Perundungan (bullying) merupakan masalah yang mendesak untuk ditangani.
Mengapa anak-anak (dan bahkan orang dewasa!) mem-bully?
Penulis, Hanlie Muliani dan Robert Pereira, mengenalkan paradigma baru untuk menggali penyebab bullying dan cara mengatasi masalah bullying yang berbeda kepada anak perempuan dan anak laki-laki, yaitu Paradigma ABC, berdasarkan Cognitive Behavioural Therapy yang dikembangkan oleh Albert Ellis.
Orang tua dan guru yang menggunakan model Paradigma ABC dapat menuntun anak-anak (perempuan atau laki-laki) untuk memahami dan mendiskusikan pemikiran mereka tentang masalah yang dialami.
Orang tua sebagai "pendidik utama" dapat membantu anak-anak menghadapi masalah bullying dengan lebih efektif.
Sementara, guru adalah figur yang memiliki posisi dan peran strategis untuk mencegah dan mengatasi bullying.
Saat di kelas, guru bertemu dengan semuanya, yaitu pelaku, korban, dan by stander (penonton).
Activating Agents (penyebab utama terkait bullying) untuk anak perempuan adalah teman lebih cantik, tubuh teman lebih indah, barang-barang milik teman lebih bagus, teman lebih populer, karakter teman lebih baik, teman lebih pintar, keluarga teman lebih baik, teman lebih berbakat, teman laki-laki lebih suka kepada teman itu, dan lain-lain.
Activating Agents (penyebab utama terkait bullying) untuk anak laki-laki adalah dilihat dari sisi kecerdasan, nilai akademis, minat, fisik, olahraga, karakter, keluarga, disabilitas, dan lain-lain.
Perasaan iri hati dan cemburu tetap menjadi alasan utama mengapa anak-anak melakukan bully.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Perasaan iri hati adalah perasaan tidak bahagia atau penolakan karena orang lain memiliki barang atau meraih kesuksesan yang sangat ia inginkan.
Rasa iri hati adalah saat kita menginginkan milik orang lain, tetapi rasa cemburu adalah saat kita merasa khawatir kalau orang lain mencoba mengambil milik kita, hal ini biasanya berhubungan dengan orang lain.
Kata “cemburu” sering digunakan untuk rasa iri hati, padahal ada perbedaan di antara keduanya.
Sama halnya dengan kompleksitas pelajaran sains dan matematika, demikian juga ada kompleksitas dalam sifat alami manusia yang bila terus dibiarkan dan tidak segera diatasi, akan berkembang menjadi perilaku bullying di sekolah.
Para guru perlu mengajarkan realitas ini karena masalah ini akan terus menjadi masalah sepanjang hidup, para guru juga perlu terus belajar sepanjang hidup.
Bullying akan terus menjadi masalah di semua sekolah di semua negara.
Pendekatan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) akan sangat bermanfaat dalam menjawab problem bullying ini.
Perubahan hanya akan terjadi bila banyak guru di sekolah ingin mempelajari cara menggunakan metode ini dengan baik.
Buku Understanding Why Children Bully memberikan panduan bagi orang tua dan guru dalam menghadapi masalah bullying, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak.
Dapatkan segera buku Understanding Why Children Bully di Gramedia.com.