Beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan tiga orang anak yang menitipkan ibu yang sudah lanjut usia ke panti jompo.
Masyarakat kebanyakan mengecam perlakuan anak-anak yang sudah dewasa dan memiliki tanggung jawab sendiri itu.
Beberapa menilai betapa tidak bijak tindakan pemilik panti yang mengunggah surat penyerahan dari anak-anak tersebut ke media sosial.
Beberapa ada yang responsif menggunakan privilese dan mendonasikan dana untuk sang ibu dan panti jompo.
Benarkah menitipkan orangtua ke panti jompo itu berarti durhaka? Kondisi sosial inilah yang ingin ditangkap oleh novel Metropop: Saat-saat Jauh.
Seplia ingin menjabarkan betapa keputusan untuk merawat orangtua itu punya latar belakang yang begitu luas dan rumit.
Namun, standar moral di masyarakat yang seragam membuat orang-orang yang mengambil keputusan di luar standar tersebut memikul rasa bersalah yang begitu besar.
Belakangan ini sering sekali kita mendengar istilah toxic parents yang berujung pada anak-anak yang membuat boundaries sedemikian rupa agar orangtua mereka tidak mengganggu kondisi kesehatan mental.
Tak dimungkiri, orangtua seperti itu memang ada.
Anak-anak mereka pun kewalahan sehingga tak mau lagi mengurus para orangtua itu.
Ada juga anak-anak yang terjepit kondisi ekonominya.
Jangankan untuk merawat orangtua, untuk menyambung hidup sendiri dan keluarga kecil saja sudah kembang kempis.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Generasi roti lapis atau sandwich generation ini lah yang pada akhirnya terjebak antara mempertahankan keberlangsungan hidup atau standar moral.
Beberapa memiliki privilese untuk memilih kehidupan yang nyaman saat lanjut usia.
Mudah saja bagi mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah dengan caregiver yang berpengalaman, atau justru sengaja mendaftarkan diri ke panti jompo atau rumah senior dengan alasan ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang seumuran agar tidak kesepian.
Berbagai variabel yang mendasari keputusan merawat orangtua tersebut sejatinya tidak membuat kita begitu mudah menghakimi kondisi orang lain.
Selama tidak merugikan orang lain, biarlah keputusan-keputusan tersebut menjadi hak orangtua dan anak-anaknya.
Jika kita bisa membantu, maka ulurkanlah tangan.
Jika tidak, maka sebijaknya lah kita dalam menyikapi keputusan mereka.
Novel Saat-saat Jauh tidak hanya menyorot kondisi sosial tentang keberadaan lansia yang seringnya dikatakan sebagai beban bagi anak-anak mereka.
Cerita ini juga mengangkat pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan saat memilih pasangan, rasa tidak percaya diri akan pencapaian karier, dan terutama proses mengejar dan mempertahankan mimpi.
Novel ini sudah terbit tanggal 17 November 2021 dan bisa didapatkan di toko buku Gramedia, Gramedia.com ataupun di toko buku online.
Daparkan juga gratis voucher diskon yang bisa digunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk dapatkan vouchernya.