Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Uang Indonesia Serta Perkembangannya Hingga Sekarang

Kompas.com - 12/04/2023, 13:30 WIB
sejarah uang indonesia Photo by No More on Pexels sejarah uang indonesia
|
Editor Rahmad

Uang rupiah yang akrab dengan kita saat ini memiliki sejarah panjang. Sejarah uang Indonesia ini menunjukan banyak perbedaan dan perkembangan rupiah hingga saat ini.

Mulai dari bentuk, istilah, sampai nilai peredarannya yang berbeda dari masa ke masa.

Sejarah Uang Indonesia

Kita semua pasti sepakat bahwa uang jadi bagian penting dari kehidupan manusia, bahkan selama berabad-abad.

Begitu juga dengan Indonesia, sejak zaman dahulu, orang-orang di Indonesia telah menggunakan berbagai jenis uang dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah sejarah uang Indonesia beserta perkembangannya hingga saat ini:

1. Zaman Kerajaan

Pada zaman Kerajaan, uang dikenal dengan nama "uang logam", yang terbuat dari emas, perak, atau tembaga.

Uang tersebut dicetak dengan berbagai bentuk dan ukuran. Pada masa ini, uang juga digunakan sebagai alat untuk menunjukkan status sosial.

2. Zaman Kolonial

Pada zaman kolonial, uang yang digunakan di Indonesia adalah uang VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Uang VOC terbuat dari perak dan dikeluarkan dalam berbagai denominasi.

3. Zaman Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang pertama mereka pada tahun 1946.

Uang pertama ini dikenal sebagai "Oeang Republik Indonesia" dan terdiri dari dua seri: seri I dan seri II.

Pada tahun 1952, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang baru yang disebut "Rupiah". Uang Rupiah terdiri dari 6 denominasi, yaitu Rp 1, Rp 5, Rp 10, Rp 25, Rp 50, dan Rp 100.

4. Zaman Orde Baru

Pada masa Orde Baru, pemerintah mengeluarkan uang dengan denominasi yang lebih tinggi, yaitu Rp 500 dan Rp 1000. Pada tahun 1987, pemerintah mengeluarkan uang kertas baru yang terbuat dari polimer.

5. Zaman Reformasi

Setelah masa Orde Baru berakhir, pemerintah kembali mengeluarkan uang kertas baru pada tahun 1999.

Uang tersebut terdiri dari 5 denominasi, yaitu Rp 1000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000.

Pada tahun 2016, pemerintah mengeluarkan uang kertas dan uang logam baru. Uang kertas terdiri dari 6 denominasi, yaitu Rp 1000, Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 100.000.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sedangkan uang logam terdiri dari 5 denominasi, yaitu Rp 25, Rp 50, Rp 100, Rp 200, dan Rp 500.

6. Reformasi moneter tahun 1998

Setelah zaman reformasi, sejarah uang Indonesia terus berkembang dengan adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan ekonomi.

Pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis moneter dan ekonomi yang besar.

Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah melakukan reformasi moneter dengan mengeluarkan undang-undang baru tentang Bank Indonesia, yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada bank sentral dalam mengatur kebijakan moneter.

7. Pengenalan uang kertas baru

Pada tahun 1999, Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian uang kertas baru dengan nilai nominal yang lebih tinggi, termasuk uang kertas senilai 100.000 rupiah.

Uang kertas baru ini dirancang dengan teknologi keamanan yang lebih baik untuk mengurangi penipuan dan pemalsuan.

Selain itu, menggunakan simbol-simbol yang khas, seperti bendera Indonesia, Garuda, dan sebagainya.

8. Program Gerakan Nasional Non Tunai

Pada tahun 2014, Bank Indonesia meluncurkan Program Gerakan Nasional Non Tunai dengan tujuan mendorong penggunaan uang elektronik dan kartu debit sebagai alat pembayaran yang lebih efisien dan aman.

9. Pengenalan uang kertas dan koin baru

Pada tahun 2016, Bank Indonesia mengeluarkan uang kertas dan koin baru dengan desain yang lebih modern dan teknologi keamanan yang lebih canggih.

10. Penggunaan QR Code pada uang elektronik

Pada tahun 2020, Bank Indonesia mengeluarkan regulasi baru yang memperbolehkan penggunaan QR Code pada uang elektronik, sehingga pengguna bisa melakukan transaksi dengan mudah menggunakan smartphone.

Semua peristiwa ini menunjukkan bahwa sejarah uang Indonesia terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, teknologi, dan kebijakan moneter.

Itulah sejarah perkembangan uang di Indonesia dari masa ke masa hingga sekarang.

Uang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia dan terus mengalami perkembangan dengan teknologi yang semakin maju dan kebutuhan ekonomi yang semakin kompleks.

Untuk mempelajari sejarah uang Indonesia lebih lengkapnya, buku Erwin Kusuma yang berjudul Uang Indonesia Sejarah & Perkembangannya bisa kamu jadikan referensi.

Penjelasan dalam buku ini disampaikan dengan ringan dan ringkas.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!


Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau