Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Kisah Pilu Magi Diela yang Tersiksa Tradisi

Kompas.com - 31/12/2021, 16:00 WIB
Sumber Gambar: instagram.com/fahrirasihan/
Rujukan artikel ini:
Perempuan yang Menangis Kepada Bulan…
Pengarang: Dian Purnomo
|
Editor Almira Rahma Natasya

Membaca karya sastra yang sarat akan budaya Indonesia memang selalu menjadi daya tarik yang tidak hanya sekadar menghibur, tapi juga ada wawasan baru yang bisa dicerna oleh pembaca.

Indonesia sendiri memiliki kultur dan budaya yang teramat sangat kaya sehingga memungkinkan banyak penulis untuk mengeksplorasi tema seperti ini untuk dimasukkan ke dalam karya mereka.

Salah satu novel dengan unsur tradisi Indonesia yang kental adalah Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam yang ditulis oleh Dian Purnomo.

Ia berhasil menangkap tradisi yang tidak selalu layak dipertahankan karena memang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.

Buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam membahas perihal tradisi Kawin Tangkap yang hingga saat ini masih terjadi di Sumba, yang bisa dibilang mungkin sudah melenceng akibat penyalahgunaan tradisi.

Di mana alih-alih menjadi bahagia, para perempuan yang menjadi sasaran Kawin Tangkap justru merasakan siksaan dan derita karena menjadi korban pelecehan seksual.

Namun, apa Kawin Tangkap itu sendiri? Mengapa tradisi ini bisa menjadi alat pelecehan seksual bagi perempuan?

Tradisi Kawin Tangkap

Tradisi Kawin Tangkap yang sudah dilakukan sejak dahulu kala, kini praktiknya sudah mulai bergeser dan melenceng yang sangat merugikan kaum perempuan dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan Kawin Tangkap di zaman sekarang yang disalahgunakan, lebih mirip penculikan yang mempermalukan perempuan karena mereka akan ditangkap, diseret, bahkan dilecehkan saat proses penangkapan sedang berlangsung.

Bisa dibilang, tradisi Kawin Tangkap jika disalahgunakan malah sangat merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan serta tradisi turun temurun yang ada di Sumba.

Sinopsis dari Buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam

Bercerita tentang seorang perempuan bernama Magi Diela, yang pada awalnya kehidupan Magi berjalan dengan lancar.

Ia bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Sumba yang mengharuskannya untuk bekerja di lapangan.

Saat akan mengerjakan pekerjaannya, secara tiba-tiba Magi Diela dihadang oleh segerombolan laki-laki.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pada mulanya ada satu orang laki-laki dalam gerombolan tersebut yang memberitahu Magi Diela jika ritsleting tas ransel yang dibawanya terbuka, sehingga Magi Diela pun menghentikan sepeda motornya untuk mengecek keadaan tas ranselnya.

Namun, ternyata ritsleting tas ransel Magi tidak terbuka sama sekali dan dirinya telah dijebak oleh sekelompok laki-laki yang langsung menyeret dan mengangkatnya ke atas mobil pikap yang tiba-tiba saja muncul di sampingnya.

Magi pun sadar jika dirinya telah menjadi korban dari tradisi Kawin Tangkap yang mulai melenceng dan melecehkan perempuan, yang hingga kini masih sering terjadi di kampung halamannya, Sumba.

Kehidupan Magi yang pada mulanya bebas dan bahagia, kini menjadi terkurung layaknya seorang tahanan di dalam sel penjara.

Leba Ali adalah sosok laki-laki yang ternyata menjadi dalang di balik penculikan Magi dengan berkedok tradisi Kawin Tangkap di belakangnya.

Fakta yang tidak kalah mengejutkan adalah keterlibatan Ama Bobo, ayah Magi, dalam penculikan ini menambah luka dan derita yang dialami Magi.

Ulasan atau Review Buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam

Dian Purnomo berhasil menuliskan potret nyata yang masih berlangsung di Sumba hingga saat ini, lewat sebuah karya fiksi yang memikat dan menghipnotis, dengan segudang wawasan baru akan sebuah tradisi yang ternyata tidak selamanya dapat dipertahankan mengingat perkembangan zaman.

Ceritanya dikemas dengan sederhana dan tidak bertele-tele, tapi masih terasa kuat dan penuh akan makna tentang budaya patriarki yang ternyata sudah dipupuk lama sejak zaman dahulu kala.

Penulis mampu menyampaikan keresahannya akan dampak dari tradisi Kawin Tangkap terhadap para perempuan yang notabene menjadi korban di sini, baik secara fisik maupun mental.

Penggambaran tokoh Magi Diela yang diciptakan oleh penulis sungguh terasa kuat dan nyata dengan karakternya yang gigih, pekerja keras, dan cerdas, di mana Magi tidak pernah lupa akan komitmen serta cita-citanya.

Nuansa etnik yang kental juga bisa dihadirkan penulis dengan sangat cermat, seperti dialek khas orang timur, kuliner, rumah adat, hingga tradisi masyarakat Sumba yang sangat kaya dan beragam.

Secara keseluruhan, buku Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam adalah realita yang dituang ke dalam sebuah fiksi tentang masih banyaknya nasib kaum perempuan yang dirugikan, baik secara fisik maupun mental.

Jika kamu berminat untuk membacanya, buku ini bisa kamu beli di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau