Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kerja di Hongkong yang Masih Jarang Diketahui

Kompas.com - 05/01/2024, 12:00 WIB
Resiko Kerja di Hongkong  Sumber Gambar: Freepik.com Resiko Kerja di Hongkong 
Rujukan artikel ini:
Second Sister (Putri Kedua)
Pengarang: Chan Ho - Kei
|
Editor Ratih Widiastuty

Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) di berbagai negara, termasuk Hongkong mempunyai beberapa risiko berat.

Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk bekerja di Hongkong wajib mempertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi.

Hongkong sendiri adalah kota metropolitan yang menawarkan peluang kerja bagi banyak orang dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Bagi kebanyakan Tenaga Kerja Wanita, Hongkong merupakan tempat mencari nafkah untuk memperbaiki kehidupan lebih baik bagi keluarga di Indonesia.

Akan tetapi, di balik peluang dan harapan yang ditawarkan, ternyata ada berbagai risiko yang harus dihadapi selama bekerja di sana.

Beberapa risiko tersebut mulai dari dimarahi majikan, mendapatkan majikan yang pelit, sampai rasa rindu pada keluarga karena terpisah jarak dari mereka.

Tidak hanya itu, kekerasan fisik dan pelecehan seksual pun menjadi risiko lainnya yang mesti dihadapi oleh beberapa pekerja.

Tentunya hal ini menjadikan pengalaman bekerja di Hongkong tidaklah gampang, tapi masih ada banyak orang yang mau berjuang untuk memperbaiki kehidupan mereka demi keluarga tercinta di Tanah Air.

Untuk lebih jelasnya, simak beberapa risiko bekerja di Hongkong berikut ini sebagai informasi dan pertimbangan sebelum memutuskan untuk bekerja di kota metropolitan tersebut.

Risiko Kerja di Hongkong

1. Tekanan Pekerjaan

Tidak dapat dipungkiri jika bekerja di Hongkong memiliki tekanan yang tinggi akibat kebiasaan berbicara masyarakatnya yang keras dan cepat.

Kebanyakan bos atau majikan di Hongkong akan jauh lebih cerewet dalam menilai hasil kerja yang dilakukan.

Maka dibutuhkan mental yang kuat dan kesabaran yang tinggi untuk bisa bekerja di Hongkong dalam menghadapi bos atau majikan yang rewel.

Tidak hanya itu, para pekerja migran di Hongkong juga memiliki tuntutan pekerjaan yang tidak mudah dengan tugas melimpah.

2. Pelecehan Seksual dan Kekerasan

Menjadi TKW di Hongkong tentunya juga harus selalu mewaspadai risiko terjadinya pelecehan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh bos atau majikan.

Pasalnya, beberapa majikan dapat menjadi agresif dan kasar terutama sedang saat marah atau merasa kurang puas dengan hasil pekerjaan yang dilakukan.

Tidak hanya tertekan secara fisik, ancaman serta tekanan dari majikan bisa memengaruhi mental dan pikiran para pekerja.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Beberapa kasus biasanya menemukan majikan yang memanfaatkan kondisi kerja di luar negeri dengan mengancam akan menyita paspor pekerja.

3. Jam Kerja yang Panjang

Jam kerja yang panjang juga turut menghantui TKW yang bekerja di Hongkong karena biasanya majikan mengharapkan seluruh pekerjaan dapat dikerjakan dalam waktu yang lama, melebihi batas jam kerja pada umumnya.

Para TKW pun harus bekerja lebih dari delapan jam sehari tanpa memperoleh waktu istirahat yang cukup.

Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental dan fisik.

Selain pendapatan yang menggiurkan, kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental, pun penting untuk diperhatikan.

4. Kurangnya Perlindungan Hukum

Bahasa yang berbeda dan tidak pahamnya mengenai aturan hukum tak jarang membuat para TKW kesulitan dalam memahami hak-hak kerjanya.

Tidak mengherankan, apabila masih banyak TKW yang susah memperoleh informasi konkret mengenai hak-hak mereka serta cara melindungi diri dari eksploitasi.

Walaupun terdapat undang-undang yang melindungi hak-hak pekerja di Hongkong, tapi akses terhadap perlindungan hukum kerap kali terbatas bagi para TKW.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengedukasi diri tentang hak-hak kerja dan hukum yang berlaku agar tidak dieksploitasi.

Hongkong tidak hanya menawarkan keindahan gemerlap kotanya saja, tapi juga turut melahirkan penulis novel kenamaan.

Salah satunya adalah Chan Ho-Kei, penulis novel Second Sister yang memang banyak digandrungi oleh pembaca di Asia, tak terkecuali Indonesia.

Novel ini menceritakan tentang Nga-Yee yang melihat adik kandungnya, Siu-Man, tewas bunuh diri dengan melompat dari jendela apartemen mereka di lantai dua puluh.

Nga-Yee menolak percaya jika adiknya itu bunuh diri, ia kemudian memutuskan untuk menyelidiki kasus kematian Siu-Man dan mengambil kesimpulan jika keputusan adiknya untuk mengakhiri hidup bukan kemauan dari adiknya melainkan tekanan dari perundungan yang dialami Siu-Man selama ini.

Nga-Yee meminta bantuan seorang peretas yang cuma dikenal sebagai N untuk menyelidiki kasus kematian adiknya.

Apakah benar kematian Siu-Man akibat dari perundungan yang dialaminya selama ini?

Cari tahu jawabannya dengan memesan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau