Kamu pasti sering mendengar istilah kearifan lokal. Namun,, apakah kamu tahu apa saja yang disebut dengan kearifan lokal?
Kearifan lokal tentunya dimiliki oleh berbagai daerah yang ada di Indonesia. Kearifan lokal adalah kebudayaan dari suatu daerah yang masyarakatnya mempunyai suatu adat istiadat atau kebiasaan tertentu.
Mengutip dari jurnal Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati dari UGM, kearifan lokal terdiri dari dua kata, kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia, local berarti setempat, sedangkan wisdom sama dengan kebijakan.
Jadi, bisa diartikan bahwa kearifan lokal adalah sebuah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh seluruh anggota masyarakat.
Jadi, kearifan lokal adalah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Biasanya, kearifan lokal ini diwariskan secara turun temurun melalui cerita dari mulut ke mulut.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah juga mempunyai keunikannya masing-masing. Penasaran, seperti apa contoh dari kearifan lokal yang dimiliki? Berikut ulasannya.
Masoppo Bola artinya adalah memindahkan atau mengangkat rumah. tradisi ini berasal dari Sulawesi Selatan, yang sudah ada secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat.
Masoppo Bola dilakukan dalam rangka untuk memindahkan rumah yang terbuat dari bahan kayu secara gotong royong. Biasanya, tradisi ini juga dilakukan di hari Jumat, tepatnya setelah melaksanakan shalat Jumat.
Masih kearifan lokal yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ritual Ma’nene ini merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh Suku Toraja. Ma’nene sendiri adalah tradisi membersihkan jenazah yang telah meninggal puluhan, bahkan sampai ratusan lalu atau yang sudah berbentuk mumi.
Dalam tradisi ini, satu rumpun keluarga melakukan pembersihan dari mumi leluhur tersebut sebagai garis keturunan mereka.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan ziarah makam, kemudian membuka peti jenazah tersebut, dan selanjutnya mengganti pakaian para leluhur yang telah meninggal.
Setelah dilakukan penggantian pakaian, jenazah kemudian dijemur beberapa waktu sebelum jenazah dimasukkan kembali ke dalam peti.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Tujuan adanya tradisi ini adalah untuk menghargai dan juga mengingat kembali para leluhurnya yang sudah meninggal dunia.
Masyarakat Bali dan Lombok mempunyai kearifan lokal yang dinamakan awig-awig. Mengutip portal Kabupaten Karangasem, menurut Surpha, awig-awig adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang tata krama pergaulan hidup di dalam masyarakat untuk bisa mewujudkan tata kehidupan yang ajeg di masyarakat.
Awig-awig yang hidup di dalam masyarakat tidak hanya untuk membedakan antara hak dan kewajiban saja, tetapi juga untuk memberikan sebuah sanksi adat berupa denda, fisik, psikologi atau yang bersifat spiritual, seperti mengaksama yaitu minta maaf.
Ogoh-ogoh juga merupakan contoh kearifan lokal. Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang diarak ke dalam sebuah pawai menuju perayaan Hari Raya Nyepi.
Patung ini memiliki ukuran yang besar dan menyerupai patung raksasa, ogoh-ogoh tersebut dibawa oleh sekelompok masyarakat untuk mengelilingi desa.’
Ogoh-ogoh sendiri merupakan istilah yang berasal dari kata ogah-ogah, yang dalam Bahasa Bali artinya adalah sesuatu yang digoyang-goyangkan.
Lompat batu adalah salah satu kearifan lokal yang berasal dari tanah Nias. Tradisi ini hanya dilakukan oleh laki-laki untuk menunjukkan kedewasaan, ketangkasan, serta keberanian seseorang.
Apabila seorang laki-laki telah berhasil dalam lompat batu setinggi dua meter dengan ketebalan 40 cm, maka dianggap sebagai sesuatu yang heroik dan prestisius, baik itu bai individu, keluarga, maupun masyarakat di seluruh desa.
Itulah beberapa contoh dari kearifan lokal yang berasal dari Indonesia. Kearifan lokal apa yang pernah kamu lihat sebelumnya?
Kearifan lokal ini sudah sepatutnya kita jaga dan dilestarikan seperti yang diungkapkan di dalam buku berjudul Melestarikan Kearifan Lokal dan Situs Budaya di Kalteng:Touring Budaya Iseng Mulang Tahun 2020 karya Irjen Pol. Dr. Dedi Prasetyo.
Buku tersebut berisikan tentang budaya, situs budaya Kalimantan Tengah dan Touring Budaya yang telah dilaksanakan oleh Polda Kalteng.
Buku ini berisikan informasi yang bisa kamu lakukan dalam hal melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama di Kalteng.
Buku ini bisa langsung kamu pesan dan beli melalui gramedia.com.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh