atau sekitar $15,397,762 USD menyuguhkan efek visual yang berkualitas tinggi, seakan-akan penonton terbawa ke dalam realitas yang dialami oleh pengidap ASD.
Maka tidak heran drama ini berhasil menyabet peringkat 1 Netflix untuk kategori TOP 10 Global TV (Non-English) periode 4 Juli – 10 Juli 2022.
Bagi kalian yang setia menunggu episode baru setiap hari Rabu dan Kamis, pasti tidak asing dengan kecintaan pengacara Woo terhadap binatang paus.
Bahkan ayahnya sudah memperingatkan agar tidak bicara soal paus di tempat kerja.
Namun, kepolosan pengacara Woo yang tetap saja menyinggung topik paus sangat menggemaskan, bukan? Ayo kita lihat fakta-fakta seputar paus yang diutarakan oleh pengacara ‘Woo to the Young to the Woo’.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
3 Fakta Seputar Mamalia Paus Menurut Pengacara Woo Young-Woo
Dikutip dari subtitle Indonesia “Extraordinary Attorney Woo” pada platform Netflix, berikut tiga fakta seputar paus yang dikemukakan oleh pengacara Woo:
- “Jika paus kepala kotak betina seberat 22 ton memakan cumi-cumi raksasa seberat 500 kilogram lalu bertelur seberat 1,3 ton enam jam kemudian, berapa berat paus kepala kotak sekarang?”. “Jawabannya, paus tidak bisa bertelur karena mereka adalah mamalia yang melahirkan anak sehingga kasus ini perlu dianalisis poin utamanya sebagai kasus pidana”. - Episode 1, menit ke 30:20.
- “Kotoran paus biru berwarna merah karena makanan mereka adalah kril yang berwarna merah. Kotoran paus bertindak sebagai pompa yang menarik nutrisi dari bagian dalam lautan sampai ke permukaan laut. Paus mencari makanan di laut dalam dan naik ke permukaan untuk buang air kemudian kotoran mereka menjadi nutrisi bagi fitoplankton.” – Episode 2, menit ke 22:18.
- “Paus makan di perairan pantai Ulsan dan tidur di pantai barat Jepang. Bagi paus yang pindah ke daerah kutub setiap musim panas untuk bermigrasi, mereka tinggal di area kutub dan hanya makan tiga sampai empat bulan.” – Episode 3, menit ke 11:10.
Kapasitas besar dalam mengingat informasi dengan IQ 164 yang dimilikinya, membuat pengacara Woo dikategorikan ke dalam spektrum high-functioning ASD.
Mungkin pengacara Woo sudah membaca tumpukan buku-buku referensi tentang paus, ya! The Whale: In Search of the Giants of the Sea, buku pemenang ‘BBC Samual Johnson Prize for Non-fiction’, karya Philip Hoare, mungkin menjadi salah satunya.
Penulis Philip Hoare menjabarkan kecintaannya terhadap mamalia paus melalui sejarah yang cenderung kurang baik, sehingga membuka mata pembaca akan keberlangsungan hidup paus di alam bebas.
Buku digital atau eBook The Whale: In Search of the Giants of the Sea yang diterbitkan oleh penerbit terkenal HarperCollins tersedia di website ebooks.gramedia.com, Gramedia.com, aplikasi iOS atau android Gramedia Digital.
Tunggu apa lagi, ayo ikuti jejak pengacara Woo dengan mempelajari binatang paus yang eksistensinya harus selalu kita jaga!
Selain itu, dapatkan gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.