Apa sih yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar kata “baper”?
Baper merupakan bahasa pergaulan yang berasal dari singkatan, yaitu Bawa Perasaan.
Orang yang suka baper sering disebut baperan.
Biasanya mereka yang baperan mempunyai karakteristik seperti sensitif terhadap perkataan atau perbuatan orang lain, sulit membedakan perlakuan orang lain antara bercanda dengan serius, karena mereka akan menganggapnya serius.
Akibatnya, orang yang baperan biasanya sering dijadikan objek sindiran atau candaan teman-temannya dan jika seseorang mengidap baper akut, dia bisa dijauhi oleh teman-temannya.
Kalau kamu merasa diri sendiri mudah baper, jangan bersedih karena dengan latihan menggunakan cara agar tidak mudah baper di bawah ini, kamu akan merasakan perubahan ke arah yang lebih baik.
Tanpa berlama-lama, mari kita simak apa saja cara agar tidak mudah baper
Prinsip dunia tidak berputar di dirimu perlu kamu catat.
Tidak setiap permasalahan terjadi disebabkan karena dirimu.
Kalau kamu melihat temanmu uring-uringan dan tidak menyapamu pagi tadi, itu bukan karena dia sedang marah dengan kamu, mungkin saja dia sedang ada permasalahan di rumah.
Kalau teman kamu lama membalas chat, itu bukan karena dia malas menjawab chat kamu, tapi mungkin saja dia sedang sibuk.
Kuncinya adalah tetap berpikiran positif dan tidak semua hal itu tentang kamu.
Overthinking terjadi ketika satu pikiran menyambung ke pikiran yang lain dan bahkan menciptakan skenario “nanti bagaimana kalau…”.
Sebaik-baiknya manusia merencanakan, bukan kita yang menentukan bagaimana hasilnya.
Daripada kamu larut dalam pikiranmu sendiri, lebih baik kamu melakukan sesuatu untuk mengurangi kecemasan akibat overthinking.
Salah satu cara yang efektif untuk mengurangi dan menghilangkan overthinking ini adalah dengan menuliskan apa yang muncul di pikiranmu saat itu.
Lakukan itu secara konsisten dan luangkan waktu ketika kamu sedang santai atau ketika permasalahan sudah kamu lewati, untuk membuka dan membaca catatanmu.
Mungkin pada saat membaca itulah kamu merasa diingatkan untuk tidak lagi overthinking, karena sebagian besar kecemasan kita kadang tidak beralasan dan tidak terjadi.
Cara lain adalah bisa dengan berolahraga atau beraktivitas yang membutuhkan tubuh untuk bergerak.
Percaya deh, ketika kamu lelah, kamu tidak punya tenaga untuk overthinking.
Cara lain yang lebih kalem adalah dengan melakukan meditasi.
Pernahkah kamu menyadari kalau kamu tidak bisa mengontrol organ tubuhmu?
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Mereka bekerja sendiri tanpa adanya perintah dan bahkan mereka punya jadwal yang lebih konsisten dan terstruktur dibandingkan kamu.
Bagaimana dengan kerabat, keluarga, dan teman?
Mereka sebagai individu yang memiliki ego dan keinginannya sendiri, juga tidak bisa kamu kontrol.
Satu-satunya yang bisa kamu kontrol adalah pikiranmu sendiri.
Apa yang pikiranmu konsumsi menjadi tanggung jawabmu dan akan berpengaruh terhadap sudut pandang akan suatu hal dan kehidupan.
Jadi sebelum kamu baper, tanyakan pada diri sendiri, “apakah ini berharga untuk dikonsumsi oleh pikiranku?”
Jika tidak, stop dan lakukan sesuatu yang membuat pikiranmu sibuk, serta berhenti memikirkan hal tersebut.
Salah satu ciri lain orang yang mudah baper adalah ketika mendapat teguran, mereka akan menjelaskan alasan dari A sampai Z.
Tentu saja kamu boleh menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi, tapi di sisi lain kamu tidak perlu memberikan pembenaran.
Nah, itu dia empat cara agar kamu tidak mudah baperan.
Coba kamu bayangkan bagaimana jika tokoh superhero baperan?
Ketika mereka mendapatkan sedikit kritik, mereka bisa mogok tidak membantu orang dan menyibukan diri dengan bersedih dan sibuk dengan pikirannya.
Jadi apakah menurutmu baper itu cool?
Bayangkan hidup tanpa baper, yang pastinya akan lebih ringan karena kita menjadi orang yang lebih positif.
Kalau kamu menemukan cara di atas masih sulit dilakukan, ada buku yang ketika kamu membaca, kamu merasa, “Aku ingin berubah. Aku tidak mau baper lagi.”
Buku itu berjudul, “Ego is the Enemy” karya Ryan Holiday, penulis yang sudah banyak menuliskan buku best seller.
Kalau kamu berpikir, “Ah aku kan tidak punya ego, jadi buat apa baca buku ini?”, tunggu sampai kamu membaca bab pertama.
Dengan berlandaskan filosofi stoic, buku ini bisa menjadi panduan untuk mengecek kadar ego kita dan bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan rendah hati tapi tentunya tidak rendah diri.
Buku ini juga bisa dibilang sebagai buku self-help yang berhasil karena mengajarkan pentingnya kita untuk mencintai diri kita, orang-orang yang ada di sekeliling kita baik itu kawan maupun lawan, dan setiap peristiwa yang ada di dalamnya baik itu sedih maupun bahagia.
Jangan lewatkan juga promo buku Ego is the Enemy di Gramedia.com dan perhatikan perubahan diri kamu setelah membaca buku ini karena secepatnya kamu akan mengatakan “Bye-bye baper”.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.