Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan gejala keras kepala, menangis, menjerit, menentang, dan berteriak-teriak.
Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat diam.
Bahkan jika “tujuan” tersebut dipenuhi, dia mungkin tetap tidak tenang.
Kondisi ini sering kali ditemukan pada anak-anak karena masih belum mampu mengungkapkan keinginannya lewat kata-kata.
Setidaknya itulah yang ingin diangkat oleh Adhan Akram lewat antologi puisinya berjudul Tantrum.
Ia ingin menyampaikan sebuah kontras bahwa ketika menjadi dewasa, kita mungkin tahu bagaimana menyampaikan keinginan kita, tetapi begitu banyak pertimbangan saat ingin mengutarakannya.
"Bagaimana tanggapan orang lain atas ucapan kita? Apakah kata-kata kita bisa menyakiti orang lain?"
Lalu pada akhirnya, kita menahan semua itu sehingga tangisan, jeritan, raungan, juga keriuhan paling kencang justru terpendam di kepala.
Situasi yang tidak asing, bukan?
bibit kegelisahan yang aku tanam pada kering tubuh ini,
semakin bertunas dari hari ke hari. merambat
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
buas dan tak pernah puas. menyerap,
haus dan tak kenal putus
Lewat Tantrum-lah Adhan Akram menguraikan benang-benang kusut di kepalanya dalam bentuk tulisan.
Mulai ditulis pada 2018 dan diterbitkan secara mandiri pada 2019, akhirnya Tantrum dipinang oleh Bhuana Sastra (imprint Penerbit BIP) dan terbit pada 2021.
Buku puisi pertamanya ini yang ia rangkai satu demi satu pada ponsel, mesin tik, dan buku catatannya.
Seringkali dalam perjalanan di kereta, atau tengah malam ketika tidak bisa memejamkan mata.
Baginya, menulis puisi menjadi salah satu bentuk coping mechanism untuk meredakan kegelisahan.
Luapan emosi yang tak dapat diucapkan dialihkan dalam bentuk lain yang dapat dinikmati dan dimaknai.
Buku Puisi Tantrum bisa dibeli secara online melalui Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang dapat digunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk dapatkan vouchernya.