Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Contoh Kearifan Lokal Nusantara yang Wajib Kamu Ketahui

Kompas.com - 21/07/2023, 09:30 WIB
contoh kearifan lokal Sumber: pixabay/SZimmermann_DE contoh kearifan lokal
Rujukan artikel ini:
Melestarikan Kearifan Lokal dan Situs…
Pengarang: Irjen Pol. Dr. Dedi…
|
Editor Rahmad

Kamu pasti sering mendengar istilah kearifan lokal. Namun,, apakah kamu tahu apa saja yang disebut dengan kearifan lokal?

Kearifan lokal tentunya dimiliki oleh berbagai daerah yang ada di Indonesia. Kearifan lokal adalah kebudayaan dari suatu daerah yang masyarakatnya mempunyai suatu adat istiadat atau kebiasaan tertentu.

Mengutip dari jurnal Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati dari UGM, kearifan lokal terdiri dari dua kata, kearifan (wisdom) dan lokal (local).

Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia, local berarti setempat, sedangkan wisdom sama dengan kebijakan.

Jadi, bisa diartikan bahwa kearifan lokal adalah sebuah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh seluruh anggota masyarakat.

Jadi, kearifan lokal adalah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.

Biasanya, kearifan lokal ini diwariskan secara turun temurun melalui cerita dari mulut ke mulut.

Kearifan lokal yang dimiliki oleh suatu daerah juga mempunyai keunikannya masing-masing. Penasaran, seperti apa contoh dari kearifan lokal yang dimiliki? Berikut ulasannya.

Contoh Kearifan Lokal Nusantara

1. Masoppo Bola

Masoppo Bola artinya adalah memindahkan atau mengangkat rumah. tradisi ini berasal dari Sulawesi Selatan, yang sudah ada secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat.

Masoppo Bola dilakukan dalam rangka untuk memindahkan rumah yang terbuat dari bahan kayu secara gotong royong. Biasanya, tradisi ini juga dilakukan di hari Jumat, tepatnya setelah melaksanakan shalat Jumat.

2. Ma’nene

Masih kearifan lokal yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ritual Ma’nene ini merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh Suku Toraja. Ma’nene sendiri adalah tradisi membersihkan jenazah yang telah meninggal puluhan, bahkan sampai ratusan lalu atau yang sudah berbentuk mumi.

Dalam tradisi ini, satu rumpun keluarga melakukan pembersihan dari mumi leluhur tersebut sebagai garis keturunan mereka.

Hal pertama yang dilakukan adalah dengan ziarah makam, kemudian membuka peti jenazah tersebut, dan selanjutnya mengganti pakaian para leluhur yang telah meninggal.

Setelah dilakukan penggantian pakaian, jenazah kemudian dijemur beberapa waktu sebelum jenazah dimasukkan kembali ke dalam peti.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Tujuan adanya tradisi ini adalah untuk menghargai dan juga mengingat kembali para leluhurnya yang sudah meninggal dunia.

3. Awig-awig

Masyarakat Bali dan Lombok mempunyai kearifan lokal yang dinamakan awig-awig. Mengutip portal Kabupaten Karangasem, menurut Surpha, awig-awig adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang tata krama pergaulan hidup di dalam masyarakat untuk bisa mewujudkan tata kehidupan yang ajeg di masyarakat.

Awig-awig yang hidup di dalam masyarakat tidak hanya untuk membedakan antara hak dan kewajiban saja, tetapi juga untuk memberikan sebuah sanksi adat berupa denda, fisik, psikologi atau yang bersifat spiritual, seperti mengaksama yaitu minta maaf.

4. Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh juga merupakan contoh kearifan lokal. Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang diarak ke dalam sebuah pawai menuju perayaan Hari Raya Nyepi.

Patung ini memiliki ukuran yang besar dan menyerupai patung raksasa, ogoh-ogoh tersebut dibawa oleh sekelompok masyarakat untuk mengelilingi desa.’

Ogoh-ogoh sendiri merupakan istilah yang berasal dari kata ogah-ogah, yang dalam Bahasa Bali artinya adalah sesuatu yang digoyang-goyangkan.

5. Lompat batu

Lompat batu adalah salah satu kearifan lokal yang berasal dari tanah Nias. Tradisi ini hanya dilakukan oleh laki-laki untuk menunjukkan kedewasaan, ketangkasan, serta keberanian seseorang.

Apabila seorang laki-laki telah berhasil dalam lompat batu setinggi dua meter dengan ketebalan 40 cm, maka dianggap sebagai sesuatu yang heroik dan prestisius, baik itu bai individu, keluarga, maupun masyarakat di seluruh desa.

Itulah beberapa contoh dari kearifan lokal yang berasal dari Indonesia. Kearifan lokal apa yang pernah kamu lihat sebelumnya?

Kearifan lokal ini sudah sepatutnya kita jaga dan dilestarikan seperti yang diungkapkan di dalam buku berjudul Melestarikan Kearifan Lokal dan Situs Budaya di Kalteng:Touring Budaya Iseng Mulang Tahun 2020 karya Irjen Pol. Dr. Dedi Prasetyo.

Buku tersebut berisikan tentang budaya, situs budaya Kalimantan Tengah dan Touring Budaya yang telah dilaksanakan oleh Polda Kalteng.

Buku ini berisikan informasi yang bisa kamu lakukan dalam hal melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama di Kalteng.

Buku ini bisa langsung kamu pesan dan beli melalui gramedia.com.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau