Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Bapak Pramuka Dunia: Lord Robert Baden Powell Of Gilwel

Kompas.com - 24/02/2023, 09:30 WIB
Biografi Bapak Pramuka Dunia Sumber foto: Thian Hiong-Boon - Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International Biografi Bapak Pramuka Dunia
Rujukan artikel ini:
Seri Tokoh Dunia 26: Lord…
Pengarang: Animik World
|
Editor Rahmad

Pramuka adalah gerakan kepanduan yang sudah tidak asing di Indonesia. Identik dengan petualangan, yel-yel pramuka yang seru, dan berbagai permainan, Pramuka ternyata tidak dirintis dan berkembang di Indonesia.

Ada tokoh dunia yang berpengaruh besar pada kemunculan dan berkembangnya gerakan pramuka. Yakni Lord Robert Baden Powell of Gilwel atau biasa dikenal singkat dengan Baden Powell.

Biografi Bapak Pramuka Dunia

Berikut ini penjelasan biografi bapak Pramuka dunia yang bisa kamu pelajari:

1. Masa Kecil Baden Powell

Baden Powell memiliki nama depannya yaitu "Stephenson Smyth Baden Powell". Nama Powell berasal dari nama ayahnya, Baden-Powell, dan Smyth berasal dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth.

Nama Robert merupakan sebuah gelar ksatria yang diberikan Kerajaan Inggris. Baden Powell Lahir pada tanggal 22 Februari 1857, Baden Powell asli orang Paddington, London (Inggris). Ayahnya adalah seorang pendeta sekaligus seorang dosen geometri di Universitas Oxford.

Ibunya adalah putri dari administrator kerajaan Inggris yang terkenal, William T. Smyth. Baden Powell memiliki sembilan saudara kandung, yaitu Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie, dan Baden Fletcher.

Cerdas, ceria, lucu, dan jago berakting, Baden Powell mudah bergaul dengan teman-temannya. Boden Powell tidak hanya cerdas tetapi juga pandai memainkan alat musik seperti piano dan biola.

Hobi Baden Powell meliputi berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar. Baden Powell aktif terlibat dalam berbagai kegiatan seperti marching band, menembak sasaran, teater, melukis dan sepak bola.

2. Masa Remaja Baden Powell

Pada usia 19 tahun, Baden Powell meninggalkan sekolah. Setelah lulus, Baden Powell melanjutkan pendidikannya di akademi militer dengan bantuan pamannya, Kolonel Henry Smyth.

Setelah bergabung dengan Angkatan Darat Inggris, Baden Powell sering ditempatkan di luar Inggris. Pada tahun 1876 Baden Powell bergabung dengan 13th Hussars di India, melakukan dinas khusus di Afrika pada tahun 1895 dan menjadi komandan Dragoons V pada tahun 1897.

Ia kemudian menjadi komandan resimen di Zulu, Afrika Selatan, pada tahun 1880 dan kepala staf di Rhodesia Selatan.

Pada tahun 1896, di Zimbabwe saat ini, dia memimpin Korps Kadet Mafeking di Mafeking, Afrika Selatan dari tahun 1899 hingga 1900.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Pengakuan Baden Powell sebagai Bapak Pramuka Dunia

Baden Powell menulis buku berjudul Aids to Scouting untuk pembaca muda. Setelah Baden Powell menulis pada tahun 1907, dia mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea dengan 22 anak laki-laki dari berbagai latar belakang untuk menguji beberapa gagasan.

Buku yang ditulisnya berjudul Scouting for Boys dan berhasil ditulis dan dicetak sebanyak 6 jilid pada tahun 1908. Pengawasan dikembangkan bersama Brigade Anak Laki-Laki. Pertemuan Pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada tahun 1908.

Pertemuan Pramuka kemudian diadakan pada tahun 1910 di bawah pengawasan Agnes Baden Powell, saudara perempuan Baden Powell. Pada tahun 1910, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan.

Meski ia telah menjadi panglima tertinggi dengan pangkat letnan jenderal. Keputusan tersebut juga berdasarkan nasehat Raja Edward VII agar Baden Powell lebih baik mengabdi pada negaranya dengan menggalakkan Pramuka.

Selama Perang Dunia I tahun 1914, Baden Powell menawarkan untuk menemaninya dan meminta War Office. Baden Powell dapat dengan mudah mendapatkan beberapa divisi umum, tetapi tidak dapat menemukan orang untuk melanjutkan pekerjaan.

Jadi, Baden Powell, meskipun tidak dalam dinas militer, tetapi terlibat dalam kegiatan spionase dan intelijen. Pada tahun 1922 Baden Powell diangkat menjadi baronet, sering disebut sebagai Baron Baden Powell dari Gilwell, Country Essex.

Gilwell Park merupakan sebuah tempat pelatihan untuk para pemimpin pramuka tingkat internasional. Tahun 1937 Baden Powell menerima British Order of Merit, tahun 1938 dianugerahi Lord Baden Powell, Royal Swedish Academy memberinya Hadiah Nobel Perdamaian, dan sebagainya.

Masih ada penghargaan lain dari 28 negara lainnya. Akhirnya, pada tahun 1922, karena kegigihan gerakan kepanduan global, terdapat lebih dari satu juta pramuka di 32 negara. Pada tahun 1941 salah satu putranya melanjutkan gerakan Pramuka Dunia.

Setelah itu, kondisi fisiknya mulai menurun dan mengalami gangguan kesehatan. Sakit kepala Baden Powell begitu konstan sehingga dokternya mengaitkannya dengan penyakit psikosomatis dan harus dirawat dengan analisis tidur.

Buku Seri Tokoh Dunia 26: Lord Baden Powell bisa kamu jadikan referensi belajar tentang biografi bapak pramuka ini. Baden Powell adalah salah satu tokoh dunia yang paling berpengaruh, termasuk dengan gerakan pramuka.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau