Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Api vs Pesawat Terbang: Apa Keunggulannya Masing-masing?

Kompas.com - 25/07/2022, 15:30 WIB
perbedaan naik kereta dan pesawat pixabay perbedaan naik kereta dan pesawat
Rujukan artikel ini:
Why? Tranportation - Alat Transportasi
Pengarang: Lee Ei Jong, Son…
|
Editor Rahmad

Setelah menunaikan ibadah puasa akan tiba lebaran bagi semua masyarakat Islam di dunia. Di Indonesia, momen perayaan hari lebaran selalu identik dengan yang namanya pulang kampung atau sebagian orang menyebutnya mudik. Ketika mudik, seseorang akan bertemu dengan keluarga-keluarga jauh, sehingga tali silaturahmi terus terjalin dan hubungan keluarga pun menjadi lebih harmonis.

Namun, semenjak adanya covid-19, masyarakat Indonesia belum diperbolehkan untuk mudik atau pulang kampung demi mencegah penularan covid-19 semakin luas. Oleh sebab itu, selama dua kali lebaran, masyarakat Indonesia tidak bisa mudik terlebih dahulu. Meskipun begitu, komunikasi antar keluarga yang satu dengan yang lainnya tetap terjalin dengan baik melalui video call, telepon atau chat.

Setelah sudah dua kali mudik lebaran mendapatkan larangan, maka barulah di tahun 2022 ini, pemerintah memberikan izin untuk masyarakat yang ingin mudik. Dengan diizinkannya masyarakat untuk mudik, maka hampir semua masyarakat Indonesia sangat antusias untuk mudik atau pulang kampung.

Banyak orang yang mudik menggunakan mobil, tetapi tak sedikit juga yang mudik menggunakan kereta api atau pesawat terbang. Dengan kedua transportasi tersebut, seseorang bisa sampai ke tempat tujuan walaupun jaraknya yang sangat jauh.

Jarak yang jauh, kemudian dapat dijangkau dengan transportasi kereta api atau pesawat terbang termasuk ke dalam kelompok konsep geografi keterjangkauan atau lebih dikenal dengan konsep keterjangkauan.

Penumpang kereta api atau pesawat terbang pastinya sudah memiliki alasannya tersendiri dalam memilih alat transportasi tersebut. Nah, supaya kamu tidak bingung untuk memilih pesawat terbang atau kereta api ketika mudik, maka perlu memahami perbedaannya.


Baca juga: Penemu Kereta Api


Perbandingan Kereta Api dan Pesawat Terbang

Untuk mengetahui perbedaan naik pesawat terbang dengan kereta api, maka kita akan membandingkan pesawat terbang dan kereta api.

Waktu Tempuh

Waktu tempuh menjadi hal yang akan dibandingkan antara kereta api dan pesawat terbang ketika mudi. Waktu tempuh pada kereta api biasanya 6-9 jam untuk perjalanan dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa Timur. Sementara itu, waktu tempuh ketika naik pesawat kurang lebih 30 menit sampai 1,5 jam tergantung jarak yang dituju ke pulau Jawa. Dari perbedaan waktu tempuh tersebut, maka kamu bisa memperkirakan lebih nyaman untuk naik kereta api atau naik pesawat terbang ketika ingin mudik.

Keamanan dalam Perjalanan

Perjalanan mudik harus sangat memerhatikan keamanan agar selamat sampai tujuan. Baik itu kereta api atau pesawat terbang sudah memiliki standar keamanannya masing-masing, sehingga penumpang tidak perlu khawatir ketika naik transportasi tersebut.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pada saat naik kereta api barang bawaan tetap harus dibawa dan diletakkan di atas pada tempat duduk, sehingga terkadang memenuhi ruangan penyimpanan yang ada di atas tempat duduk. Lain halnya, dengan naik pesawat terbang, barang bawaan kita bisa diletakkan di bagasi pesawat.

Peraturan

Setiap transportasi umum pastinya sudah memiliki standar peraturannya masing-masing, sehingga sebagai penumpang harus menaati setiap peraturan tersebut. Jika dibandingkan dari peraturan, pesawat terbang memiliki peraturan yang lebih ketat, salah satunya adalah larangan menyalakan sinyal telepon genggam. Selain itu, juga dilarang membawa cairan ke dalam kabin pesawat terbang.

Pemandangan saat Menempuh Perjalanan

Perbandingan kereta api dan pesawat terbang berikutnya adalah pemandangan. Bicara soal pemandangan pastinya sangat berbeda, pemandangan yang dilihat dari kereta api merupakan pemandangan daratan. Sedangkan pemandangan pesawat terbang adalah pemandangan dari udara. Jika kamu lebih suka pemandangan darat, maka mudik bisa menggunakan kereta api, begitu juga sebaliknya.

Harga

Hal yang terakhir yang menjadi perbandingan adalah harga. Betul sekali, harga bisa dibilang dapat menentukan pilihan seseorang untuk lebih memilih pesawat terbang atau kereta api. Harga tiket pesawat terbang pada saat mudik berkisar 700 ribu sampai jutaan rupiah. Sedangkan harga tiket kereta api ketika memasuki mudik lebaran, sekitar 200 ribu sampai 700 ribu rupiah.

Meskipun naik kereta api atau pesawat terbang banyak sekali perbedaannya, tetapi akan terbayarkan dengan bertemu keluarga yang ada di kampung. Oleh sebab itu, tak sedikit orang yang akan rela untuk mudik walaupun harga tiket kereta api atau pesawat terbang sedang mahal.

Setiap perbedaan ketika naik kereta api dan pesawat terbang, akan selalu memberikan kesan yang sulit untuk dilupakan. Selain itu, apapun transportasi yang digunakan saat mudik utamakan keselamatan dan juga menaati setiap peraturan yang telah berlaku terutama ketika naik transportasi umum.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kereta api dan pesawat terbang atau bahkan berbagai transportasi lain, mulai dari kegunaan hingga sejarah awal mulanya alat transportasi, buku Why? Transportation - Alat Transportasi dapat menjadi pilihan yang tepat dengan informasi yang dikemas dalam komik yang menarik!

Tunggu apa lagi, langsung saja pesan dan beli bukunya melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau