Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Sotong dan Cumi, Jangan Sampai Tertukar!

Kompas.com - 03/07/2022, 19:00 WIB
Perbedaan Sotong dan Cumi Sumber Gambar: Freepik.com Perbedaan Sotong dan Cumi
Rujukan artikel ini:
50 Resep Masakan Serba Ikan…
Pengarang: Lilly T. Erwin, Lily…
Penulis Okky Olivia
|
Editor Novia Putri Anindhita

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan dan potensi laut terbesar di dunia.

Kekayaan perairan inilah yang membuat Indonesia memiliki banyak jenis hewan laut yang bisa diolah menjadi hidangan lezat.

Beberapa diantaranya memiliki bentuk yang cenderung mirip dan sulit dibedakan oleh orang awam, misalnya seperti sotong dan cumi.

Kemiripan kedua hewan ini sering membuat banyak orang salah membeli, terlebih lagi rasanya pun hampir mirip jika sudah diolah.

Daripada hanya mengandalkan informasi dari pedagang di pasaran, akan lebih baik jika kamu mencari tahu sendiri mengenai perbedaan sotong dan cumi, untuk mengantisipasi adanya kesalahan saat membeli.

Berikut adalah beberapa perbedaan yang paling bisa terlihat dari sotong dan cumi.

Perbedaan Sotong dan Cumi

1. Dari Segi Bentuk

Pada umumnya, sotong memiliki bentuk tubuh yang panjang, agak pipih, dan melebar dengan ukuran tubuh yang juga jauh lebih besar dibandingkan cumi.

Selain itu, sotong memiliki bentuk sirip yang memanjang dari bagian leher sampai ke ekor, dengan bagian mata yang cukup besar dan memiliki 8 tentakel yang berguna untuk menghisap makanan.

Sedangkan cumi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan sotong, dengan bentuk tubuh yang panjang dan meruncing di bagian kepala.

Cumi memiliki sepasang sirip kecil di bagian ekornya, sepasang mata besar dan 10 tentakel yang digunakan untuk menghisap makanan.

2. Dari Segi Kerangka

Sotong dan cumi sebenarnya termasuk ke dalam jenis hewan yang tidak memiliki tulang punggung, namun tetap memiliki kerangka tulang lunak yang bisa membedakan keduanya.

Sotong memiliki kerangka tulang lunak yang berbentuk cangkang dan terletak secara memanjang di sepanjang tubuhnya.

Sedangkan kerangka tulang lunak cumi berada di tengah-tengah tubuhnya, berwarna bening dan bentuknya pipih, tulang ini harus lebih dulu dibersihkan sebelum dimasak.

3. Tinta dan Aromanya

Sotong dan cumi adalah hewan laut yang bertahan hidup dan melindungi dirinya dengan cara menyemprotkan tinta.

Walaupun sama-sama berwarna hitam, tinta sotong dan cumi ini ternyata memiliki bau yang berbeda.

Cumi memiliki tinta yang baunya lebih amis dibandingkan sotong, jika kamu tidak terlalu suka dengan bau amisnya, kamu bisa memilih sotong daripada cumi untuk kamu masak di rumah.

4. Kandungan Gizi

Walau terkesan mirip, baik sotong maupun cumi sebenarnya memiliki kandungan gizi yang berbeda.

Sotong banyak mengandung magnesium, zinc, zat besi, fosfor, dan banyak kandungan vitamin yang sangat berguna bagi kesehatan tulang.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sedangkan cumi lebih banyak mengandung magnesium, sodium, kalsium, asam lemak omega 3 yang sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Cara Memilih Sotong dan Cumi yang Segar

1. Perhatikan Ukuran dan Warnanya

Cumi yang segar biasanya memiliki ukuran sekitar 20 cm, berwarna putih dengan sedikit bintik hitam.

Sama halnya dengan sotong, kamu bisa pilih yang masih berwarna putih, jangan pernah memilih yang sudah berubah warna kemerahan atau keunguan karena itu sudah tidak segar.

2. Pilih yang Utuh dan Bersih

Cara paling mudah untuk mendapatkan sotong dan cumi yang masih segar adalah dengan memperhatikan permukaannya.

Pilihlah cumi dan sotong segar yang masih utuh dengan permukaan tubuh yang mengkilat, selain itu pastikan kalau keduanya bebas dari tinta agar tidak amis saat diolah.

3. Perhatikan Teksturnya

Saat pembelian, usahakan untuk memilih sotong dan cumi yang teksturnya kenyal dan tidak lembek atau berlendir.

Lembek, berlendir, dan beraroma menyengat adalah penanda bahwa sotong dan cumi tersebut sudah tidak dalam keadaan segar.

Selain sotong dan cumi, masih ada banyak sekali hewan laut yang juga memiliki kemiripan, hal ini menunjukkan bahwa perairan Indonesia memang terdiri dari jutaan kekayaan yang melimpah ruah.

Sebagai negara kepulauan, mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan laut setiap harinya, terbukti dari tingkat konsumsi ikan di Indonesia yang mencapai 56,39 kg/kapita atau sekitar 4% pada tahun lalu (sumber menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan).

Bagi kamu yang juga menyukai makanan laut, kamu bisa coba mengolah seafood menjadi berbagai jenis hidangan yang lezat.

Berbagai resepnya bisa kamu temukan dalam buku 50 Resep Masakan Serba Ikan Rendah Karbo karya Lili T. Erwin, dan buku Seri Teman Makan Nasi: Lauk Telur, Daging Ayam, dan Seafood Favorit Keluarga karya Indriani.

Selain cumi dan sotong, ikan adalah salah satu seafood yang menjadi favorit masyarakat Indonesia karena mengandung sumber protein yang bagus bagi kesehatan.

Buku 50 Resep Masakan Serba Ikan Rendah Karbo akan memberikan 50 serba serbi resep masakan yang mengandung bahan ikan, dengan penggunaan bumbu yang berbeda tergantung dari jenis ikan yang digunakan.

Sedangkan dalam buku Seri Teman Makan Nasi: Lauk Telur, Daging Ayam, dan Seafood Favorit Keluarga, kamu akan mendapatkan banyak resep makanan dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan teknik memasak yang sederhana, sangat cocok bagi kamu yang masih pemula dalam memasak.

Selain seafood, buku ini juga dilengkapi dengan menu lain seperti telur, ayam, dan bahan lain yang juga memiliki banyak kandungan gizi bagi tubuh.

Kedua buku ini bisa kamu beli dan dapatkan melalui Gramedia.com, dan versi e-booknya juga bisa kamu akses melalui Gramedia Digital.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com