Ketika dihadapkan dengan masalah kesehatan mental, sebagian orang masih merasa bingung menentukan apakah mereka perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Meski kedua profesi ini sama-sama terlibat dalam penanganan masalah kejiwaan, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya yang penting untuk dipahami.
Psikolog dan psikiater memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, fokus penanganan yang unik, serta metode pengobatan yang spesifik.
Pemahaman akan perbedaan ini akan membantu individu untuk menentukan profesional kesehatan mental yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Simak penuturan lengkap perbedaan antara psikolog dan psikiater berikut ini.
Perbedaan Psikolog dan Psikiater
Psikolog dan psikiater adalah dua profesi yang sering dianggap sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
1. Latar Belakang Pendidikan
Psikolog:
Psikolog menempuh pendidikan khusus di bidang psikologi.
Umumnya mereka memiliki gelar sarjana (S1) dalam bidang psikologi yang ditempuh selama 4 tahun.
Setelah itu, mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti magister (S2) psikologi selama 2 tahun atau doktor (S3) psikologi selama 3-4 tahun.
Gelar-gelar tersebut memberikan landasan yang kuat bagi para psikolog untuk memahami, mendiagnosa, dan menangani berbagai permasalahan psikologis yang dialami individu.
Psikiater:
Psikiater terlebih dahulu menempuh pendidikan kedokteran umum selama 6 tahun untuk memperoleh gelar dokter (M.D. atau D.O.).
Setelah itu, mereka melanjutkan spesialisasi di bidang psikiatri selama 4 tahun.
Selama pendidikan spesialisasi, para psikiater mempelajari lebih dalam mengenai diagnosis, penyebab, dan penanganan berbagai gangguan mental dan emosional.
2. Fokus Penanganan
Psikolog:
Psikolog fokus pada aspek psikologis, perilaku, dan proses mental individu.
Mereka membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, trauma, permasalahan relasi, kesulitan belajar, dan isu-isu perkembangan lainnya.
Psikolog menangani masalah dengan pendekatan konseling, terapi dan psikoterapi untuk membantu individu mengatasi permasalahan mereka.
Psikiater:
Psikiater fokus pada aspek medis dan biologis dari gangguan mental.
Mereka dapat mendiagnosis berbagai gangguan mental, seperti depresi, bipolar, skizofrenia, gangguan kecemasan, dan lain-lain.
Selain itu, psikiater juga dapat meresepkan obat-obatan psikiatri yang dibutuhkan untuk mengatasi kondisi pasien.
Dengan latar belakang kedokteran, psikiater memiliki pemahaman yang mendalam mengenai mekanisme biologis dan neurokimia yang mendasari gangguan mental.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
3. Metode Pengobatan
Psikolog:
Psikolog menggunakan berbagai teknik-teknik psikologis untuk membantu pasien mencapai perubahan positif.
Mereka dapat melakukan konseling individual atau kelompok, terapi kognitif-perilaku, terapi keluarga, terapi seni, dan intervensi perilaku lainnya.
Psikiater:
Selain melakukan terapi psikologis, psikiater juga dapat menggunakan pendekatan medis dan biologis untuk menangani gangguan mental.
Mereka dapat meresepkan obat-obatan psikiatri, seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat suasana hati, untuk membantu mengatur ketidakseimbangan kimia otak yang menjadi penyebab gangguan mental.
4. Lisensi dan Perizinan
Psikolog:
Psikolog membutuhkan lisensi praktik dari lembaga terkait di bidang psikologi, seperti asosiasi psikologi nasional.
Untuk mendapatkan lisensi tersebut, psikolog harus menyelesaikan pendidikan psikologi minimal S1 dan lulus ujian sertifikasi.
Lisensi praktik psikolog juga harus diperbaharui secara berkala.
Psikiater:
Psikiater harus memiliki izin praktik sebagai dokter umum yang diperoleh setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran selama 6 tahun.
Setelah itu, mereka harus menjalani pendidikan spesialis psikiatri selama 4 tahun untuk mendapatkan sertifikat sebagai dokter spesialis psikiatri.
Baik izin praktik dokter umum maupun sertifikat spesialis psikiatri, keduanya harus diperbaharui secara berkala.
5. Kemampuan Memberi Resep dan Obat
Psikolog:
Psikolog tidak memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan.
Sebagai profesional di bidang kesehatan mental, psikolog berfokus pada terapi psikologis, seperti konseling, psikoterapi, dan intervensi perilaku.
Mereka bekerja untuk membantu pasien mengatasi masalah psikologis melalui teknik-teknik terapi non-medikamentosa.
Psikiater:
Berbeda dengan psikolog, psikiater memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan psikiatri bagi pasien mereka.
Sebagai dokter spesialis, psikiater memiliki pemahaman yang mendalam tentang farmakologi dan dapat mengevaluasi kebutuhan pengobatan bagi pasien yang mengalami gangguan mental atau emosional.
Nah, itulah perbedaan profesi psikolog dan psikiater yang perlu kamu ketahui.
Buku Self Theories: Wawasan Psikologi Terbaru tentang Motivasi, Kepribadian, dan Pengembangan Diri akan menjadi buku yang sangat relevan untuk dibaca.
Buku yang ditulis oleh Carol S. Dweck, Ph.d. ini akan menjelaskan secara rinci mengenai cara orang dalam berpikir dan bertindak, termasuk menjelaskan pola-pola motivasi adaptif dan maladaptif setiap orang, bagaimana pola tersebut terbentuk, hingga pengalaman apa saja yang kemudian menciptakan pola-pola tersebut.
Dalam buku ini dibahas mengenai orang (entitas vs inkremental) yang menentukan dua tujuan mereka (kinerja vs pembelajaran); mengajarkan cara terbaik dalam merespons kegagalan (pelatihan ulang atribusi) serta bagaimana menggeser mindset merasa berharga jika sukses dan terpuruk saat gagal (nilai diri kontingen) ke mindset produktif dan konstruktif (harga diri inkremental).
Yuk dapatkan buku Self Theories: Wawasan Psikologi Terbaru tentang Motivasi, Kepribadian, dan Pengembangan Diri karya Carol S. Dweck ini di Gramedia.com.