Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mudah Merancang Metode Pendidikan Anak di Era Digital

Kompas.com - 06/06/2023, 16:00 WIB
Pendidikan Anak Sumber Gambar: Freepik.com Pendidikan Anak
Rujukan artikel ini:
Atomic Habits: Perubahan Kecil yang…
Pengarang: James Clear
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Tidak hanya dari segi fisik, seorang anak biasanya juga memiliki kemiripan dari segi perilaku, sifat, dan pola pikir yang dimiliki orang tuanya.

Ibarat seorang ‘peniru ulung’, setiap anak akan merekam kebiasaan yang dilakukan orang tuanya sehingga penting bagi para orang tua untuk selalu memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya.

Dalam hal ini, kunci mendidik anak yang baik sebenarnya terletak pada keteladanan yang diberikan dari orang tuanya.

Dua anak yang dididik oleh dua orang tua yang berbeda pasti akan memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda, hal ini biasanya akan berdampak pada respons mereka dalam memandang sesuatu.

Misalnya seperti, saat melihat anak kecil terjatuh dan menangis, anak pertama mungkin akan langsung menolong sementara anak kedua memilih untuk memandang dari jauh karena terkejut.

Meskipun berbeda, kedua jenis respon tersebut sebenarnya tidak ada yang salah sebab keduanya memiliki pola didik dan cara asuh yang berbeda dari orang tuanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, mendidik anak di era digital saat ini memang sering kali menjadi tantangan lebih bagi para orang tua.

Hal ini disebabkan karena keberadaan teknologi yang sangat sulit dijauhkan dari aktivitas sehari-hari, baik bagi orang tua maupun anak-anak.

Kemajuan teknologi sebenarnya merupakan hal yang bagus, tapi juga bisa membuat anak menjadi ketergantungan dan nantinya malah membawa dampak negatif pada tumbuh kembang si anak.

Sebagai panduan, berikut adalah beberapa tips untuk mendidik dan merancang pendidikan anak di era digital yang bisa kamu praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tips Mendidik Anak di Era Digital

1. Buat Aturan Penggunaan Gadget

Menurut Italian Journal of Pediatrics, durasi di depan layar (screentime) yang paling baik bagi anak adalah kurang dari 1 jam setiap harinya.

Oleh karena itu, para orang tua harus membuat aturan tersendiri tentang berapa lama waktu penggunaan gadget dan pada momen apa si kecil tidak diperbolehkan memegang gadget.

Misalnya, anak dilarang bermain gadget saat sedang makan, berkumpul bersama keluarga, atau menjelang tidur.

Dengan menerapkan aturan tersebut, anak bisa jauh lebih disiplin dan tumbuh kembangnya juga tidak akan terganggu.

2. Jalin Komunikasi yang Baik antara Orang Tua dan Anak

Di era digital, komunikasi adalah hal terpenting yang tidak boleh dilewatkan oleh orang tua dan anak.

Pasalnya, praktik bullying di dunia maya sedang marak sekali terjadi sehingga orang tua harus mengetahui hal-hal yang sedang dirasakan oleh si anak.

Alih-alih menyembunyikan kejadian tersebut, anak biasanya akan jauh lebih terbuka pada orang tuanya karena mereka merasa lebih percaya dan tidak takut untuk bercerita.

3. Bahas Mengenai Pentingnya Privasi pada Anak

Selain membatasi waktu penggunaan gadget, para orang tua juga harus menjelaskan bahwa dunia maya sebenarnya bisa menghilangkan privasi seseorang.

Bagaimana tidak? Informasi yang dibagikan melalui media sosial saja bisa dengan mudah dilihat dan dibaca oleh banyak orang.

Oleh karena itu, orang tua harus memberikan pemahaman mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dibagikan di media sosial, termasuk juga hal-hal yang bersifat pribadi.

Dengan begitu, anak akan jauh lebih mengerti tentang pentingnya privasi dan seberapa bahayanya kalau privasi tersebut sampai tersebar luas.

