Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 4 Cara Mendidik Anak, Cara Mana yang Kamu Gunakan?

Kompas.com - 27/06/2022, 10:04 WIB
Cara Mendidik Anak Sumber Gambar: Canva Cara Mendidik Anak
Rujukan artikel ini:
Parent-Things: Yang Terlewat Dari Parenting
Pengarang: Dhuha Hadiyansyah
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Terkadang orang tua merasa seperti mereka hanya berbicara kepada anak-anak mereka tentang satu hal, "Jangan lakukan ini, jangan lakukan itu!"

Namun, sebenarnya para psikolog memberikan tips bagaimana orang tua dapat mengajarkan aturan kepada anaknya tanpa harus menjelaskannya berulang kali.

Orang tua dapat mengadopsi salah satu dari empat cara mendidik anak, ditambah dengan informasi apa yang mereka sukai tentang sistem pengasuhan yang mereka terapkan, dan apa yang tidak ingin mereka adopsi dari orang tua mereka.

Sebagai orang tua, sangat disarankan untuk memiliki prinsip memadukan antara memenuhi kebutuhan anak dan menetapkan aturan, bahwa tidak semua yang anak inginkan sendiri itu baik untuk mereka.

Anak-anak perlu belajar apa yang merugikan mereka dan untuk mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

Inilah seni mengasuh anak.

4 Cara Mendidik Anak

Mengutip dari buku Parent-Things: Yang Terlewat Dari Parenting, setidaknya ada empat gaya orang tua membesarkan dan mendidik anak-anak mereka.

1. Diktaktor

Ciri dari orang tua tipe ini adalah mengedepankan hukuman kepada anak-anak yang dianggap tidak patuh.

Mereka memaksa anak-anaknya untuk patuh tanpa syarat, karena mereka menganggap yang paling tahu banyak hal dan berpengalaman.

Tipe yang mereka adopsi ini bukan karena mereka tidak sayang, tetapi karena cara pandang mereka tentang mendidik anak adalah dengan memberlakukan aturan ketat dan paksaan.

Anak-anak hanya cukup mematuhi peraturannya supaya menjadi orang yang sukses.

Pada praktiknya, tipe ini biasanya tidak memberikan anak kesempatan untuk meminta penjelasan yang memadai.

2. Autoritatif

Tipe yang kedua ini berharap anak-anak mereka mematuhi perintah, tetapi mereka juga responsif terhadap permintaan anak.

Perintah yang diberikan biasanya jelas dan detail, sehingga mereka mampu memberikan argumen mengapa anak harus melakukan ini atau melarang anak melakukan sesuatu.

3. Permisif

Orang tua yang memilih cara ini, menerapkan sedikit aturan dan memiliki sedikit konflik, karena kebutuhan anak selalu terpenuhi selama mereka senang.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Bahkan pada taraf tertentu, orang tua tipe ini membela dan menoleransi tindakan anak-anak meskipun melanggar aturan umum.

4. Demokratis

Cara terakhir dalam mendidik anak adalah demokratis.

Orang tua jenis ini melibatkan anak-anak dalam mengambil keputusan-keputusan penting.

Aturan-aturan keluarga akan dinegosiasikan dengan seluruh anggota.

Anak-anak memiliki suara yang dianggap sama dengan suara anggota keluarga lainnya.

Cara Mendidik Anak yang Banyak Dipilih oleh para Pakar

Pola pengasuhan yang secara umum lebih disukai oleh para pakar adalah tipe autoritatif, menurut para ahli dalam buku Parent-Child Relations.

Penulis buku Parent-Things: Yang Terlewat Dari Parenting, mengemukakan bahwa alasan para ahli, yakni Hisham Altalib, Abdul Hamid Abusulayman, dan Omar Altalib, memilih tipe autoritatif, karena tipe ini akan mengondisikan anak berada dalam aturan yang diawasi oleh orang dewasa.

Bagaimana pun, anak-anak selalu membutuhkan bimbingan orang dewasa, dan di saat yang sama, mereka perlu mendapatkan penjelasan yang detail serta memadai.

Pada intinya, sebagai orang tua, kita perlu memikirkan dan merenungkan alasan memilih, apakah pola yang dijalankan relevan dengan perkembangan zaman serta perkembangan jiwa anak, atau apa kekuatan dan kelemahan pola asuh yang sedang dikembangkan.

Berbicara tentang aturan yang diberlakukan di dalam pola pengasuhan, ternyata ketika kita memberlakukan suatu aturan kepada anak, ada aturan yang tidak boleh membelenggu anugerah asasi yang diberikan Tuhan kepada setiap individu.

Anugerah ini disebut oleh pakar keluarga Virgina Satir (1916-1988) sebagai lima kebebasan atau five freedom, antara lain:

  1. Kebebasan untuk mencermati
  2. Kebebasan mengutarakan pendapat
  3. Kebebasan merasakan
  4. Kebebasan untuk berkehendak
  5. Kebebasan beraktualisasi

Penjelasan detail dari masing-masing kebebasan di atas dapat kalian baca di dalam buku Parent-Things: Yang Terlewat Dari Parenting yang tidak hanya berfokus pada anak, tetapi juga pada kita sebagai orang tua yang akan menjalankan peran, seperti misalnya tentang luka lama kita yang belum sembuh di masa kecil.

Buku Parent-Things: Yang Terlewat Dari Parenting dapat kalian temukan di Gramedia.com atau di toko Gramedia terdekat di kotamu.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau