Angklung adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Alat musik tradisional ini dikenal sebagai alat musik yang berasal dari tanah Sunda yaitu Jawa Barat.
Berbeda dengan alat musik tradisional lainnya yang cara memainkannya dipukul atau ditiup. Cara memainkan angklung terbilang sangat unik, karena dilakukan dengan cara digetarkan atau digoyangkan.
Alat musik tradisional angklung ini terdiri dari dua, tiga, atau empat bambu yang memiliki susunan dua, tiga, dan empat nada.
Bambu yang biasanya digunakan untuk membuat angklung adalah awi wulung atau bambu hitam dan awi temen atau bambu putih.
Melansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, angklung sudah tercatat juga sebagai warisan budaya oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Sejarah Angklung
Dilansir dari situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Republik Indonesia, angklung adalah alat musik tradisional yang memiliki nada ganda yang sudah dikenal sejak abad ke-11.
Nama angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu angkleung-angkleung. Terdiri dari dua suku kata yaitu angka yang berarti nada dan lung yang berarti pecah.
Bunyi pada angklung sendiri dihasilkan oleh adanya benturan pada badan pipa bambu, sehingga dapat menghasilkan suatu bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran. Baik ukuran yang besar maupun yang kecil.
Permainan pada era abad ke-12 sampai ke-16 dilakukan demi pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang merupakan lambang dari Dewi Sri yaitu dewi kesuburan atau dewi padi.
Selain untuk pemujaan, kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda mengatakan bahwa alat musik ini dimainkan untuk memacu semangat para prajurit saat berperang.
Dalam perkembangannya, syair lagu-lagu banyak yang diiringi dengan bunyi tetabuhan yang terbuat dari batang bambu yang dibuat dengan sederhana, yang kita kenal dengan nama angklung.
Seiring perkembangan zaman, angklung masih digunakan sebagai alat musik untuk berbagai pertunjukan.
Setelah Proklamasi, pertunjukan angklung ini dilakukan oleh tokoh angklung nasional, yaitu Daeng Soetigna dalam Perundingan Linggarjati 1946.
Daeng Soetigna juga dikenal dengan julukan Bapak Angklung Indonesia. Sebab, ia berhasil menciptakan angklung dengan tangga nada diatonik, sehingga alat musik tersebut dapat dimainkan secara harmonis bersamaan dengan alat musik lainnya.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Usaha dalam melestarikan angklung sebagai alat musik tradisional ini dilanjutkan oleh sang murid, yaitu Udjo Ngalagena.
Seiring dengan kepopulerannya di mancanegara, maka akhirnya di tahun 2010, UNESCO menetapkan bahwa angklung sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Cara Memainkan Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional melodis yang menghasilkan bunyi jika digoyangkan. Bunyi tersebut berasal dari adanya benturan atau gesekan antara tabung dan bilah bambu yang dirangkai dengan sedemikian rupa. Berikut ini cara memainkan alat musik angklung:
1. Teknik getar atau kurulung
Teknik kurulung adalah cara yang biasanya digunakan untuk memainkan alat musik tradisional yang satu ini. Cara memainkan angklung dengan teknik ini adalah satu tangan memegang rangka angklung, sedangkan tangan yang lainnya menggoyangkan angklung.
Goyangkan angklung sesuai dengan nada yang diinginkan, hingga tabung-tabung pada bambu yang ada ini saling beradu dan mampu menghasilkan bunyi.
2. Teknik sentak atau cetok
Teknik cetok dalam permainan angklung dilakukan dengan cara menarik tabung dasar dengan cepat menggunakan jari ke telapak tangan. Teknik ini bisa menghasilkan bunyi satu kali saja atau staccato.
3. Teknik tengkep
Cara memainkan angklung dengan Teknik tengkep ini tidak jauh berbeda dengan Teknik kurulung. Adapun yang membedakannya adalah pada teknik tengkep ini salah satu tabung pada angklungnya ditahan menggunakan jari supaya tidak ikut bergetar.
Angklung menjadi alat musik tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia. Angklung berkembang dari sekadar alat musik tradisional yang tidak banyak orang ketahui, menjadi alat musik tradisional yang paling terkenal dari Indonesia.
Untuk bisa memperluas pengetahuanmu terkait alat musik tradisional khas Indonesia kamu bisa membaca buku. Salah satu buku yang bisa kamu baca adalah Ensiklopedia Negeriku: Alat Musik Tradisional.
Buku ini berisikan pengetahuan seputar alat musik tradisional yang terdapat dari berbagai penjuru provinsi yang ada di Indonesia. Selain itu, buku ini juga menyajikan ilustrasi yang lucu dan menarik, sehingga tidak akan bosan untuk membacanya.
Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.