4. Beritahu Kegiatan yang Lebih Menarik Dibandingkan Bermain Gadget

Pada intinya, teknologi memang sulit untuk dilepaskan dari genggaman orang dewasa maupun anak-anak.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Meski begitu, para orang tua tetap tidak boleh kehabisan akal untuk mengenalkan kegiatan lain yang jauh lebih menarik dibandingkan bermain gadget.

Salah satu caranya bisa dengan mengajak anak ke museum, taman bermain, pantai, atau mengajak mereka melakukan kegiatan yang menarik seperti bermain lego, berkemah, dan masih banyak lagi.

Berbagai macam kegiatan offline ini dipercaya bisa menyelamatkan anak-anak dari ketergantungan terhadap teknologi.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang kesulitan untuk menerapkan hal-hal diatas karena merasa kasihan pada anak atau karena tidak bisa konsisten dalam membuat aturan tertentu.

James Clear dalam bukunya yang berjudul Atomic Habits menjelaskan tentang sebuah trik yang bisa digunakan saat kamu ingin memulai kebiasaan atau kegiatan baru, yakni trik ‘dua menit’.

Saat memulai kegiatan baru, seseorang biasanya akan langsung membayangkan hal-hal yang berat dan merasa tidak sanggup melakukannya.

Padahal akan jauh lebih baik kalau kamu menjauhkan pikiran negatif tersebut dan mulai menjalankan kegiatan baru yang kamu inginkan setidaknya selama 2 menit setiap harinya.

Sebagai contoh, para orang tua bisa mulai mengurangi waktu penggunaan gadget pada anak setidaknya 2 menit setiap hari dan menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih menarik.

Dengan begitu, lama kelamaan anak akan jauh lebih tertarik dengan kegiatan tersebut dan bisa dengan mudah meninggalkan gadgetnya.

Tips Merancang Pendidikan Anak ala Atomic Habits

Dalam buku Atomic Habits, James Clear menjelaskan tentang Hukum Perubahan Perilaku yang bisa diterapkan sebagai metode pendidikan pada anak.

Salah satu metode yang dicontohkan oleh James adalah metode ‘craving: make it attractive’.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang anak adalah peniru yang ulung, mereka akan cenderung mengikuti 3 kelompok manusia, yakni kelompok yang dekat (keluarga), kelompok yang banyak (pertemanan), dan kelompok yang kuat (dianggap bisa melindungi).

Di mata anak, orang tua adalah sosok yang dekat dan kuat sehingga mereka akan lebih sering meniru kebiasaan yang dilakukan orang tuanya.

Tapi seiring bertambahnya usia anak, mereka tidak hanya akan mengambil kebiasaan dari orang tuanya melainkan juga dari teman-teman dan lingkungan sekitarnya.

James menekankan bahwa saat anak-anak tumbuh dewasa, pengaruh kebiasaan orang tua akan cenderung menurun, sementara pengaruh dari teman sebaya akan jauh lebih meningkat.

Oleh karena itu, para orang tua harus cermat dalam memilih lingkungan tempat tinggal, sekolah anak, kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti oleh anak, dan masih banyak lagi.

Saat anak berada dalam lingkup pertemanan yang sehat, dia juga akan tumbuh menjadi pribadi yang baik karena pengaruh dari teman sebaya memiliki porsi yang besar.

Singkatnya, kalau para orang tua mau anak-anaknya menemukan kebiasaan atau kegiatan yang positif, mereka juga harus menempatkan anaknya di lingkungan yang terbiasa melakukan kebiasaan positif tersebut.

Selain metode ‘craving: make it attractive’, masih ada beberapa metode lain yang tidak kalah menarik untuk diterapkan pada anak.

Kalau kamu penasaran dengan metode-metode tersebut, kamu bisa temukan penjelasan lengkapnya dalam buku Atomic Habits.

Selain metode pendidikan untuk anak, buku ini juga menyediakan beberapa tips yang juga bisa diterapkan pada orang dewasa, terutama yang berkaitan dengan cara menerapkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Buku ini bisa dengan mudah kamu dapatkan melalui online di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau