Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Westernisasi adalah Hal-Hal yang Meniru Budaya Barat, Simak Penjelasannya Berikut Ini

Kompas.com - 25/01/2023, 12:00 WIB
Contoh Westernisasi Sumber Gambar: Pexels.com Contoh Westernisasi
Rujukan artikel ini:
Nusa Jawa Silang Budaya 1:…
Pengarang: Deny's Lombart
|
Editor Ratih Widiastuty

Tidak bisa dipungkiri, pengaruh globalisasi memang mampu membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap kebiasaan atau budaya yang turut masuk dan beradaptasi dengan gaya hidup masyarakat.

Perkembangan zaman juga tidak melulu soal teknologi dan informasi, tapi beberapa tren juga ikut memengaruhi seperti fashion, musik, film, makanan, literasi, hingga cara berkomunikasi, yang biasanya didominasi oleh budaya barat.

Banyak sekali anak muda yang mulai melupakan kultur atau budaya Indonesia karena terpengaruh dunia barat yang tampak jauh lebih bebas dan menarik di mata mereka.

Kebanyakan dari mereka mulai meniru serta mengonsumsi kultur barat yang disebut sebagai westernisasi.

Kehadiran globalisasi menjadikan seluruh akses informasi dan media sosial seperti saat ini menjadi jauh lebih mudah dan cepat.

Hal ini semakin mempermudah siapa saja untuk mencari tahu dan menerima informasi tentang dunia luar, khususnya budaya barat, yang biasanya akan dengan mudah dapat diterima oleh anak muda.

Secara umum, westernisasi dikenal sebagai meniru budaya kebarat-baratan dengan mengikuti berbagai macam kultur barat mulai dari mengonsumsi fast food, gaya berpakaian, dan lain sebagainya.

Westernisasi sendiri bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia.

Sejak abad ke-19 di era kolonialisme dan imperialisme masuk ke Indonesia, hal ini sudah berlangsung.

Westernisasi bisa terjadi akibat beberapa generasi muda yang masih kurang peduli pada nilai-nilai kepribadian suatu bangsa dan memilih kultur barat yang dirasa tampak jauh lebih keren.

Lalu, apa saja contoh-contoh dari westernisasi itu sendiri? Berikut beberapa contoh westernisasi yang ada di Indonesia.

Contoh Westernisasi

1. Gaya Berpakaian yang Berlebihan

Selera fashion atau berpakaian orang barat memang terkenal bebas dan terbuka, sehingga sering kali berbenturan dengan adat dan kebiasaan berpakaian masyarakat Indonesia yang jauh lebih sopan.

Dampaknya bisa terlihat dari seragam anak sekolah yang dibuat berdasarkan tren kultur barat yang justru malah melanggar tata tertib sekolah.

Banyak siswa yang mengecilkan celana seragam agar tampak ketat dengan kaki dan siswi yang potongan roknya terlalu mini untuk ukuran anak sekolah.

Apalagi di luar jam sekolah, anak-anak muda ini juga kerap berpakaian seksi dengan menonjolkan bagian tubuh yang terlihat kurang elok dipandang akibat dampak westernisasi.

2. Hilangnya Sopan Santun

Sebagai orangtua tentunya menginginkan jika anak mereka bisa menjadi pribadi yang sopan dengan cara berbicara yang baik terhadap siapa pun.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Namun, akibat pengaruh westernisasi, sebagian remaja saat ini sudah melupakan sopan santun dan kurang menghormati orang yang jauh lebih tua dari mereka.

Akibat gaya bicara orang barat yang tampak bebas dan tanpa aturan, hal ini juga diterapkan oleh anak-anak muda tanpa melihat siapa lawan bicara mereka.

Mungkin hal tersebut sudah lumrah dilakukan di negara barat, tapi untuk digunakan di Indonesia justru malah menghilangkan sopan santun yang ada.

3. Melupakan Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris yang menjadi bahasa ibu sebagian besar negara barat nyatanya mampu menarik perhatian anak muda Indonesia untuk mempelajari dan menggunakannya.

Hal jni tentunya tidaklah salah selama Bahasa Indonesia masih menjadi bahasa utama yang dipilih untuk berkomunikasi sehari-hari.

Namun, sebagian anak muda justru malah memilih bicara bahasa Inggris agar tampak keren dan kebule-bulean.

Tidak jarang, mereka juga justru meremehkan Bahasa Indonesia yang seharusnya dipelajari dan digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari.

4. Pergaulan Bebas

Westernisasi juga membawa dampak buruk yang mengkhawatirkan, yakni pergaulan bebas yang semakin terasa normal dalam kehidupan remaja.

Banyak anak muda yang pergi ke diskotik dan mabuk-mabukan akibat menyerap kultur barat dengan kehidupan bebasnya.

Tidak hanya itu, seks bebas juga semakin menjadi hal yang lumrah dan justru malah membuat masa depan sebagian besar anak muda menjadi hancur berantakan.

Bayangkan saja jika akibat dari seks bebas yang dilakukan justru malah membuat mereka harus menanggung kehadiran bayi di usia muda.

Di balik dampak buruk yang dibawa oleh westernisasi ini, nyatanya globalisasi juga membawa dampak positif juga dalam beberapa aspek kehidupan.

Tinggal bagaimana cara kita untuk bisa menyaring berbagai dampak tersebut.

Bagi kamu yang ingin sedikit melihat bagaimana proses westernisasi terjadi di Indonesia di masa lampau, buku Nusa Jawa Silang Budaya 1: Batas-Batas Pembaratan bisa memberikan ilmu dan wawasan yang dibutuhkan.

Buku ini merangkul keseluruhan sejarah Pulau Jawa menganalisis unsur-unsur kebudayaannya mulai dari pengaruh zaman Eropa, dampak kehadiran budaya Islam, hingga pengaruh peradaban budaya India.

Buku dengan daftar buku referensi mencapai hampir 75 halaman ini akan membeberkan secara singkat mengenai Jawa sebagai sebuah budaya yang muncul akibat saling silang dengan kebudayaan lain.

Bukunya dapat langsung dipesan dan dibeli di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau