Dalam sebuah keluarga, anak adalah bagian paling penting dan paling membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, karena berkat kasih sayang inilah anak bisa tumbuh dengan baik dan bahagia.
Oleh karena itu, para orang tua harus sebisa mungkin memberikan kasih sayang yang tulus kepada anaknya, sesibuk apapun mereka.
Bentuk kasih sayang sebenarnya bisa ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti menyempatkan diri untuk bermain dan belajar bersama anak, yang nantinya akan membantu membangun hubungan keluarga yang lebih harmonis.
Perhatian dan kasih sayang memang menjadi aspek yang penting dalam kehidupan, saat orang tua kurang dalam memberikan kasih sayang, anak adalah orang pertama yang akan menjadi korban.
Tapi sayangnya, masih banyak sekali orang tua yang tidak memberikan kasih sayang yang cukup atau bahkan melakukan kekerasan pada anaknya sendiri, yang bisa menimbulkan rasa trauma dan memengaruhi kondisi mental sang anak.
Hal inilah yang menjadi tema utama dalam buku Di Tanah Lada yang ditulis oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie atau lebih dikenal dengan nama Ziggy Z.
Buku ini mengambil sudut pandang tentang bagaimana perlakuan kasar orang tua kepada anak akan berdampak besar dan membuat anak bingung harus berbuat apa, serta membuatnya kehilangan arah dalam hidup.
Melalui buku ini, penulis sukses menggambarkan bagaimana buruknya dampak dari kekerasan orang tua terhadap anak, sekaligus berhasil memberikan gambaran apa yang dirasakan anak saat melihat orang tuanya tidak bisa memperlakukannya dengan baik.
Mengisahkan tentang kehidupan Ava, seorang anak kecil berusia enam tahun yang hobi membaca kamus dan tinggal bersama papa dan mama yang hubungannya juga tidak terlalu harmonis.
Papa Ava digambarkan sebagai sosok ‘hantu’ yang kejam, pemarah, dan suka melakukan kekerasan pada Ava dan mama, yang membuat suasana rumah mereka jadi tidak nyaman.
Untuk mengalihkan perhatian pada perlakuan papanya, Ava lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca kamus pemberian Kakek Kia, manusia baik hati yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengan papa.
Tapi sayangnya, kisah Kakek Kia tidak terlalu banyak diceritakan karena ia hanya muncul sedikit sebelum akhirnya ia berpulang karena sakit.
Setelah prosesi pemakaman selesai, papa Ava bersorak gembira karena ia bisa menikmati banyak warisan yang membuatnya bisa membeli apapun yang ia mau.
Tanpa adanya persetujuan dari siapapun, papa Ava menjual rumahnya kemudian mengajak mama dan Ava untuk pindah ke Rusun Nero, sebuah rusun yang sebenarnya tidak layak disebut tempat tinggal karena lokasinya yang kumuh dan sempit, serta letaknya yang ternyata dekat dengan tempat judi, tempat favorit Papa Ava.
Di tempat tinggal baru, papa Ava jadi semakin sering marah dan bertindak kasar pada mama dan Ava, yang akhirnya membuat Ava memilih untuk pergi keluar rumah dan mencari udara segar.
Di dekat rusun, ia tidak sengaja bertemu seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang membawa gitar, kepada Ava ia memperkenalkan dirinya sebagai P.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Namanya memang hanya satu huruf dan akan kamu temukan alasannya saat kamu membaca buku ini.
Tapi sejak pertemuan pertama itu, mereka berubah menjadi sahabat dekat yang saling berbagi cerita.
Saat itu, Ava baru menyadari bahwa P juga mengalami hal yang sama dengannya.
Ayah P adalah sosok ayah yang kejam dan suka menyiksa P, perangainya sangat mirip sekali dengan papa Ava.
Kesamaan nasib inilah yang membuat hubungan pertemanan mereka menjadi semakin erat.
Ava si anak yang selalu penasaran dan P si anak yang serba tahu, mengisi hari-harinya dengan membahas banyak hal, bahkan hal-hal yang harusnya tidak dipikirkan oleh anak-anak seusia mereka.
Setelah lama tinggal di Rusun Nero, banyak kejadian yang datang silih berganti yang memaksa Ava dan P pergi jauh di luar dari lingkungan rusun, dan pada akhirnya mereka menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ada di benak mereka.
Novel ini berhasil membuat pikiran dan perasaan pembaca jadi campur aduk.
Senang melihat tingkah anak-anak yang lugu, sekaligus marah saat mereka harus mendapatkan perlakuan kasar, bahkan dari orang yang seharusnya memberikan mereka perlindungan.
Walaupun sudah banyak sekali novel yang mengangkat tema kekerasan dalam keluarga, tapi novel ini terasa unik dan berbeda karena ceritanya diambil dari sudut pandang anak kecil yang bahkan belum bisa memahami arti kehidupan yang sesungguhnya.
Alur dan dialog dalam novel ini juga disusun dengan rapih dan sukses membuat para pembaca memahami setiap makna yang ingin disampaikan oleh penulis dalam setiap babnya.
Selain itu, Ziggy dalam novel ini juga sangat berhasil mengajak pembaca untuk ikut masuk ke dunia yang ditinggali Ava dan P, yang akhirnya membuat kita bertanya-tanya, akhir seperti apa yang tepat untuk mengakhiri kisah mereka yang pilu?
Lewat buku ini, kita akan memahami bahwa kehidupan memang tidak selalu berjalan sesuai dengan skenario kita, tapi kita sebagai manusia harus tetap menjalaninya dengan tenang dan bahagia, sama seperti Ava dan P yang selalu tersenyum bahagia.
Bagi kamu yang tertarik untuk mengikuti petualangan anak-anak manis ini, kamu bisa membeli buku Di Tanah Lada di Gramedia.com, atau kamu juga bisa membaca versi e-booknya di Gramedia Digital.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.