Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merekam Perjalanan dalam Barisan Kata-Kata

Kompas.com - 10/02/2022, 17:00 WIB
Sumber Foto: Dok. Bhuana Ilmu Populer
Rujukan artikel ini:
Kita Adalah Sekumpulan Patah Hati…
Pengarang: Astri Apriyani
Penulis Ani Syahara
|
Editor Novia Putri Anindhita

Dalam sebuah perjalanan, akan ada begitu banyak hal yang terekam dalam memori.

Entah sebuah pengalaman baru yang begitu memberi kesan atau mungkin membangkitkan ingatan lama yang lama terpendam.

Bisa jadi juga sekadar lewat dan terlupakan.

Kita adalah Sekumpulan Patah Hati yang Memilih Matahari

Lewat sebuah kumpulan sajak berjudul Kita adalah Sekumpulan Patah Hati yang Memilih Matahari (KaSPHyMM), Astri Apriyani atau akrab disapa Atre membagikan cerita tentang 39 destinasi yang ia singgahi.

Diurutkan secara alfabetis—dari Ambon hingga Zurich—tiap puisinya terasa mewakili emosi-emosi yang mengemuka.

Sajak berjudul “doa ibu di seluruh penjuru” yang ditulis di Flores pada 2015 silam bercerita tentang mimpi dan doa ibu.

Pada bagian lain, Atre pun memberi sedikit kesadaran bahwa “Seringkali yang membuat kita masih selamat bukan keberuntungan, tapi doa ibu, doa ibu, doa ibu.”

Lain halnya dalam sajak “mokhsa” tentang sebuah upacara kematian yang ia saksikan di Kathmandu pada 2017.

Peristiwa tersebut kemudian mengingatkannya pada kesendirian, juga kesepian yang menjadi begitu mengerikan.

Sepanjang “perjalanan” dalam kumpulan sajak ini, Atre tidak hanya menyuguhkan kita dengan kata-kata pembangkit imajinasi, Ya, sebuah perjalanan memang rasanya belum lengkap tanpa jepretan kamera.

Karena itu, iya juga menghadirkan foto-foto yang selaras dengan sajaknya.

Dalam sajak “aurora” misalnya, ia menyisipkan sebuah foto aurora borealis yang diambil di Reykjavik pada 2016.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Rona hijau pada langit malam yang begitu memesona.

Pada akhirnya, kumpulan sajak ini bisa menjadi sebuah refleksi bagi kita, atau paling tidak bagi sang penulis sendiri.

Perjalanan-perjalanan ini membuat saya belajar tidak cuma soal masa sekarang, tapi juga masa lalu dan sedikit membayangkan masa depan. Membuat saya yang kadang-kadang frustrasi dan letih, kemudian sadar untuk memperlambat langkah dan menikmati keindahan hidup.”

Mungkin hal ini juga dirasakan oleh banyak orang: hidup terasa tak berjeda.

Melakukan kegiatan yang sama 24/7, tekanan dan tuntutan hidup, juga daftar mimpi yang ingin dicapai seringkali membuat kita terus berlari.

Padahal penting bagi kita untuk beristirahat, mengambil napas sejenak, sembari kembali mengisi daya untuk tubuh dan jiwa yang lelah.

Apalagi dalam hampir dua tahun belakangan, banyak hal menjadi tidak terkendali.

Duniaku, duniamu, sedang tidak baik-baik saja.

Meski demikian, semoga situasi segera membaik karena rasanya sudah begitu rindu untuk menjelajah ke tempat baru dan bertemu orang-orang baru.

Jadi, siapkah untuk berkelana lagi?

Buku Kita adalah Sekumpulan Patah Hati yang Memilih Matahari bisa dibeli di Gramedia.com.

Dapatkan juga gratis voucher diskon yang dapat digunakan tanpa minimal pembelian. Klik di sini untuk segera dapatkan gratis vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com