Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Eksibisionis? Simak Penjelasannya Berikut Ini

Kompas.com - 01/03/2022, 18:00 WIB
Sumber Gambar: Pexels.com
Rujukan artikel ini:
Sejarah Psikologi: Perkembangan Perspektif Teoritis
Pengarang: Irwanto, Ph.D, Felicia Y.…
|
Editor Ratih Widiastuty

Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar berita tentang pelecehan seksual yang dialami oleh beberapa wanita akibat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh tersangka dengan memamerkan alat vital mereka di hadapan para korbannya.

Bisa dibayangkan, bagaimana rasa trauma yang didapatkan oleh korban setelah mengalami peristiwa yang boleh dikata memalukan sekaligus menjijikkan, sebab mereka secara mendadak disodorkan pemandangan yang membuat bulu kuduk bergidik ngeri.

Namun, ternyata penyimpangan seksual yang dilakukan oleh para pelakunya ini dengan mempertontonkan alat vital mereka di hadapan umum merupakan sebuah gangguan mental, di mana para penderitanya mendapatkan kepuasan secara seksual dengan melakukan hal tersebut.

Aksi mempertontonkan alat vital di hadapan umum untuk memperoleh kenikmatan secara seksual disebut sebagai eksibisionis yang merupakan sebuah kelainan seksual yang menyimpang atau parafillia.

Mempunyai bentuk tubuh yang ideal dan proporsional memang menjadi dambaan beberapa orang, tapi jika sudah muncul hasrat untuk memamerkannya tanpa sehelai benang pun ke depan banyak orang, perilaku ini sudah sangat menyimpang dan abnormal.

Akan tetapi, apa sebetulnya eksibisionis itu sendiri dan apa gejala yang menjadikan penderitanya melakukan hal tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Eksibisionis?

Menurut ilmu psikologi, eksibisionis adalah suatu gangguan parafillia yang bisa disebut sebagai fantasi dan perilaku seseorang yang bertujuan untuk membangkitkan dan memuaskan hasrat seksual dengan cara yang menyimpang di masyarakat.

Sebetulnya memiliki fantasi masih bisa dibilang wajar dan normal, asalkan tidak membahayakan dan merugikan orang lain serta tidak menyimpang dari norma-norma masyarakat yang ada sehingga hanya dapat dinikmati oleh diri sendiri saja.

Namun, akhir-akhir ini, perilaku eksibisionis sepertinya sedang merajalela dan marak dilakukan secara terang-terangan, khususnya oleh kaum lelaki, yang secara dengan sengaja mereka memperlihatkan alat vital kepada kaum wanita tanpa ada rasa malu dan penyesalan hanya untuk memuaskan hasrat pribadi.

Bisa dibayangkan, bagaimana dampak yang akan diperoleh oleh korban yang menyaksikan kejadian tersebut akan dihantui rasa trauma dan ketakutan seumur hidup, sebab luka secara batin dan emosi bisa dikatakan sulit untuk disembuhkan atau dihilangkan.

Akan muncul berbagai rasa khawatir yang dirasakan oleh korban yang mengalami tindak pelecehan seksual eksibisionis ini, seperti tidak mudah percaya pada orang lain, selalu merasa cemas saat sedang bepergian, hingga depresi yang mungkin mengancam nyawa.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Gejala Gangguan Eksibisionis

1. Memiliki Fantasi Seksual yang Menyimpang

Orang yang memiliki gangguan eksibisionis biasanya mempunyai fantasi seksual yang menyimpang, di mana mereka terdorong untuk menunjukkan alat kelamin di hadapan publik secara sengaja untuk mendapatkan kenikmatan secara seksual yang dilakukan berulang-ulang.

2. Mempunyai Ketertarikan Terhadap Hal-Hal Pedofilia

Harus diwaspadai, orang-orang yang mempunyai kecenderungan terhadap berbagai hal yang berbau pedofilia bisa terindikasi memiliki gangguan eksibisionis juga sehingga bisa sangat berbahaya untuk lingkungan masyarakat, khususnya kaum perempuan dan anak-anak.

3. Mempunyai Dorongan untuk Memamerkan Alat Kelamin

Penderita eksibisionis biasanya mempunyai dorongan yang kuat untuk mempertontonkan alat kelamin mereka kepada orang asing yang tidak dikenal untuk memuaskan gairah seksual mereka yang menyimpang.

Bisakah penderita gangguan eksibisionis ini disembuhkan, pastinya bisa jika mereka memiliki niat dan usaha yang besar untuk mau sembuh serta menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Para penderita eksibisionis ini dapat menjalani psikoterapi dengan dokter spesialis yang akan memberikan perawatan terhadap pasien mulai dari terapi perilaku kognitif, hingga pemberian obat untuk meredam hasrat mereka dalam memamerkan alat kelamin di depan umum.

Semoga dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran akan mampu menemukan solusi yang nyata untuk bisa menolong para penderita eksibisionis dari penyimpangan seksual yang mereka lakukan agar tidak merugikan banyak pihak.

Jika kamu ingin memperdalam pembahasan mengenai ilmu psikologi setelah membaca gangguan eksibisionis, buku berikut ini akan sangat cocok untuk menemani waktu luang.

Buku Sejarah Psikologi: Perkembangan Perspektif Teoretis akan membeberkan semua pembahasan mengenai psikologi, dimulai dari tema-tema tersebut hadir sampai bagaimana tema-tema tersebut berkembang menurut sejarah ilmu sosial.

Pembaca akan menemukan asumsi-asumsi mengenai tingkah laku manusia, terutama unsur-unsur yang dinamakan perilaku, berkembang dalam konteks sehari-hari maupun konteks filsafat.

Buku Sejarah Psikologi: Perkembangan Perspektif Teoretis bisa langsung dibeli di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau